Bela Viktor, Nusron sebut kalau dukung Pancasila setuju HTI bubar
Merdeka.com - Korbid Pemenangan Pemilu Partai Golkar Indonesia I (Jawa-Sumatra), Nusron Wahid menilai tidak perlu membesar-besarkan pidato Ketua Fraksi NasDem di DPR Viktor B Laiskodat. Menurut Nusron, anggap saja itu sebagai pidato internal NasDem yang memang ditujukan untuk konstituennya.
Justru menurut Nusron, kalau memang partai-partai itu semua mendukung Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945, sebaiknya dibuktikan secara kongkret di lapangan, jangan hanya jargon. "Salah satu bukti itu ya mendukung pembubaran HTI. Sebab pengingkaran HTI terhadap Pancasila itu nyata," kata Nusron, Sabtu (5/8).
Nusron mengungkapkan, dalam doktrin dakwahnya yang dimunculkan di situs website resmi maupun ajaran resminya, HTI menganggap Pancasila itu tidak sesuai dengan Islam. Kalau sudah tidak percaya dan tidak mengakui Pancasila sebagai falsafah negara, kata Nusron, berarti juga tidak mengakui UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Kalau sudah tidak mengakui itu konstitusi, berarti juga tidak mengakui UU sebagai turunan konstitusi.
"Terus atas dasar apa kita membela HTI wong dia tidak mengakui segala produk falsafah, konstitusi dan UU yang ada," ujarnya.
Nusron melanjutkan, semua pihak tentu senang karena semua partai berlomba-lomba mengaku Pancasilais dan Nasionalis serta Pro NKRI. "Tetapi kok anehnya ada pihak-pihak yang mengaku Pancasilais justru keberatan dan membela mati-matian HTI yang jelas-jelas antiPancasila," tukasnya.
"Kita bahagia dan bisa tidur nyenyak, sebab semua partai mengaku pro NKRI dan mengatakan NKRI harga mati. Plong dan lega rasanya. Tetapi kok anehnya mati-matian bela HTI ketika dibubarkan, dengan dalih apapun," tambahnya.
Padahal, ajaran HTI adalah Khilafah Islamiyah (negara berbasis Islam secara global dan mendunia). Kalau setuju khilafah, berarti Indonesia itu tidak berdaulat. NKRI jadinya tidak ada. Artinya, Indonesia hanya menjadi negara filial atau cabang atau bagian dari khilafah islamiyah secara global yang akan dibuat oleh Hizbut Tahrir secara nasional tidak hanya di Indonesia.
"Negara baru yang kecil seperti Timor Leste saja ingin berdaulat sendiri kok, masak Indonesia yang besar dan berdaulat ini, mau dijadikan subordinasi khilafah Islamiyah globaliyah itu. Tidak bisa. Indonesia harus tegak dan berdiri secara utuh dalam konsepsi NKRI," tegas Nusron.
"Masalah ajaran khilafah Islamiyah yang sudah dikampanyekan dengan agitasi dan tindakan nyata ini, sudah menyangkut fundamental negara. Kok masih dilihat dengan sudut pandang permainan politik," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto balas menyentil Jenderal Dudung yang menanggapi ucapan Megawati Soekarnoputri soal netralitas TNI.
Baca SelengkapnyaBamsoet mengawali pidatonya dengan menyampaikan pantun soal koalisi Pilpres 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ratusan pendukung calon Anggota DPR RI Partai NasDem Dapil NTT II, Ratu Wulla menggelar aksi seribu lilin atas mundurnya Ratu Wulla
Baca SelengkapnyaSelain Hadi, ada nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, yang juga dilantik hari ini.
Baca SelengkapnyaMenurut Bamsoet, MPR diubah kedudukannya sehingga tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara.
Baca SelengkapnyaDalam waktu 8 hari akan diselenggarakan Pemilu 2024 untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR/DPD/DPRD Provinsi.
Baca SelengkapnyaHasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
Baca SelengkapnyaPendukung paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud yang tergabung dalam Progresif nonton bareng debat Capres dengan pendukung paslon 01 Anies-Cak Imin.
Baca Selengkapnya