Gangguan Afektif Bipolar adalah Jenis Manik Depresi, Ketahui Penyebab dan Gejalanya
Merdeka.com - Manusia dianugerahi perasaan yang bisa merasakan berbagai macam emosi. Mulia dari senang, semangat, kecewa, sedih, hingga murung. Masing-masing emosi ini bisa dirasakan kapan saja tergantung hal apa yang menyebabkan emosi tersebut muncul. Bagi orang yang normal, tentu emosi ini dapat dibedakan dengan mudah dari emosi satu ke emosi yang lainnya. Namun tidak untuk orang yang mempunyai gangguan mental bipolar.
Orang yang mengidap bipolar disorder, biasanya mempunyai suasana hati yang berubah-ubah secara ekstrem. Dari kondisi perasaan gembira kemudian secara tiba-tiba bisa mengalami emosi marah yang tidak jelas penyebabnya. Lebih parah lagi, sebagian orang yang mempunyai gangguan mental ini tidak menyadari bahwa dirinya mengalami bipolar.
Salah satu gangguan bipolar yang perlu diwaspadai adalah Gangguan Afektif Bipolar. Gangguan Afektif Bipolar adalah diagnosis medis yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang luas dengan periode depresi dan manis. Tidak heran, jika Gangguan Afektif Bipolar sering disebut juga dengan Depresi Manik.
Dalam hal ni, Gangguan Afektif Bipolar dapat terjadi pada siapa saja. Dengan begitu, penting untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penyebab dan bagaimana gejala spesifik yang sering terjadi pada penderita gangguan mental ini.
Dilansir dari situs Canadian Mental Health Association, kami merangkum berbagai informasi mengenai gangguan afektif bipolar adalah sebagai berikut.
Mengenal Gangguan Afektif Bipolar
Ilustrasi Bipolar ©2019 Merdeka.com/Liputan6.com (sumber: unsplash)
Gangguan Afektif Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang luas, dengan periode depresi dan mania. Seseorang yang mengalami depresi atau mania mungkin mengalami perubahan suasana hati yang intens dan perubahan dalam pemikiran dan perilaku.
Bipolar berarti berbagi dua kutub (tinggi dan rendah) dan Affective Disorder berarti gangguan yang berkaitan dengan suasana hati. Dalam kebanyakan kasus, kutub tinggi dialami sebagai mania dan kutub rendah dialami sebagai depresi. Gangguan mental ini juga sering disebut dengan Depresi Manik.
Penyebab Gangguan Afektif Bipolar
Setelah memahami pengertian umum, berikutnya perlu diketahui apa yang menjadi penyebab Gangguan Afektif Bipolar. Dikatakan bahwa setiap orang dapat mengembangkan gangguan mental ini, namun penelitian menunjukkan bahwa orang orang yang sangat kreatif, sensitif, orang yang cenderung perfeksionis dan berprestasi tinggi, memiliki prevalensi gangguan afektif bipolar yang lebih tinggi.
Faktor lain yang memberikan peranan penting dalam Gangguan Afektif Bipolar adalah faktor biologis. Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang dan/atau tekanan di lingkungan (misalnya, kematian orang yang dicintai, perpisahan, perceraian, dll.) juga dapat berperan dalam menyebabkan keadaan depresi atau manik.
Gejala Gangguan Afektif Bipolar
©www.earthwalkcommunity.com
Berikutnya Anda perlu mengetahui gejala apa saja yang terjadi pada penderita Gangguan Afektif Bipolar. Secara umum, gejala dari Gangguan Afektif Bipolar adalah terjadinya episode manik atau kegembiraan diikuti oleh suasana hati yang rendah atau depresi.
Jumlah episode manik dan depresi sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain. Namun sebagian besar individu mengalami tingkat atau periode yang seimbang antara episode manik dan depresi yang dialami.
Depresi manik dapat membuat seseorang terjun dari keadaan tinggi, di mana penderita mungkin percaya bahwa dia memiliki energi dan kemampuan manusia super, yang akan terjun ke lubang keputusasaan, menurutnya jalan keluar satu-satunya adalah bunuh diri.
Gejala depresi dan mania dijelaskan secara terpisah tetapi seseorang yang didiagnosis dengan Bipolar Affective Disorder mengalami kedua keadaan tersebut pada waktu yang berbeda dalam hidup mereka.
Kondisi Manik
Setelah mengetahui penyebab dan gejala umum, selanjutnya Anda perlu memahami bagaimana kondisi manik terjadi pada penderita Gangguan Afektif Bipolar. Dalam hal ini, kondisi manik pada Gangguan Afektif Bipolar adalah keadaan euphoria dan kekuatan total.
Pada tahap awal episode, orang tersebut mungkin tampak lebih mudah bergaul, aktif, banyak bicara, percaya diri, dan kreatif dari biasanya. Saat suasana hatinya meningkat, penderita mungkin mengalami beberapa hal berikut walaupun tidak terjadi pada semua individu dengan Gangguan Afektif Bipolar :
Kondisi Depresi
©www.youtube.com/Dominique Dejean
Selain kondisi manik, episode yang sering terjadi pada penderita Gangguan Afektif Bipolar adalah depresi. Jika kondisi manik penderita akan mengalami euforia, pada kondisi depresi penderita akan mengalami suasana hati yang sedih dan putus asa. Kondisi ini mungkin disertai dengan beberapa gejala lain, meliputi :
Cara Mengatasi Gangguan Afektif Bipolar
Setelah memahami kondisi manik dan depresi yang sering terjadi pada Gangguan Afektif Bipolar, terakhir perlu diketahui bagaimana cara melakukan pendekatan dan pemulihan yang baik untuk mengatasi gangguan mental ini.
Dalam hal ini, ahli merekomendasikan penderita Gangguan Afektif Bipolar untuk melakukan beberapa upaya untuk membantu mengelola gejala. Beberapa cara mengatasi Gangguan Afektif Bipolar adalah sebagai berikut :
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesehatan mental adalah hal yang harus diperhatikan dengan serius. Salah satu gangguan kesehatan mental yang memerlukan perhatian adalah gangguan bipolar.
Baca SelengkapnyaSejumlah gangguan mental kerap dianggap sebagai hal yang sama. Hal ini lah yang kerap terjadi pada Borderline Personality Disorder dan Bipolar.
Baca SelengkapnyaDepresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus mengalami tekanan dan kehilangan semangat hidup.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kurang tidur atau tidur yang tidak cukup dapat menyebabkan mata mengantuk.
Baca SelengkapnyaSebelum berubah menjadi depresi, terdapat sejumlah gejala yang perlu dikenali.
Baca SelengkapnyaBeberapa gejala awal depresi yang mungkin saja dialami, tapi nggak disadari. Apa saja?
Baca SelengkapnyaSkrining tersebut dilanjutkan dengan diagnosis mendalam oleh psikiater.
Baca SelengkapnyaTerjadinya depresi terselubung perlu untuk diwaspadai secara segera agar tidak semakin memburuk.
Baca SelengkapnyaKepala BKKBN menyebut penderita mental emotional disorder di Indonesia terus meningkat signifikan
Baca Selengkapnya