Peristiwa 28 September: Peringatan Hari Kereta Api Indonesia, Begini Sejarahnya
Merdeka.com - Seperti diketahui, berbagai macam alat transportasi yang ada kini merupakan salah satu bukti bahwa kehidupan manusia selalu bergerak ke arah yang lebih baik. Di mana ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dalam menciptakan berbagai alat dan inovasi baru yang dapat membantu pekerjaan manusia.
Jika masyarakat zaman dahulu menggunakan hewan sebagai alat transportasi, kemudian dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mengembangkan berbagai alat transportasi dengan keunggulan yang lebih maju. Sebut saja sepeda, kemudian sepeda motor, hingga mobil. Bukan hanya itu, manusia juga mengembangkan alat transportasi umum yang dapat memuat lebih banyak orang. Seperti bus, kereta, kapal, dan pesawat.
Dari berbagai jenis transportasi umum, kereta api termasuk salah satu transportasi favorit pilihan masyarakat. Bahkan sejak kereta api bertenaga listrik mulai beroperasi, semakin banyak masyarakat yang memilih kereta api untuk mobilitas sehari-hari.
-
Kapan kereta api mulai dialihkan? Sejumlah perjalanan kereta api mulai pukul 00.30 WIB pada lintas utara jawa, akan diputar perjalanannya melalui jalur selatan jawa.
-
Kapan kereta api ini diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
-
Mengapa kereta api dibangun di Padang Panjang? Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
-
Kapan kereta api Padang Panjang-Bukittinggi dibangun? Dari Padang Panjang dibuatkan sebuah jalur menuju Fort de Kock atau Bukittinggi pada 1 November 1891.
-
Kapan kereta api di Surabaya dialihkan dari Jepang? Pada akhir September 1945, pegawai kereta api dan pejuang berhasil mengambilalih perkeretaapian di Surabaya dari tangan Jepang.
-
Apa jalur kereta api di Priangan yang dibangun di abad ke-19? Salah satu jalur legendaris di Priangan adalah Garut-Cibatu-Cikajang yang saat ini usianya mencapai 135 tahun.
Ternyata, perkembangan kereta api Indonesia yang kini semakin maju tidak lepas dari sejarahnya yang cukup panjang. Mulai dari pembangunan jalur kereta api pertama pada tahun 1864 hingga pada 28 September 1946, Indonesia kembali mengambil alih Kantor Pusat Kereta Api dari penguasaan Jepang. Kemudian pada 28 September ini ditetapkan sebagai Hari Kereta Api Indonesia yang diperingati hingga sekarang.
Melansir dari situs KAI, berikut kami merangkum sejarah peristiwa 28 September yang diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia, bisa Anda simak.
Pembangunan Jalur Kereta Api Pertama
©2021 Merdeka.com/kai.id
Sejarah 28 September yang diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia bermula dari program pembangunan jalur kereta api pertama yang dilakukan pada 17 Juni 1864. Pada saat itu, Indonesia yang masih di bawah kekuasaan pemerintah Belanda mulai membangun jalur kereta api pertama dari Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen.
Proyek ini dibawahi langsung oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele. Dalam pelaksanaannya, pembangunan ini dilakukan oleh perusahaan swasta Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang menggunakan lebar sepur 1435 mm. Ini menjadi proyek kereta api pertama yang menjadi cikal bakal pengembangan jalur kereta api selanjutnya.
Pembangunan Rute Kereta Api Lebih Luas
Sejarah 28 September yang kini diperingati sebagai Hari Kereta api Indonesia pun berlanjut. Pada 8 April 1875, pemerintah Belanda melanjutkan proses pembangunan jalur kereta api yang lebih luas.
Kali ini, jalur kereta api dibangun dengan rute pertama SS, yaitu meliputi Surabaya - Pasuruan – Malang. Pembangunan jalur kereta yang telah dilakukan oleh perusahaan NISM ini dinilai sukses, kemudian investor swasta terdorong untuk membangun jalur kereta api lain.
Seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Pembangunan Jalur Kereta Api di Luar Jawa
©2021 Merdeka.com/liputan6.com
Perluasan pembangunan jalur kereta api Indonesia tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa, tetapi juga diterapkan di beberapa daerah lain di luar Pulau Jawa. Dalam hal ini, pemerintah Belanda membangun jalur kereta api di Aceh pada tahun 1876, Sumatera Utara 1889, Sulawesi 1891, Sumatera Selatan, 1914, dan Sulawesi pada 1922.
Sedangkan di wilayah lainnya seperti Kalimantan, Bali, dan Lombok baru dilakukan studi kemungkinan pemasangan rel saja, belum dilakukan pembangunan. Kemudian pada akhir tahun 1928, Indonesia telah mempunyai jalur kereta api dan trem sepanjang 7.464 km dengan panjang 4.089 km milik pemerintah dan 3.375 km milik swasta. Ini juga termasuk catatan penting dalam sejarah Hari Kereta Api Indonesia yang kini menjadi moda transportasi umum favorit masyarakat.
Perkeretaapian Indonesia Diambil Alih oleh Kekuasaan Jepang
Sayangnya, pencapaian pembangunan jalur kereta api di Indonesia masih dibayangi oleh kekuasaan bangsa asing. Setelah Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang, maka sejak itu pula perkeretaapian Indonesia dikuasai oleh pemerintah Jepang berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).
Bukan sebagai transportasi umum yang dapat digunakan masyarakat Indonesia, selama pemerintahan Jepang, kereta api hanya digunakan untuk kepentingan perang. Namun selama pemerintahan Jepang pula, jalur kereta api dikembangkan di beberapa wilayah seperti lintas Saketi – Bayah dan Muaro – Pekanbaru.
Kedua jalur ini digunakan untuk mengangkut hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mein perang Jepang. Selain itu, Jepang juga sempat melakukan pembongkaran rel sepanjang 273 km untuk diangkut ke Burma guna pengembangan kereta api di negara tersebut.
Pengambilalihan Stasiun dan Kantor Pusat Setelah Merdeka
https://kai.id/ ©2020 Merdeka.com
Setelah pemindahtanganan dari Belanda ke pihak Jepang, bangsa Indonesia tidak diam begitu saja. Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mengambil kembali aset perkeretaapian setelah Proklamasi Kemerdekaan.
Baru pada 28 September 1945, bangsa Indonesia berhasil mengambil alih Kantor Pusat Kereta Api di Bandung yang kemudian tanggal ini dijadikan peringatan Hari Kereta Api Indonesia. Pada saat itu pula, Indonesia membentuk Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Namun sayangnya, saat Belanda kembali menguasai Indonesia pada tahun 1946, perkeretaapian Indonesia kembali dalam pengelolaannya.
Perjanjian Konferensi Meja Bundar
Meskipun Indonesia berhasil mengambil alih perkeretaapian pada 28 September 1945, namun konflik ini baru berakhir tuntas setelah dilakukan Konferensi Meja Bundar pada Desember 1949. Konferensi ini membahas ase-aset milik pemerintah Belanda, yang hasilnya DKARI dan SS/VS digabung menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Kemudian pada 26 Mei, DKA diganti nama menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Selanjutnya, pada tahun 1971 pemerintah Indonesia mengubah PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991.
Kemudian pada tahun 1998, Perumka diubah lagi menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api (Persero). Baru tahun 2011 nama perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan menggunakan logo baru. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah VOC, kongsi dagang Hindia-Belanda, membangun sarana kereta api untuk pengiriman hasil tani yang kemudian akan diperdagangkan.
Baca SelengkapnyaJarak Jakarta-Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 11 jam. Tak jauh berbeda dengan waktu tempuh kereta api saat ini.
Baca SelengkapnyaPerkembangan jalur kereta api di Pulau Sumatera sudah mulai dibangun sejak zaman kolonial Belanda untuk mempermudah akses pengiriman logistik dari Desa ke Kota.
Baca SelengkapnyaPembangunannya tidak berjalan mulus dan memakan waktu yang cukup lama lantaran kondisi keamanan yang masih sangat rawan.
Baca SelengkapnyaSejak Tsunami Aceh 2004, bangunan stasiun ini hilang dan berubah menjadi taman kota.
Baca SelengkapnyaKereta api menjadi salah satu moda transportasi darat favorit bagi masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu.
Baca SelengkapnyaPertempuran 10 November 1945 di Surabaya tak bisa dilepaskan dari keberadaan kereta api.
Baca SelengkapnyaSalah satu kilang minyak tertua di Indonesia ini dulunya sangat berperan penting dalam memasok bahan bakar bagi tentara sekutu saat melawan Jepang.
Baca SelengkapnyaStasiun Pulau Aie menjadi stasiun kereta api pertama di Sumatra Barat yang dibangun pada 1891.
Baca SelengkapnyaUsulan reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo juga telah dikoordinasikan ke berbagai kementerian.
Baca SelengkapnyaJembatan ini diapit oleh kawasan perbukitan yang hijau, ditambah dengan aliran Sungai Serayu yang luas
Baca SelengkapnyaKini peninggalan jalur kereta api bersejarah itu hampir hilang tanpa jejak
Baca Selengkapnya