
Lobi Penjajah agar Tak Sewenang-Wenang pada Rakyat Jawa Timur, Begini Sosok Gubernur Suryo
Ia dikenal sebagai pelindung rakyat.
Ia dikenal sebagai pelindung rakyat.
Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau yang dikenal dengan Gubernur Suryo punya rekam jejak panjang di dunia pemerintahan. Sebelum diangkat menjadi gubernur pertama Jawa Timur, ia pernah menjabat Bupati Magetan dan Su Cho Kan Bojonegoro.
(Foto: Wikipedia)
Dua bulan pasca kemerdekaan Indonesia, Gubernur Suryo membuat perjanjian genjatan senjata dengan komandan pasukan Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby. Keduanya bertemu di Surabaya pada 26 Oktober 1945.
Gubernur Suryo ingin rakyat Jawa Timur hidup damai tanpa konflik bersenjata melawan penjajah. Sayangnya, semangat arek-arek Suroboyo melawan penjajah membara dan terjadilah pertempuran tiga hari di Surabaya pada 28-30 Oktober yang membuat Inggris terdesak.
Saking panasnya situasi di Surabaya, Presiden Sukarno memutuskan datang langsung untuk mendamaikan kedua belah pihak.
Rupanya gencatan senjata yang disepakati Gubernur Suryo dan Jenderal Mallaby tidak diketahui sepenuhnya oleh pejuang pribumi. Akibatnya, kontak senjata antara pribumi dengan pasukan Inggris tetap terjadi hingga menewaskan Jenderal Mallaby.
Pasukan Inggris marah besar. Komandan pasukan bernama Jenderal Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya menyerahkan semua senjata paling lambat pada 9 November 1945. Jika tidak, ia bertekad menghancurkan Surabaya.
Presiden Soekarno menyerahkan sepenuhnya keputusan di tangan pemerintah Jawa Timur, akan menolak atau menyerah kepada Inggris. Menerima mandat presiden, Gubernur Suryo berpidato tegas di RRI bahwa Arek-Arek Suroboyo akan melawan ultimatum Inggris sampai darah penghabisan.
(Foto: SMAN 13 Semarang)
Pertempuran besar antara rakyat Jawa Timur melawan Inggris di Surabaya meletus mulai 10 November 1945. Pertempuran itu berlangsung selama tiga pekan dan menjadikan suasana Kota Surabaya mencekam.
Saat situasi mulai mereda, Gubernur Suryo meninggalkan Surabaya untuk membangun pemerintahan darurat di Mojokerto.
Merdeka.com
Pada 10 September 1948, mobil RM Suryo dicegat orang tak dikenal di tengah hutan Peleng Kabupaten Ngawi. Dua perwira polisi yang lewat ikut ditangkap. Tiga orang tersebut ditelanjangi lalu diseret ke dalam hutan dan dibunuh.
(Foto: Bappelitbang Ngawi)
Keesokan harinya, ketiga mayat tersebut ditemukan oleh seorang pencari kayu bakar. Jenazah Gubenur Suryo kemudian dimakamkan di tanah kelahirannya, Magetan. Ia dikebumikan di Sasono Mulyo, Sawahan, Kabupaten Magetan.
(Foto: Google Maps Rifqi Muhammad)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov Jateng menyerahkan dana hibah untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah tahun 2024 sebanyak Rp985.326.500.000.
Baca SelengkapnyaMenantu dari mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo terpilih jadi Ketua DPD Projo Jatim.
Baca SelengkapnyaDalam momen itu, Ganjar menyatakan pamit karena bulan depan sudah tidak menjabat sebagai gubernur.
Baca SelengkapnyaGubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bakal satu barisan dengan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo dinilah telah memberikan perhatian lebih terhadap wayang kulit dan kesenian lainnya, selama menjabat Gubernur dua periode.
Baca SelengkapnyaGanjar mengungkapkan tidak pernah menyangka akan mengemban amanah sebagai Gubernur Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaBanyak yang mengirimkan doa dan berbelasungkawa kepada korban dan keluarga. Demikian juga dengan Penjabat Gubernur, Bahtiar Baharuddin.
Baca Selengkapnya