Bupati Grobogan Takut Disuntik Vaksin COVID-19, Ternyata Ini Penyebabnya
Merdeka.com - Vaksin Corona telah tiba di Indonesia beberapa waktu lalu. Beberapa tokoh besar dan para petinggi pemerintah merupakan orang pertama yang akan disuntik vaksin.
Selain demi memastikan kesehatan mereka, pemilihan para petinggi untuk menjadi golongan prioritas utama pemberian vaksin di luar tenaga medis bukan tanpa alasan. Dengan pemberian vaksin kepada para tokoh besar dan petinggi pemerintahan, diharapkan masyarakat percaya dan tak takut untuk menerima vaksin tersebut.
Walau begitu, masih tetap saja ada yang takut saat hendak disuntik vaksin COVID-19. Bahkan ada dari mereka yang berasal dari kalangan pemerintah.
Itulah yang dirasakan Bupati Grobogan Sri Sumarni. Pada acara vaksinasi COVID-19 yang digelar di RSUD dr. Raden Soedjati Soemodiarjo pada Senin (25/1), Sri Sumarni gagal divaksin dan menunggu sampai dirinya benar-benar siap.
Lalu apa penyebab utama sang bupati itu takut berhadapan dengan vaksin Virus Corona? Berikut selengkapnya:
Penyebab Takut Divaksin
©2021 Liputan6.com
Pada saat pengukuran darah secara digital yang dilakukan sebelum divaksin, tekanan darah Sri Sumarni mencapai 230 mmHg. Setelah tensi diulang, tekanannya menurun walau masih sangat tinggi yaitu 220 mmHg.
Setelah diganti dengan pengukur analog, tekanannya berkurang jadi 190 mmHg. Selain karena takut disuntik, Sumarni mengatakan bahwa penyebab tekanan darahnya tinggi disebabkan oleh pola hidupnya yang sering begadang.
“Semalam tidur di atas jam 01.00 WIB. Tadi malam saya memang ada banyak tamu sehingga harus tidur di atas pukul 1 dini hari. Nanti kalau sudah turun saya minta divaksin,” ujar Sri Sumarni dikutip dari Liputan6.com pada Senin (25/1).
Orang Pertama yang Divaksin
©2020 REUTERS
Karena Bupati takut divaksin, maka dengan begitu Ketua DPRD Grobogan, Agus Siswanto, menjadi orang yang pertama kali mendapatkan vaksin di wilayah Kabupaten Grobogan. Perihal penyediaan vaksin di Grobogan, Kepala Dinas Kesehatan dr. Selamet Widodo mengatakan bahwa sekitar 4.000 vaksin telah disebarkan ke berbagai fasilitas kesehatan.
“Sudah didistribusikan sejak Minggu (24/1) dan hari ini Senin (25/1). Kita dapat 9.680 dosis untuk dua kali penyuntikan pada tenaga kesehatan yang ada di 30 puskesmas dan 8 rumah sakit. Dari jumlah itu, 6.000-an dosis akan disuntikkan pada tenaga kesehatan,” jelas Selamet dikutip dari Liputan6.com.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Prabumulih menonaktifkan Bidan ZN dari jabatan Lurah Sindur, Kecamatan Cambai, setelah dia diduga melakukan malapraktik.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnya