Asal Usul Munculnya Kampung dan Hingga Warung Rusia di Bali
Merdeka.com - Konsul Kehormatan Rusia di Bali, Gede Dharma Wijaya membenarkan ada kampung Rusia di wilayah Canggu dan Ubud di Bali. Meskipun dia merahasiakan lokasi persis kampung Rusia tersebut.
Menurutnya, kampung yang diisi WNA biasanya muncul karena ketika warga negara tersebut berlibur ke negara lain. Biasanya mereka senang berkumpul dan mengontrak villa atau rumah. Kemudian dilakukan terus menerus. Itu pula yang dilakukan turis Rusia ketika berlibur ke Bali.
"Mereka senang berkumpul terutama sesama mereka. Jadi orang Rusia itu, kalau ke sini atau ke negara lain mereka pasti mencari orang Rusia. Lalu mereka kontrak vila, nyewa vila, tinggal di apartemen ataupun dia ngontrak rumah, nah dia pasti menginformasikan kepada temannya," kata Wijaya, saat dihubungi Selasa (21/3).
"Mereka ajakan-ajakannya," katanya.
Menyewa Villa Mewah
Biasanya, warga Rusia yang mampu akan mengontrak vila yang bagus. Bagi WN Rusia kelas bawah biasanya hanya menyewa vila sederhana.
Mereka kemudian menginformasikan tempat tinggal mereka pada WN Rusia yang akan berlibur ke Bali. Biasanya, mereka memilih menyewa vila di wilayah Ubud dan di Canggu. Dari situlah kemudian WNA ini menyematkan nama kampung Rusia untuk mempermudah rekannya ketika tiba di Bali.
"Mereka sendiri yang menyebut kampung Rusia, bukan kita yang menanamkan. Mereka yang menyebut bahwa saya tinggal di (kampung Rusia) karena ada orang-orang Rusia di sana, ngumpul di sana, seolah-olah ada kampung Rusia di sana. Dan penduduk setempat di sana atau sekitaran sana mereka ikut-ikutan menyebut bahwa ada kampung Rusia," ujarnya.
"Mereka itu, menggampangkan masalah antar teman mereka. Nanti juga dia kirim email ke teman-temannya, kamu di mana di kampung Rusia Ubud gitu saja pendek. Sehingga, dikenal oleh driver-driver setempat atau orang penyewaan sepeda motor dan lain sebagainya menggampangkan juga, menyebut alamatnya di kampung Rusia tinggalnya," jelasnya.
Di Ubud dan Canggu, WN Rusia itu menyewa beberapa vila yang berdekatan atau berderetan. Jadi mereka tak menghuni di satu tempat yang sama.
"Tidak satu kelompok, ada beberapa rumah berderet dikontrak oleh mereka, ada di tengah sawah misalnya dikontrak oleh mereka. Jadi berdekat-dekatan," ujarnya.
Sudah Ada Sejak Lama
Ia memastikan keberadaan kampung Rusia sudah ada sejak lama. Dia juga merasa WN Rusia yang hidup di Bali tak meng-eksklusifkan diri. Tapi dia akuinya, vila yang mereka sewa rata-rata cukup bagus, sehingga mengesankan hidup mewah meski seorang turis.
"Kebetulan rumah yang disewa bagus dan kebetulan rumah tetangganya itu biasa. Sehingga masyarakat di sana menganggap bahwa kehidupan mereka eksklusif," katanya.
Ia kembali menegaskan, istilah kampung Rusia sebenarnya sudah lama. Tak hanya perkampungan, ada juga penyebutan warung Rusia karena biasanya WN Rusia bila nongkrong akan mendatangi warung tersebut.
" Istilah itu dari dulu, hebohnya baru sekarang semenjak adanya pelanggaran-pelanggaran lalu lintas. Selain ada kampung Rusia yang sering dikunjungi warung-warung oleh orang Rusia, disebut di warung Rusia. Padahal yang punya orang-orang kita. Kan itu menggampangkan saja karena teman-temannya pada kumpul di sana," ujarnya menjelaskan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pria WN Rusia, LK (51) ditangkap petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja, Bali, karena kerap bikin onar dan meresahkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPetugas Imigrasi mendeportasi WN Rusia berinisial DL (36). Dia diketahui melakukan penggelapan pajak skala besar di negaranya lalu sembunyi di Bali.
Baca SelengkapnyaBule Rusia ditangkap Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Kuta, Bali. Dia ditangkap karena melakukan perusakan di restoran pakai kapak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dengan pungutan wisman itu, Pemprov Bali memiliki ruang fiskal termasuk untuk membenahi daya tarik wisata, infrastruktur, jalan hingga promosi pariwisata.
Baca SelengkapnyaPulau Bali tampaknya masih menjadi destinasi wisata favorit para pelancong dari dalam hingga luar negeri.
Baca SelengkapnyaPungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.
Baca SelengkapnyaPetugas menyebutkan, terkait adanya kemacetan di jalur menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai terus memonitor kecepatan in-out kendaraan.
Baca SelengkapnyaHari normal, desa Penglipuran di Bali dikunjungi 2.000-3.000 orang per hari . Saat Lebaran, mencapai 6.000 orang per hari.
Baca SelengkapnyaSalah satu daya tarik utama Bali adalah pantainya yang memukau.
Baca Selengkapnya