Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

9 Mei 2004: Pembunuhan Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov dengan Bom Ranjau

9 Mei 2004: Pembunuhan Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov dengan Bom Ranjau Akhmad Kadyrov. rferl.org©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov yang menjabat sejak 5 Oktober 2003 terbunuh pada 9 Mei 2004, tepat 18 tahun yang lalu, dalam sebuah serangan bom ranjau. Ia diserang saat sedang melakukanparade Hari Kemenangan Soviet pada pertengahan pagi di ibu kota Grozny.

Akhmad Kadyrov, mantan pemimpin pemberontak yang terpilih sebagai presiden republik dalam pemungutan suara yang secara luas dianggap curang, adalah tokoh politik yang dipercaya Putin untuk mengakhiri perang di Chechnya yang telah terjadi selama hampir 1 dekade.

Kematiannya sempat menjerumuskan strategi Kremlin ke dalam ketidakpastian. Namun,Presiden Rusia Vladimir Putin bergerak cepat dengan melantik Ramzan Kadyrov, putra Akhamd sebagai presiden pada tahun 2007, tak lama setelah ia mencapai usia yang dipersyaratkan yakni 30 tahun.

Ramzan masih berusia 27 tahun saat ayahnya terbunuh. Dan kini, ia tengah menjalankan pemerintahan Chechnya menggantikan ayahnya dengan dukungan Putin sejak saat itu. Berikut cerita selengkapnya mengenai tragedi pembunuhan Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov yang terjadi pada 9 Mei 2004 lalu.

Mantan Pejuang Separatis

Mengutip laman rferl.org, Akhmad Kadyrov dulunya adalah seorang pejuang separatis yang melawan Rusia selama perang Chechnya pertama, yang terjadi pada pertengahan 1990-an. Setelah deklarasi kemerdekaan Chechnya, ia menjadi pendukung presiden separatis Dzhokhar Dudayev. Kadyrov bertempur dalam Perang Chechnya Pertama di pihak Chechnya sebagai komandan milisi.

Pada tahun 1995, ia diangkat sebagai Ketua Mufti Republik Chechnya Ichkeria. Setelah pecahnya kekerasan antara Moskow dan separatis Chechnya, Kadyrov dengan terkenal menyatakan bahwa "Rusia melebihi jumlah Chechnya dalam beberapa kali, sehingga setiap Chechnya harus membunuh 150 orang Rusia."

Jika perang pertama Chechnya adalah perjuangan untuk nasionalisme, setelah kemerdekaan de facto Ichkeria, sebagian besar pasukan Chechnya adalah jihadis, seperti Mujahidin Arab di Chechnya. Kadyrov, sebagai Ketua Mufti, mengkritik Wahhabisme, yang dianut oleh banyak pejuang asing.

Kadyrov memutuskan untuk meninggalkan pemberontakan pada tahun 1999 dan menawarkan dukungannya kepada pasukan federal Rusia dalam Perang Chechnya Kedua. Menurut James Hughes, pembalikan arah Kadyrov mungkin sebagian dimotivasi oleh ambisi pribadi dan sebagian lagi oleh keprihatinan dengan kondisi putus asa penduduk Chechnya, dan juga didorong oleh ketakutan akan pengaruh Wahhabi sektarian yang berkembang pada pemberontakan.

Setelah pasukan Rusia menguasai Chechnya pada Juli 2000, Kadyrov ditunjuk sebagai penjabat kepala administrasi oleh presiden Rusia Vladimir Putin. Pada 5 Oktober 2003, ia terpilih sebagai Presiden pertama Chechnya. Dalam posisi ini, ia tetap pro-Moskow. Ia juga menganjurkan berbagai kampanye amnesti untuk mantan pejuang pemberontak, yang diizinkan untuk bergabung dengan polisi Chechnya dan pasukan milisi loyalis jika mereka menyerah.

Pengawal pribadi utamanya adalah Movladi Baisarov. Dilaporkan, setidaknya ada selusin upaya pembunuhan terhadapnya sebelum yang terakhir pada 9 Mei 2004 tersebut.

Pembunuhan Akhmad Kadyrov

Sebuah bom meledak di stadion sepakbola Dinamo, di ibu kota Chechnya, Gronzy, pada hari Minggu 9 Mei 2004. Peristiwa ledakan bom ini menewaskan presiden Akhmad Kadyrov dengan seketika, sekaligus memberikan pukulan telak terhadap upaya Presiden Vladimir V. Putin untuk mengakhiri konflik yang panjang dan mematikan di wilayah tersebut, mengutip nytimes.com.

Ledakan, yang dilaporkan disebabkan oleh bom yang ditanam di dalam pilar beton, terjadi pada pukul 10:35 pagi saat Kadyrov dan para pemimpin Rusia dan Chechnya lainnya menghadiri parade dan konser di Grozny untuk memperingati ulang tahun ke-59 kemenangan atas Nazi Jerman.

Dua pengawal Kadyrov, Ketua Dewan Negara Chechnya, seorang jurnalis Reuters, dan belasan lainnya juga tewas. Sekitar 56 lainnya terluka, termasuk Kolonel Jenderal Valery Baranov, komandan pasukan Rusia di Chechnya, yang kehilangan kakinya dalam ledakan itu.

Jaringan NTV yang mengirim kru untuk merekam acara perayaan, menyiarkan gambar-gambar menggelegar dari ledakan dan situasi setelahnya yang penuh kepanikan. Saat asap mengepul di atas tribun stadion, penonton yang linglung dan berdarah, termasuk anak-anak dan veteran tua yang mengenakan medali perang mereka, tersandung bangku logam untuk melarikan diri.

Ledakan itu membuat lubang menganga di bagian tengah stadion yang ditempati para pejabat. Tentara dan petugas polisi mengangkat Kadyrov dari reruntuhan, tubuhnya merosot, wajahnya babak belur dan berlumuran darah. Ia meninggal pada usia 52 tahun. Dalam sambutan televisi yang mengkonfirmasi kematiannya, Putin yang terguncang menyebut Akhmad sebagai "pria yang benar-benar heroik".

Akhmad Kadyrov memiliki empat anak, dua putra (Zelimkhan dan Ramzan) dan dua putri (Zargan dan Zulay). Pada 2009, hanya satu putra yang masih hidup, Ramzan Kadyrov, yang memimpin milisi ayahnya (putra tertua, Zelimkhan Kadyrov, meninggal kemudian pada 31 Mei 2004). Ramzan kemudian diangkat sebagai perdana menteri Chechnya dan presiden Chechnya pada Maret 2007 oleh Rusia.

(mdk/edl)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
15 Maret 1990 Mikhail Gorbachev Dilantik Menjadi Presiden Uni Soviet

15 Maret 1990 Mikhail Gorbachev Dilantik Menjadi Presiden Uni Soviet

Gorbachev berperan penting dalam mengakhiri Perang Dingin.

Baca Selengkapnya
Cawapres Ganjar Pranowo Diumumkan Besok, Menyisakan Nama Mahfud MD

Cawapres Ganjar Pranowo Diumumkan Besok, Menyisakan Nama Mahfud MD

Teka teki Calon Wakil Presiden Ganjar Pranowo terungkap.

Baca Selengkapnya
Pemilu 2019 Tanggal Berapa? Berikut Pelaksanaan dan Pemenangnya

Pemilu 2019 Tanggal Berapa? Berikut Pelaksanaan dan Pemenangnya

Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bertemu Relawan & Pendukungnya di Tangerang, Ganjar: Saya Merasa Berenergi & Batin Saya Tenang

Bertemu Relawan & Pendukungnya di Tangerang, Ganjar: Saya Merasa Berenergi & Batin Saya Tenang

Ganjar menegaskan pemilihan presiden pada 14 Februari 2024 mendatang bukan sekadar menjadikan Ganjar-Mahfud sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Baca Selengkapnya
Heboh Capres Prabowo Subianto Buka Baju di Atas Panggung Saat Konser Dewa19, Langsung Tos Tangan ke Ahmad Dhani

Heboh Capres Prabowo Subianto Buka Baju di Atas Panggung Saat Konser Dewa19, Langsung Tos Tangan ke Ahmad Dhani

Calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto hadir dalam acara konser Dewa 19, ikut nyanyi di atas panggung dan membuka bajunya untuk dilempar ke penonton.

Baca Selengkapnya
Jadwal Kampanye Ganjar-Mahfud 19 Desember 2023

Jadwal Kampanye Ganjar-Mahfud 19 Desember 2023

Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo melanjutkan kampanyenya pada hari ini, Selasa (19/12).

Baca Selengkapnya
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Pesan Cucu Pemilik Rumah Sejarah Rengasdengklok ke Ganjar Jika Terpilih Presiden

Pesan Cucu Pemilik Rumah Sejarah Rengasdengklok ke Ganjar Jika Terpilih Presiden

Ganjar mengutarakan pelajaran yang dapat dipetik dari kunjungannya ke Rumah Sejarah Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Jadwal dan Lokasi Kampanye Ganjar-Mahfud 20 Desember 2023

Jadwal dan Lokasi Kampanye Ganjar-Mahfud 20 Desember 2023

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo kembali berkampanye hari ini, Rabu (20/12).

Baca Selengkapnya