Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

13 Tahun kisruh Keraton Solo seolah tak berujung

13 Tahun kisruh Keraton Solo seolah tak berujung Foto keraton surakarta. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Konflik internal yang terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat hingga saat ini belum menemui kejelasan. Berbagai upaya perdamaian dan mediasi yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo saat menjabat sebagai Wali Kota Solo hingga Presiden RI, belum menemui hasil.

Jika dulu konflik bermuara pada perebutan tahta, dengan munculnya raja kembar, kini raja kembar yang sudah bersatu justru menghadapi masalah yang lebih pelik. Sang raja dan kembarannya yang diangkat menjadi mahapatih tak bisa bertahta. Lantaran pertikaian dengan keluarga lainnya yang tak ingin keraton dikuasai orang yang dianggap tak cakap meneruskan keraton peninggalan dinasti Mataram Islam itu.

Konflik di Keraton Surakarta berawal sejak tahun 2004 silam, saat mangkatnya Paku Buwono XII pada 12 Juni. Tak adanya permaisuri dan putra mahkota yang akan mewarisi tahta, membuat keraton yang ada di pusat Kota Solo tersebut mengalami gonjang ganjing.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari kerabat keraton, Raja Paku Buwono XII sendiri selama bertahta memiliki 6 istri selir, tanpa istri permaisuri. Dari 6 istri tersebut, PB XII memiliki 35 anak. Namun dari jumlah tersebut, tak satupun yang diangkat menjadi putra mahkota. Namun dalam tradisi dan adat keraton Jawa, anak laki-laki tertua yang berhak menggantikan raja.

Saat itulah genderang perebutan tahta di Keraton Surakarta ditabuh. Dua kubu antara Hangabehi dan Tedjowulan yang berbeda ibu, saling mendeklarasikan diri sebagai Paku Buwono XIII.

Pada 31 Agustus 2004, Hangabehi (69), putra tertua dari selir ketiga raja yang didukung kerabat lainnya mendeklarasikan diri sebagai PB XIII dari dalam keraton. Hangabehi merasa dirinya yang paling berhak mewarisi tahta kerajaan menggantikan ayahnya.

Tiga bulan kemudian, atau tepatnya pada 9 November 2004, Tedjowulan (63) yang saat itu masih aktif sebagai anggota TNI berpangkat Letkol (Inf) menyatakan diri keluar dari keraton dan mengukuhkan dirinya sebagai PB XIII. Yakni di Dalem Sasana Purnama, Kotta Barat, Kelurahan Mangkubumen atau sekitar 5 kilometer dari keraton. Pengukuhan Tedjowulan sebagai raja memang dilakukan diluar keraton, karena kubu Hangabehi menggembok pintu keraton dari dalam.

"Jadi sesuai adat yang ada di keraton dan dhawuh (perintah) sinuhun PB XII, putra tertua dari selir yang berhak diangkat menjadi raja. Dari selir manapun asal tertua. Hangabehi putra tertua dari selir ketiga oleh Lembaga Adat dinonatkan sebagai raja dengan gelar KGPH Hangabehi. Jadi bukan mengukuhkan diri," ujar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA) Winarna Kusuma, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta kepada merdeka.com.

Sejak adanya raja kembar itulah konflik keluarga Keraton Surakarta muncul hingga sekarang. Meskipun konflik saat ini sudah bergeser kepentingan dan kubu yang berseteru.

Perseteruan Raja Kembar di Surakarta tahun 2012 pernah diupayakan rekonsiliasi oleh Wali Kota Solo saat itu, Joko Widodo (Jokowi) dan anggota DPR Mooryati Sudibyo, di Jakarta. Kedua kubu sepakat berdamai dan menandatangani akta rekonsiliasi. Hangabehi yang merupakan putra tertua PB XII tetap menjadi raja, sementara Tedjowulan diangkat menjadi mahapatih dengan gelar KGPH (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo) Panembahan Agung.

Kendati sudah dilakukan rekonsiliasi, tak lantas membuat perselisihan di keraton selesai. Pasalnya selama 3 tahun menjadi raja Hangabehi dianggap melakukan sejumlah pelanggaran berat. Sehingga Lembaga Adat Keraton memberhentikan sang raja. Sebagai gantinya, Lembaga Adat mengangkat GPH Puger sebagai Plt raja.

"Pengangkatan Plt seperti ini pernah dilakukan saat PB X. Kalau sekarang ini, memang Hangabehi melakukan banyak pelanggaran. Pelanggaran berat dilakukan saat menghentikan gaji abdi dalem," terang Kanjeng Win, panggilan akrab KPA Winarna Kusuma.

Pelanggaran lain yang juga dilakukan Hangabehi sebagai raja, jelas Kanjeng Win diantaranya, dia tidak pernah menjalankan atau mengikuti upacara adat, mengangkat pemberontak menjadi pejabat dan melakukan tindak asusila. Tindakan asusila tersebut dianggap sebagai pelanggaran berat dan memalukan.

Seperti diketahui beberapa waktu lalu, PB XIII tersangkut tindak pelecehan seksual yang mengakibatkan seorang siswi SMK hamil hingga melahirkan. Namun kasus yang ditangani Polres Sukoharjo dihentikan, lantaran Hangabehi mengalami sakit permanen.

Meski telah dipecat, namun Hangabehi tetap tak bergeming. Ia tak mau melepaskan jabatannya sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Bersama Tedjowulan dan kerabat lainnya, seperti GPH Suryo Wicaksono, GPH Benowo dan GPH Dipokusumo, Hangabehi yang tersingkir dari keraton dan menempati Sasana Narendra menggalang kekuatan untuk melawan Lembaga Dewan Adat yang menguasai keraton.

Praktis selama perpecahan itu Hangabehi yang sudah bersatu dengan Tedjowulan tak bisa bertahta di Sasana Sewaka. Dia juga selama bertahun-tahun tak bisa mengikuti upacara adat keraton. Seperti kirab 1 Suro dan Tingalan Dalem Jumenengan atau upacara peringatan naik tahta.

Lembaga Dewan Adat yang didukung oleh GKR Wandansari, GKRAy Koes Moertiyah, GKR Retno Dumilah, GKR Indriyah serta putri PB XIII, GKR Timur Rumbai Kusumadewayanti dan lainnya melarang raja dan pendukungnya memasuki keraton. Sejumlah akses raja menuju gedung utama keraton dikunci dan ditutup dengan pagar pembatas.

"Sebenarnya tidak ada perselisihan di keraton, tidak ada kubu-kubuan. Sebagai pelaksana adat, kita memberikan sanksi kepada raja yang telah melakukan pelanggaran. Kita kucilkan raja agar bertobat dan kembali mentaati adat keraton," tegas Kanjeng Win.

Kini menjelang ulang tahun naik tahta PB XIII yang ke 13, suasana keraton kembali memanas. Disatu sisi, kubu Lembaga Dewan Adat yang dikomandani oleh GKR Wandansari ingin tetap menjalankan upacara adat Jumenengan mesti tanpa kehadiran raja. Di kubu lain, PB XIII Hangabehi pun ingin melaksanakan ulang tahun naik tahta atau Tingalan Jumenengan di Sasana Sewaka tempat singgasana raja.

Upaya perdamaian, mempersatukan kedua kubu nampaknya sulit dilakukan. Utusan presiden, yakni Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan anggota Watimpres, Jenderal Purn Subagyo HS masih melakukan upaya rekonsiliasi. Namun upaya kedua utusan tersebut baru pada tataran menampung aspirasi kedua kubu.

"Kami tampung dulu masukan dari Gusti Puger dan PB XIII. Hasilnya akan saya sampaikan ke Presiden Jokowi, setelah itu baru kita umumkan keputusannya," tutup Subagyo HS.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari

Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari

Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.

Baca Selengkapnya
Tak Hadiri Sidang Putusan Sengketa Pilpres, Gibran Ngantor di Balai Kota Solo

Tak Hadiri Sidang Putusan Sengketa Pilpres, Gibran Ngantor di Balai Kota Solo

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu memilih menjalankan tugasnya sebagai Wali Kota Solo.

Baca Selengkapnya
Respons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar

Respons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Rumah Kuno di Salatiga Ini Jadi Saksi Bisu Pertemuan Pertama Presiden Soekarno dengan Istri Keempatnya, Begini Penampakannya

Rumah Kuno di Salatiga Ini Jadi Saksi Bisu Pertemuan Pertama Presiden Soekarno dengan Istri Keempatnya, Begini Penampakannya

Warga setempat mengaku pernah melihat sesosok menyerupai Bung Karno di rumah tersebut

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan HB X

Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan HB X

Pertemuan tertutup tersebut dilakukan di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).

Baca Selengkapnya
Soal Jatah Kursi Menteri Pemerintahan Mendatang, PAN Singgung Hubungan Baik dengan Prabowo

Soal Jatah Kursi Menteri Pemerintahan Mendatang, PAN Singgung Hubungan Baik dengan Prabowo

Dirinya mengungkapkan, jika ketua umum partainya sudah melakukan komunikasi dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sindir Kantor Pemda Dicat Sesuai Warna Parpol Penguasa

Jokowi Sindir Kantor Pemda Dicat Sesuai Warna Parpol Penguasa

Menurut Jokowi, setiap daerah harus menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar setiap daerah memiliki perbedaan.

Baca Selengkapnya
JK Kritik Netralitas Jokowi di Pilpres 2024, Ini Respons Istana

JK Kritik Netralitas Jokowi di Pilpres 2024, Ini Respons Istana

JK menyatakan bahwa semua pejabat sampai kepala pemerintah, presiden turut diambil sumpahnya agar berlaku adil bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Selamatkan Ndalem Sasono Mulyo, Keluarga Keraton Surakarta Saweran

Selamatkan Ndalem Sasono Mulyo, Keluarga Keraton Surakarta Saweran

Pemkot Solo dan Kementerian PUPR lebih memprioritaskan Alun-alun Utara dan Selatan untuk revitalisasi awal.

Baca Selengkapnya