Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng
Dulunya terdapat tiga buah candi di atas situs ini.
peninggalan sejarah![Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/12/5/1701741728166-d7v3.jpeg)
Dulunya terdapat tiga buah candi di atas situs ini.
![Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/5/1701741534435-o4gf8.jpeg)
Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng
Di kawasan Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, terdapat sebuah tembok tua yang ukurannya cukup besar. Masyarakat sekitar menyebut tembok besar ini “Watu Kelir”.
![Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/5/1701741548395-z40fhh.jpeg)
-
Bagaimana bentuk Situs Watukucur? Situs Watukucur ditemukan di tanah milik warga bernama Setyo Budi di Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Upaya pelestarian Situs Watukucur sudah dilakukan sejak tahun 1981. Namun, baru pada tahun 2017 diketahui denah Situs Watukucur berbentuk bujur sangkar, terdiri dari tiga lapisan yang semakin ke dalam semakin memusat.
-
Apa itu Situ Wulukut? Situ Wulukut sebenarnya awalnya bukanlah lokasi wisata. Sebelumnya lokasi ini merupakan kolam penampungan air untuk irigasi persawahan.
-
Di mana letak Situs Watukucur? Situs Watukucur ditemukan di tanah milik warga bernama Setyo Budi di Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
-
Apa yang menjadi ciri khas Situs Candi Watu Pawon? Situs Watu Pawon sudah ditandai dengan sebuah plang sebagai tanda bahwa situs tersebut merupakan kawasan cagar budaya. Situs itu berupa beberapa batuan peninggalan masa lalu, salah satunya adalah yoni yang ukurannya cukup besar.
![Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/5/1701741564885-tcbjm.jpeg)
Watu Kelir diperkirakan memiliki panjang sekitar 600 meter dan tinggi lima meter. Tembok ini ditemukan bersamaan dengan ditemukannya kawasan candi di Dieng. Namun dari total panjang 600 meter, kini peninggalan tua itu hanya tersisa panjang 50 meter.
![Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/5/1701741586614-jw1mz.jpeg)
Kondisi bangunan ini juga tidak terawat. Apalagi keberadaannya sudah beralih fungsi menjadi pemukiman atau ladang pertanian warga.
Mengutip Instagram Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Wonosobo, situs Watu Kelir berada di ketinggian 2.080 mdpl dengan orientasi arah menghadap barat atau menghadap kompleks percandian Dieng.
![Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/5/1701741606160-ja5aih.jpeg)
- Fakta Baru Remaja Tewas Penuh Luka Bacok di Pantai Situbondo, Keluarga Ungkap Sosok Korban
- Sederet Fakta yang Perlu Diketahui dari Piala Dunia U-17
- Fakta Baru, Eks Kepala Bea Cukai Makassar jadi Bos di Perusahaan Berkelas Dunia
- Menguak Fakta Jalur Kuno "Ondo Budho", Jalan Utama Para Peziarah Menuju Dieng di Masa Lalu
- VIDEO: Teriakan Dede Yusuf Getarkan DPR, Bela Mahasiswa Kritisi Biaya UKT Makin Mahal
- WNA Tanzania di Bali Terlibat Prostitusi Online Bertarif Rp1,5 Juta Per Jam
![Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/5/1701741622614-jmr9w.jpeg)
Penampakan situs ini berupa susunan batu andesit yang dibentuk menyerupai dinding sepanjang 67 meter. Dinding tersebut dibangun menempel dan mengikuti pola atau sisi tebing bukit “Siti Hinggil”, terutama sisi yang menghadap barat.
Pada bagian tengah Watu Kelir terdapat dua struktur tangga yang dikenal dengan sebutan Ondo Budho (tangga suci) yang masing-masing setinggi 8,5 meter dan 4 meter.
Keberadaan struktur tangga kuno itu masih difungsikan sebagai akses menuju puncak bukit yang dikenal warga dengan istilah puncak Siti Hinggil. Sedangkan konstruksi talud situs Watu Kelir berfungsi sebagai penahan pergerakan tanah.
Mengutip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, keberadaan Situs Watu Kelir di Era Kolonial dapat diketahui dari catatan arsip Belanda berupa laporan perjalanan H.C Cornelius saat mengunjungi Dieng pada tahun 1814.
Kemudian diteruskan oleh H.N Sieburgh yang membuat sketsa lukisan tentang keberadaan tiga bangunan candi di atas situs Watu Kelir yang diidentifikasi bernama Candi Dwarawati, Candi Abiyasa, dan Candi Pandu.
Dari data tahun 1837 itu, dapat digambarkan bahwa dulunya Situs Watu Kelir digunakan untuk situs keagamaan dengan memperhatikan dewa yang dipuja yang kemudian diletakkan di dalam bangunan candi di atas struktur situs Watu Kelir.
Namun saat peneliti berikutnya, Isidore van Kinsbergen melakukan perekaman data di Dieng tahun 1857, keberadaan ketiga candi itu sudah tidak ditemukan.
Dalam catatan J.F Scheltema saat perjalanannya menuju Dieng pada tahun 1880, ada nama “Watu Rawit” di Desa Dieng yang disusun dari balok besar membentuk dinding dan di tengahnya terdapat tangga.
Sekarang situs itu telah berubah menjadi puskesmas dan rest area.
![Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/5/1701741640605-t1l7.jpeg)
Lalu ada juga nama “Benteng Budha” sebagai istilah lokal untuk sesuatu yang berhubungan langsung dengan zaman Hindu-Budha.
![Menguak Fakta Situs Watu Kelir, Pintu Gerbang Menuju Kompleks Percandian Dieng](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/5/1701741657573-aebo0k.jpeg)
Terlepas dari kondisinya yang memprihatinkan, keberadaan situs Watu Kelir memiliki arti khusus bagi sejarah antara lain sebagai penanda salah satu bentuk karya arsitektural saat perkembangan masa klasik di wilayah klasik dan tanah Jawa.