Intip Buah Tangan Napoleon Bonaparte untuk Raja Pakubuwana di Radya Pustaka
Merdeka.com - Melihat masa lalu akan lebih jelas jika berkunjung ke Museum. Aneka benda bersejarah dapat dengan mudah dijumpai, dilihat dengan seksama bentuk dan fungsinya di masa lalu. Salah satu tempat yang menyimpan seluk beluk sejarah ialah Museum Radya Pustaka, museum tertua di Indonesia di dalamnya terdapat peninggalan masa Mataram Kuno dan Mataram Islam. Tak hanya itu, terselip hubungan Kerajaan Mataram dengan Bangsa Eropa melalui artefaknya yang tersimpan rapi.
Tidak lain ialah buah tangan Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte I tersimpan rapi di dalam museum bersejarah ini. Raja Keraton Solo kala itu berkuasa Pakubuwana IV memiliki hubungan cukup baik dengan Napoleon Bonaparte. Benda peninggalan Kaisar Prancis kepada Raja Pakubuwana berupa kado dalam bentuk piala porselen nan indah beserta kotak musik yang mewah pada zamannya.
Museum Radya Pustaka berdiri tepat di depan Jalan Slamet Riyadi, Surakarta. Di masa lalu, jalan ini merupakan batas wilayah hukum Kerajaan Mataram Keraton Kasunanan dan Keraton Mangkunegaran.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Inilah wujud piala keramik pemberian Napoleon, tersimpan rapi di dalam sebuah almari kaca tembus pandang. Nampak di sampingnya sebuah layar yang menampilkan lukisan sosok Napoleon Bonaparte dengan seragam kekaisaran dan bintang kehormatannya.
Porselen inilah saksi bisu hubungan Prancis dengan tanah Jawa. Memang pada tahun 1788 sejatinya Belanda sedang menjajah Nusantara. Namun kala itu Belanda sedang dikuasai oleh Napoleon Bonaparte. Hubungan Napoleon dengan tanah Jawa memang berlangsung pada zaman kekuasaan Raja Pakubuwana IV.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Porselen berwarna cokelat tua dengan motif bunga berwarna emas nampak elegan. Piala keramik ini diserahterimakan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte kepada Raja Pakubuwana IV pada tahun 1811. Kala itu bertepatan dengan momen merayakan hari kelahiran putra sang kaisar Prancis ternama tersebut. Selain itu, peninggalan ini juga menjadi bukti hubungan persahabatan yang baik antara Kaisar Prancis dan Raja Pakubuwana IV.
Bentuk piala porselen ini mirip sebuah vas dengan bagian kaki, bagian tengah yang melembung dan bagian atasnya berupa corong. Piala porselen ini memiliki tinggi kurang lebih 50 cm, ditempatkan pada sebuah meja kayu membuatnya nampak rapi.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Pada masanya, alat musik barat memang masih terbatas. Layaknya mesin yang masih dalam tahap perkembangan. Kala itu Raja Pakubuwana IV juga mendapat hadiah berupa kotak musik berjenis Orgel. Alat musik kuno ini berwujud mirip seperti organ. Namun di dalamnya menggunakan pipa-pipa besi untuk menghasilkan bunyi.
Bentuk orgel buah tangan Napoleon ini begitu indah, dihiasi bunga-bunga imitasi di atasnya. Nampak kusam, namun bunga-bunga inilah yang dulu menjadi keistimewaan orgel asal Eropa ini. Di setiap sisinya lukisan bunga lengkap dengan dedaunan dan hewan seperti kupu-kupu dan lebah yang beterbangan. Sama halnya dengan piala porselen, kotak musik orgel kini juga terlindungi oleh kaca tembus pandang.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Selain dua saksi bisu sejarah hubungan peradaban Eropa dengan Raja Solo tersebut, di dalam Museum Radya Pustaka juga dapat ditemui berbagai jenis senjata perang, wayang kulit mataram, hingga artefak bersejarah lainnya. Berbagai jenis arca batu peninggalan Mataram Kuno juga menjadi koleksi Museum Radya Pustaka.
Kilas balik peninggalan sejarah tersebut terawat dengan aman di dalam museum. Destinasi wisata edukasi ini kerap menjadi alternatif wisata sejarah saat berkunjung ke Kota Solo.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Dulu, busana ini memiliki makna yang digunakan hanya pada acara-acara formal. Namun, zaman telah berubah, kini telah melebur menjadi pakaian sahari-hari.
Baca SelengkapnyaTempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca Selengkapnya3 Contoh Naskah Pidato Kemerdekaan Singkat yang Mudah Dipahami oleh Masyarakat
Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tinggal hitungan jam saja. Berikut contoh naskah pidato kemerdekaan singkat yang mudah dipahami.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaPesan Cucu Pemilik Rumah Sejarah Rengasdengklok ke Ganjar Jika Terpilih Presiden
Ganjar mengutarakan pelajaran yang dapat dipetik dari kunjungannya ke Rumah Sejarah Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya
Hari Pelukan Nasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Januari.
Baca SelengkapnyaBagaimana Prinsip-prinsip Lingkungan Bermain dan Belajar Anak? Begini Penjelasannya
Merdeka.com merangkum artikel tentang prinsip-prinsip penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun lingkungan bermain dan belajar.
Baca SelengkapnyaSejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaDiusulkan Jadi Cagar Budaya, Ini Fakta Menarik Eks Stasiun Banjarnegara
Stasiun Banjarnegara punya peran strategis dan nilai sejarah yang tinggi
Baca Selengkapnya