Perubahan Gaya Hidup Setelah Pandemi, Lengkap Beserta Penjelasannya
Merdeka.com - Perubahan gaya hidup setelah pandemi tentu dirasakan masyarakat di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 telah memberi dampak yang cukup mendasar bagi manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Salah satu perubahan gaya hidup setelah pandemi yang paling umum, yaitu semakin banyak orang yang memesan melalui layanan pesan-antar.
Ya, selama pandemi Covid-19, banyak orang yang melakukan Work From Home (WFH) dan masyarakat lebih senang pesan makanan atau barang melalui pesan-antar. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu, juga terjadi perubahan gaya hidup yang cukup mendasar, seperti sistem pembelajaran daring dan event yang dilakukan secara virtual.
Ada banyak sekali perubahan gaya hidup setelah pandemi yang perlu diketahui. Tentunya, hal ini mengharuskan setiap individu untuk terus beradaptasi dengan kondisi yang tengah terjadi. Berikut perubahan gaya hidup setelah pandemi yang dilansir dari BMC Public Health:
Pola Hidup Lebih Sehat
©2021 Merdeka.com/pixabay
Perubahan gaya hidup setelah pandemi yang pertama, yaitu pola hidup yang lebih sehat. Hasil penelitian yang dilakukan BMC menyebutkan, 1004 responden berusia antara 18 dan 88 tahun, sebanyak 56,2 persen di antaranya dilaporkan termotivasi untuk mempertahankan untuk membiasakan pola hidup sehat.
Perubahan perilaku hidup lebih sehat ini terjadi akibat meningkatnya rasa khawatir dan cemas adanya penularan virus. Hal ini yang kemudian membuat seseorang lebih menjaga kesehatan, seperti mengonsumsi makanan sehat, cuci tangan, meditasi, olahraga, dan menggunakan masker saat keluar rumah.
Maraknya Acara VirtualPerubahan gaya hidup setelah pandemi selanjutnya ialah makin marak acara virtual. Seperti yang sudah diketahui, sejak pandemi Covid-19, terjadi pergeseran pada penyelenggaraan event tertentu. Banyak sekali acara yang dilakukan secara virtual atau online, seperti webinar, konser virtual, dan bahkan resepsi pernikahan.
Maraknya acara virtual tersebut merupakan adaptasi di masa pandemi. Selain itu, event virtual ini juga dapat meminimalisir penggunaan biaya yang besar karena tidak perlu menyewa tempat atau membangun panggung.
Perubahan Sistem Belajar
©2022 Merdeka.com/Freepik
Perubahan gaya hidup setelah pandemi selanjutnya, yaitu perubahan sistem belajar. Selama pandemi, para pelajar dan mahasiswa diharuskan untuk belajar secara online atau daring di rumah.
Pembelajaran daring dipilih untuk mencegah penyebaran Covid-19. Tentunya, pembatasan ini memberi dampak positif dan negatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Adanya pembelajaran secara online ini, membuat para pelajar semakin mandiri dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi dan informasi.
Kendati demikian, sistem belajar ini juga memberi dampak negatif bagi para siswa dan siswi. Banyak anak didik tidak menyerap mata pelajaran dengan baik. Selain itu, lemahnya pengawasan dari orang tua juga menyebabkan anak bermalas-malasan dan enggan mengerjakan tugas dari guru.
Meningkatnya Belanja OnlineSalah satu perubahan gaya hidup setelah pandemi, yaitu meningkatnya belanja online. Selama pandemi, sebagian besar masyarakat lebih memilih belanja online dibandingkan dengan belanja langsung ke warung atau toko. Selain meminimalisir kasus penularan, belanja online juga dinilai lebih menghemat waktu dan efisien.
Hasil Survai Sosial Demografi Dampak Covid-19, mengungkapkan sebanyak 31 responden mengalami peningkatan dalam berbelanja online, sedangkan hanya 28 persen dari mereka yang mengalami penurunan. Kendati semakin memudahkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, nyatanya hal ini membuat masyarakat semakin boros dan menjerumuskan dalam gaya hidup konsumtif.
Berkurangnya Kontak SosialPerubahan gaya hidup setelah pandemi selanjutnya, yaitu berkurangnya kontak sosial. Sejak virus corona menyerang, muncul perasaan terisolasi dan ketakutan akan menyebarnya virus sehingga berdampak pada kondisi psikis. Hal ini yang kemudian membuat individu jarang berkomunikasi dengan warga sekitar.
Berkurangnya interaksi sosial ini juga menyebabkan beberapa gejala psikologis, seperti cemas, stres, dan bahkan depresi. Selain itu, maraknya berita seputar Covid-19 juga berpengaruh terhadap kondisi psikis karena bisa menimbulkan rasa cemas dan distress terhadap situasi pandemi.
(mdk/jen)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manfaat Gaya Hidup Berkelanjutan, Ketahui Cara Penerapannya
Gaya hidup berkelanjutan tak hanya berguna untuk lingkungan.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengapa Pasangan Bahagia Jarang Berbagi Kehidupan di Medsos? Ini Alasannya
Pasangan yang bahagia dengan hubungan mereka tidak tergoda untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaApa Penyebab Orang Terjangkit HIV?
Banyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaBermain Slepet Sarung, Bocah Perempuan di Ciputat Viral Dikeroyok Remaja Tidak Dikenal
Seorang remaja perempuan berinisial N (12), warga Ciputat, Tangsel, viral mengalami tindak penganiayaan yang diduga pelaku anak-anak yang tidak dikenali.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya