Siswa di Wonogiri Bisa Ikut Les Murah Meriah, Cukup Bayar dengan Sampah
Merdeka.com - Saat ini, biaya pendidikan semakin mahal. Tak hanya pendidikan formal, namun juga pendidikan non formal dan informal. Salah satunya adalah lembaga pendidikan yang memberikan jam pelajaran tambahan yang selama ini dikenal dengan nama les.
Biasanya les tambahan ini dikenai biaya yang tak murah juga. Tapi berbeda dengan tempat les lain, tempat les inspiratif ini bisa dibayar dengan barang lain.
Di Desa Krandengan, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, sebuah lembaga Bank Sampah Berseri (BSB) menawarkan pembelajaran les murah meriah. Bayangkan, para siswa-siswi yang ingin belajar di sana cukup membayar dengan sampah. Berikut perjalanan lembaga inspiratif ini.
Cukup Membayar dengan Sampah
©jatengprov.go.id
Dalam lembaga les itu, ada berbagai macam mata pelajaran yang diberikan di antaranya Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan teknik pengelolaan sampah mandiri bagi anak-anak. Pengajarnya adalah relawan komunitas BSB yang juga para guru di daerah setempat.
Siswa yang terdaftar di lembaga les itu ada 225 anak. Mereka hanya cukup membayar biaya pengajaran dengan sampah.
“Anak-anak boleh membawa sampah apa saja. Bahkan bila hanya membawa satu botol plastik bekas air mineral, kami terima sebagai sarana pembayaran les. Bawa sampah satu plastik besar juga kami terima dengan senang hati. Sampah yang terkumpul nantinya dikelola oleh tim BSB untuk diolah atau didaur ulang sehingga memiliki nilai ekonomi lebih,” kata Koordinator BSB, Riyanto, dikutip dari Jatengprov.go.id pada Rabu (1/3).
Inovasi Beraneka Ragam
©jatengprov.go.id
Beberapa inovasi yang berhasil diciptakan BSB salah satunya adalah Rumah Sabun. Di Rumah Sabun, Riyanto dan rekan-rekannya mengelola limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring. Sabun ini sudah berhasil dipasarkan sampai Ponorogo dan Surabaya.
Inovasi yang kedua adalah Garputala yaitu pengelolaan sampah plastik godongan. Sampah plastik godongan yang dimaksud adalah sampah bekas kemasan jajanan seperti chiki, wafer, bungkus permen, dan sebagainya.
“Inovasi yang ketiga adalah rumah darling yang menjadi pusat kegiatan BSB. Di sini kami melakukan pengelolaan maggot, pupuk biopori, dan pupuk gazebo. Rumah ini juga menjadi lokasi les anak-anak dan pelayanan BSB apabila ada tamu yang berkunjung,” ucap Riyanto.
Pengelolaan Kain Perca
©jatengprov.go.id
Baru-baru ini BSB meluncurkan program Gombalia lestari, yaitu kegiatan untuk mengelola kain perca menjadi berbagai produk yang memiliki nilai ekonomi seperti topi, baju, celana, dan aneka produk lainnya. Mereka bekerja sama dengan manajemen wisata Goa Resi dan telah dipasarkan di Klaten, Ponorogo, dan Jakarta.
Menurutnya, berbagai ide dan inovasi yang diciptakan BSB bertujuan untuk mengurangi timbunan sampah dan mengajak masyarakat untuk mengelola dan mendaur ulang sampah sehingga memiliki nilai ekonomi.
Ia berharap apa yang sudah dilakukan BSB memberi dampak pada kelestarian lingkungan dan kelangsungan hidup manusia, khususnya masyarakat di Kecamatan Bulukerto.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Atap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi setiap tahunnya menggelar berbagai program peningkatan kemampuan bisnis.
Baca SelengkapnyaKeberadaan para pengrajin bawang di Kampung Jaha tak lepas dari peran Soeparno yang dianggap sebagai 'guru'.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dia rela menyisihkan gaji hingga uang hasil usaha demi beri beasiswa ke siswa SD.
Baca SelengkapnyaTak Ingin Kehilangan Siswa Unggul Papua, Kemendagri Bakal Bereskan Tunggakan Beasiswanya
Baca SelengkapnyaPendaftaran beasiswa dibuka secara gratis dan telah dibuka sejak 5 April dan akan berakhir pada 24 Mei mendatang.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca SelengkapnyaSMA Negeri 11 menjadi sekolah pertama yang menerapkan makan siang gratis bagi siswa
Baca SelengkapnyaSejak SD, Mentari sudah terdaftar jadi nasabah BRI untuk keperluan pencairan beasiswa KIP
Baca Selengkapnya