Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fungsi Kapak Lonjong dan Jenis-Jenis Lainnya dari Zaman Neolitikum, Patut Diketahui

Fungsi Kapak Lonjong dan Jenis-Jenis Lainnya dari Zaman Neolitikum, Patut Diketahui<br>

Fungsi Kapak Lonjong dan Jenis-Jenis Lainnya dari Zaman Neolitikum, Patut Diketahui

Peralihan manusia dari gaya hidup pemburu-pengumpul menjadi masyarakat agraris ditandai dengan penemuan artefak kapak lonjong.

Zaman neolitikum atau zaman batu baru merupakan revolusi dalam kehidupan manusia pra-sejarah atau pra-aksara. Kapak lonjong yang ditemukan di berbagai situs arkeologis, menjadi bukti keterampilan teknologi tinggi pada zaman Neolitikum tersebut.

Zaman neolitikum atau zaman batu baru merupakan revolusi dalam kehidupan manusia pra-sejarah atau pra-aksara. Kapak lonjong yang ditemukan di berbagai situs arkeologis, menjadi bukti keterampilan teknologi tinggi pada zaman Neolitikum tersebut.

Manusia-manusia purba di zaman neolitikum hidup dengan cara bercocok tanam dan beternak untuk mencukupi kebutuhan pangannya. Manusia pra-sejarah atau pra-aksara juga telah hidup dengan cara menetap (sedenter), tak lagi nomaden (berpindah-pindah).

Zaman batu memang meninggalkan banyak perkakas unik yang masih dipelajari hingga saat ini. Alat-alat atau perkakas ini juga banyak ditemukan di wilayah Indonesia, membuktikan bahwa peradaban manusia purba di wilayah kita pun juga mengalami kemajuan yang sama pesatnya.

Dan, salah satu alat atau perkakas yang digunakan oleh manusia zaman neolitikum adalah kapak lonjong. Kehadiran kapak lonjong bukan hanya sebagai alat fungsional semata, tetapi juga mencerminkan peran pentingnya dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Neolitikum, di mana pertanian dan pengolahan sumber daya alam menjadi landasan peradaban baru.

Lantas, apa saja fungsi kapak lonjong tersebut? Bagaimana ciri-cirinya? Berikut penjelasan selengkapnya yang menarik untuk dipelajari.

<b>Zaman Neolitikum</b>

Zaman Neolitikum

Zaman neolitikum atau zaman batu muda merupakan revolusi dalam kehidupan manusia pra-sejarah/pra-aksara. Hal ini terkait dengan pemikiran mereka untuk tidak menggantungkan diri dengan alam dan mulai berusaha untuk menghasilkan makanan sendiri (food producing) dengan cara bercocok tanam.

Selain bercocok tanam manusia prasejarah/pra-aksara juga mulai beternak sapi dan kuda yang diambil dagingnya untuk dikonsumsi. Manusia pra-sejarah/pra-aksara juga telah hidup dengan menetap (sedenter), mengutip Julian H. Steward dalam Richard B. Lee & Irven de Vore (ed), Man the Hunter.

Mereka membangun rumah-rumah dalam kelompok-kelompok yang mendiami suatu wilayah tertentu. Peralatan yang digunakan juga telah diasah dengan halus sehingga kelihatannya lebih indah. Kebudayaan mereka juga telah mengalami kemajuan yang ditunjukkan dengan kemampuan mereka menghasilkan gerabah dan tenunan.

Pola hidup menetap yang mereka jalani menghasilkan kebudayaan yang lebih maju, karena mereka mempunyai waktu luang untuk memikirkan kehidupannya. Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman neolitikum ini adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong.

<b>Keberadaan dan Fungsi Kapak Lonjong</b>

Keberadaan dan Fungsi Kapak Lonjong

Kapak lonjong adalah salah satu alat yang digunakan oleh manusia di zaman neolitikum. Pada waktu yang hampir bersamaan dengan penyebaran kapak persegi, di Indonesia juga tersebar sejenis kapak yang penampang melintangnya berbentuk lonjong sehingga disebut kapak lonjong.

Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.

Kapak lonjong berukuran besar disebut dengan walzenbeil dan yang berukuran kecil disebut dengan kleinbeil. Fungsi kapak lonjong sendiri hampir sama dengan kapak persegi. Ya, fungsi kapak lonjong adalah untuk memotong kayu. Fungsi kapak lonjong lainnya adalah untuk kegiatan berburu hewan sebagai bahan makanan manusia purba.

Kapak lonjong pertama kali ditemukan oleh T. Harrison. Penemuan ini didapatkan dari hasil ekskavasi dan penelitian yang ia lakukan di daerah Gua Niah, Sarawak, Malaysia.

Berdasarkan hasil uji menggunakan karbon C-14, diperkirakan kapak lonjong ini sudah ada sejak tahun 6000 sebelum Masehi atau sudah berusia sekitar 8000 tahun.

Sebagian besar peninggalan kapak lonjong ditemukan di daerah Papua. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para Arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.

<b>Ciri-Ciri Kapak Lonjong</b>

Ciri-Ciri Kapak Lonjong

Kapak lonjong dapat dikatakan demikian jika ia memiliki ciri-ciri tertentu. Berikut adalah ciri khas yang dimiliki oleh kapak lonjong:

1. Memiliki penampang yang berbentuk lonjong

Sesuai dengan namanya, kapak lonjong memiliki ciri khas penampang yang berbentuk lonjong. Karena ciri inilah benda ini dinamakan dengan nama kapak lonjong.

2. Bagian ujung berbentuk lancip

Ciri khas lainnya dari kapak lonjong yaitu bagian ujung kapak berbentuk agak lancip. Sisi lancip dari kapak lonjong ini biasanya berfungsi sebagai bagian tangkai kapak.

Hal ini membantu penggunanya untuk bisa menggenggam kapak ini. Namun, ada juga beberapa kapak lonjong yang dibuat dengan tambahan tangkai dari bahan lain seperti kayu atau pun bambu.

3. Bagian ujung kapak lainnya berbentuk agak bulat dan tajam

Jika salah satu bagian ujung kapak lonjong berbentuk lancip, maka bagian ujung kapak lonjong yang lainnya berbentuk agak bulat dan tajam. Bagian yang inilah yang digunakan untuk memotong dan memangkas sebagai kapak.

4. Dibuat dari bahan dasar batu

Kapak lonjong berasal dari zaman neolitikum atau jaman batu muda. Tak heran, di zaman ini sebagian besar perkakas terbuat dari batu. Termasuk juga bahan dasar pembuatan kapak lonjong. Biasanya, batu yang digunakan untuk pembuatan kapak lonjong yaitu batu kali yang berwarna hitam atau batu nefrit yang berwarna agak hijau tua.

<b>Jenis-Jenis Kapak Lain dari Zaman Neolitikum</b>

Jenis-Jenis Kapak Lain dari Zaman Neolitikum

Zaman Neolitikum melibatkan evolusi dalam teknologi dan perkakas manusia. Kapak merupakan salah satu perkakas utama yang menunjukkan kemajuan peradaban pada masa itu.

Berbagai jenis kapak digunakan untuk keperluan berbeda, dan berikut adalah beberapa jenis kapak yang umum digunakan pada Zaman Neolitikum:

1. Kapak Lonjong

Kapak lonjong adalah jenis kapak yang paling umum ditemukan pada Zaman Neolitikum. Kapak ini memiliki bentuk yang tajam dan lonjong, dengan tangkai yang rata. Fungsinya melibatkan pemotongan kayu untuk keperluan konstruksi, pertanian, dan berbagai kegiatan sehari-hari. Kapak lonjong sering kali terbuat dari batu, tetapi beberapa juga ditemukan terbuat dari bahan tanduk, tulang, atau logam.

2. Kapak Berkepala Ganda

Kapak berkepala ganda memiliki dua ujung yang tajam di kedua sisinya, yang membuatnya sangat efisien untuk tugas-tugas pemotongan. Kapak ini dapat digunakan dengan dua cara, tergantung pada kebutuhan penggunanya. Meskipun jarang ditemukan, kapak berkepala ganda menunjukkan tingkat keahlian dan pemikiran desain yang tinggi.

3. Kapak Persegi atau Segitiga

Beberapa kapak Neolitikum memiliki bentuk persegi atau segitiga. Bentuk ini memberikan kelebihan dalam mengatasi berbagai tugas, termasuk pemotongan kayu dan bebatuan. Kapak dengan bentuk ini sering kali menjadi pilihan bergantung pada kebutuhan spesifik masyarakat atau pekerjaan yang akan dilakukan.

4. Kapak Tumpul

Meskipun mungkin terdengar kontradiktif, kapak tumpul juga memiliki peran penting. Kapak ini dirancang khusus untuk merobek atau menghancurkan bahan, seperti kulit atau tulang, daripada memotong kayu. Fungsi ini membuatnya ideal untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, seperti pembuatan pakaian atau perkakas dari bahan organik.

5. Kapak Tangan atau Alat Penggergajian

Kapak tangan, yang juga disebut sebagai alat penggergajian, memiliki gigi-gigi kecil di sepanjang tepi pisau. Ini memungkinkan kapak ini berfungsi mirip dengan gergaji dan berguna untuk pemotongan yang lebih presisi, seperti pembuatan benda-benda kecil atau ukiran.

Mengenal Kapak Perimbas: Asal, Fungsi, dan Jenisnya
Mengenal Kapak Perimbas: Asal, Fungsi, dan Jenisnya

Kapak perimbas digunakan untuk memotong kayu, membuat persembahan, dan bahkan sebagai senjata untuk berburu atau melindungi diri dari serangan binatang buas.

Baca Selengkapnya
6 Manfaat Pohon bagi Manusia dan Alam, Perlu Diketahui
6 Manfaat Pohon bagi Manusia dan Alam, Perlu Diketahui

Pohon memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia dan alam.

Baca Selengkapnya
Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak

Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Selain Memperbanyak ASI, Ini 11 Khasiat Daun Katuk untuk Kesehatan
Selain Memperbanyak ASI, Ini 11 Khasiat Daun Katuk untuk Kesehatan

Daun katuk, dengan bentuknya yang lonjong dan corak keperakan di bagian tengah, biasanya diolah menjadi sayur bening bersama jagung manis dan wortel.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Ungkap Perempuan Dijadikan Tumbal di Zaman Batu, Diikat Lalu Dikubur Hidup-Hidup
Arkeolog Ungkap Perempuan Dijadikan Tumbal di Zaman Batu, Diikat Lalu Dikubur Hidup-Hidup

Tujuan praktik penumbalan manusia ini masih menjadi misteri.

Baca Selengkapnya
Luar Biasa! Ternyata Lingkungan Hijau Beri Banyak Manfaat Bagi Pertumbuhan Tulang Anak, Ini Kata Peneliti
Luar Biasa! Ternyata Lingkungan Hijau Beri Banyak Manfaat Bagi Pertumbuhan Tulang Anak, Ini Kata Peneliti

Benarkah lingkungan hijau beri banyak manfaat bagi pertumbuhan tulang anak? Simak penjelasan berikut ini.

Baca Selengkapnya
"Kapsul Waktu" Berusia 4.500 Tahun Ditemukan di Lahan Gambut, Isinya Bikin Melongoya Bikin Melongo

Temuan ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.

Baca Selengkapnya
"Kapsul Waktu" Berusia 4.500 Tahun Ditemukan di Lahan Gambut, Isinya Bikin Melongo

Kapsul waktu ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.

Baca Selengkapnya
Menengok Uniknya Lahung, Buah Eksotis dari Kalteng yang Banyak Khasiat dan Hanya Tumbuh di Indonesia
Menengok Uniknya Lahung, Buah Eksotis dari Kalteng yang Banyak Khasiat dan Hanya Tumbuh di Indonesia

Buah yang tumbuh subur di daratan Pulau Kalimantan ini bukan hanya unik, melainkan juga memiliki khasiat bagi siapapun yang menyantapnya.

Baca Selengkapnya