Sosok Kiai Mahrus Aly Lirboyo, Pejuang Kemerdekaan Rasakan Duka Mendalam Sepeninggal Sang Istri
Ulama karismatik ini punya sisi lain yang unik.
Ulama karismatik ini punya sisi lain yang unik.
Kiai Mahrus anak bungsu dari sembilan bersaudara. Sejak kecil ia banyak diasuh oleh kakak-kakaknya, terutama Kiai Afifi. Mahrus kecil juga belajar agama kepada ayahnya di surau pesantren milik keluarga. Saat kecil Kiai Mahrus dikenal dengan nama Rusydi. Sifat kepemimpinan Rusydi sudah tampak sejak kecil. Benar saja, Rusydi tumbuh menjadi seorang ulama yang sangat dihormati masyarakat, terutama oleh kalangan Nahdliyin.
Saat berusia 18 tahun, Kiai Mahrus menimba ilmu di Pesantren Panggung, Tegal, Jawa Tengah yang kala itu diasuh kakak iparnya, Kiai Mukhlas. Di sana kepandaiannya belajar ilmu Nahwu semakin teruji. Selain belajar ilmu agama, Kiai Mahrus juga belajar silat ke Kiai Balya, seorang ulama jawara pencak silat asal Tegal Gubug, Cirebon. Selanjutnya, pada 1927 saat masih mondok di Tegal, Kiai Mahrus menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Pada 1936, Kiai Mahrus berpindah ke Pesantren Lirboyo, Kediri. Ia yang berniat awal nyantri justru diangkat jadi pengasuh ponpes karena keilmuannya.
Pada 1938, Kiai Mahrus dijodohkan dengan putri Kiai Abdul Karim yang bernama Zaenab. Beberapa tahun kemudian, Kiai Abdul Karim mengutus Kiai Mahrus membangun kediaman di sebelah timur kompleks Ponpes Lirboyo. Sepeninggal Kiai Abdul Karim, Kiai Mahrus bersama Kiai Marzuqi Dahlan meneruskan tampuk kepemimpinan Ponpes Lirboyo. Pesantren Lirboyo berkembang pesat di bawah asuhan kedua kiai tersebut. Banyak santri berduyun-duyun menuntut ilmu ke sana.
Kiai Mahrus bukan ulama biasa, ia juga pejuang kemerdekaan. Dikutip dari liputan6.com, ia mengirim puluhan santri Lirboyo pilihannya untuk menumpas tentara sekutu di Kota Surabaya.
Kehilangan sang istri Nyai Zaenab pada 4 Maret 1985 jadi duka mendalam bagi Kiai Mahrus. Nyai Zaenab meninggal karena tumor kandungan yang sudah lama beliau derita.
Sepeninggal sang istri, kesehatan Kiai Mahrus mulai terganggu. Bahkan banyak orang tidak tega melihat pengasuh Pesantren Lirboyo itu terus-menerus larut dalam kedukaan. Mereka menyarankan Kiai Mahrus Aly menikah lagi supaya ada yang mengurus, namun beliau menolak dengan sopan. Pada 18 Mei 1985, kesehatan Kiai Mahrus benar-benar terganggu. Setelah opname selama 4 hari di RS Bhayangkara Kediri, ia dirujuk ke RS Dr. Soetomo, Surabaya.
Delapan hari setelah dirawat di RS dr Soetomo Surabaya, yakni pada 26 Mei 1985, Kiai Mahrus mengembuskan napas terakhirnya. Beliau wafat pada usia 78 tahun. (Foto: Freepik mdjaf)
Pria berinisial AA cekcok dengan istrinya D karena dicueki ketika pulang ke rumah. Sang istri didorong hingga terjatuh dan akhirnya meninggal.
Baca SelengkapnyaSuami korban yang baru selesai salat Dzuhur histeris melihat istrinya bersimbah darah. Sementara pelaku langsung kabur.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan, pelaku merasa sakit hati kepada korban, hingga niat untuk membunuh.
Baca SelengkapnyaDiketahui, istrinya meninggal bersama bayi yang sedang dikandungnya
Baca SelengkapnyaPelaku bekerja sebagai penjaga kost. Ketika itu, ada penghuni yang pergoki pelaku menarik N ke kamar kost.
Baca SelengkapnyaSebelum melakukan kekejian itu, pelaku diduga sengaja membeli pisau dapur.
Baca SelengkapnyaThisia Halijam merayakan ulang tahun ke 24, ia merupakan istri dari Agustiar Sabran mantan suami dari Ussy Sulistiawaty. Thisia mendapat kejutan dari si suami
Baca SelengkapnyaGeger satu keluarga saling bacok memakai senjata tajam di Desa Batu Putih, Ogan Komering Ulu
Baca SelengkapnyaPengusutan kematian bapak dan anak itu menunggu hasil pemeriksaan kesehatan sang istri.
Baca Selengkapnya