Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

6 Fakta Tari Bedaya Ketawang, Ekspresi Rasa Cinta Nyai Roro Kidul Kepada Raja Mataram

6 Fakta Tari Bedaya Ketawang, Ekspresi Rasa Cinta Nyai Roro Kidul Kepada Raja Mataram Tari Bedaya Ketawang. ©jogjaprov.go.id

Merdeka.com - Tari Bedaya Ketawang merupakan tarian khas Kraton Surakarta yang hanya dipentaskan saat upacara peringatan kenaikan tahta raja. Bagi masyarakat Jawa dan orang-orang di lingkungan Kraton, tarian ini dianggap sakral.

Hal itu dikarenakan tarian ini mengekspresikan hubungan asmara antara para raja Mataram dengan penguasa laut selatan, Nyai Roro Kidul.

Dilansir dari Jogjaprov.go.id, nama tarian “Bedaya Ketawang” diambil dari kata “bedaya” yang berarti penari wanita istana, dan “ketawang” yang berarti langit.

Selain itu, “ketawang” juga dapat dimaknai sebagai sebuah tempat yang tinggi, keluhuran, dan kemuliaan. Berikut selengkapnya.

Sejarah Tari Bedaya Ketawang

tari bedaya ketawang

©jogjaprov.go.id

Dikutip dari Jogjaprov.go.id, kemunculan tarian ini bermula pada masa Mataram dipimpin oleh Sultan Agung (1612-1645). Pada suatu hari Sultan Agung melakukan ritual semedi. Di tengah pertapaannya itu dia mendengar suara senandung dari arah langit. Ia kemudian terkesima mendengar senandung itu.

Setelah itu Sultan Agung memanggil para pengawalnya dan menceritakan apa yang telah Ia alami. Dari peristiwa inilah kemudian Sultan Agung menciptakan sebuah tarian yang diberi nama Bedaya Ketawang.

Selain itu ada pula yang menceritakan tarian ini sidah ada sejak zaman Panembahan Senopati. Saat bertapa di laut selatan, Ia bertemu dan memadu kasih dengan Ratu Kencanasari atau Kanjeng Ratu Kidul yang kemudian menjadi cikal bakal tarian tersebut.

Dipentaskan Saat Upacara Kenaikan Tahta Raja

tari bedaya ketawang

©Sragenkab.go.id

Setelah perjanjian Giyanti pada tahun 1755, dilakukan pembagian harta warisan Kesultanan Mataram kepada Pakubuwono III dan Hamengkubuwono I.

Selain pembagian wilayah, dalam perjanjian tersebut juga dilakukan pembagian warisan budaya di mana Tari Bedaya Ketawang diberikan kepada Kasunanan Surakarta.

Dalam perkembangannya, tarian ini dipertunjukkan saat penobatan dan upacara kenaikan tahta sultan Kasunanan Surakarta. 

Ekspresi Rasa Cinta Nyai Roro Kidul

nyai roro kidul

ilustrasi merdeka.com

Dilansir dari Jogjaprov.go.id, Tari Bedaya Ketawang menceritakan tentang hubungan asmara antara Nyai Roro Kidul sebagai penguasa laut selatan dengan raja-raja Mataram. Kata-kata yang terkandung dalam tembang pengiringnya berisi curahan hati Nyai Roro Kidul kepada sang raja.

Tak hanya itu, gerak tubuh yang diperagakan selama tarian itu merupakan wujud dari rayuan Nyai Roro Kidul kepada sang raja. Namun karena diperagakan sedemikian halusnya, mata orang awam sulit menangkap makna dari gerakan itu. Satu-satunya tanda yang begitu jelas adalah semua penarinya dirias dengan lazimnya mempelai akan dipertemukan. 

Dalam praktiknya tarian ini dibawakan oleh sembilan penari wanita. Menurut kepercayaan masyarakat, saat pementasan tarian ini Nyai Roro Kidul akan selalu hadir dan ikut menari sebagai penari kesepuluh.

Syarat Menjadi Penari

tari bedaya ketawang

©Sragenkab.go.id

Untuk bisa ikut mementaskan tarian ini, ada beberapa syarat yang harus dimiliki para calon penarinya. Syarat yang paling utama yaitu penari harus seorang gadis suci perawan dan tidak dalam kondisi haid.

Jika sedang haid, maka penari harus meminta izin dengan Nyai Roro Kidul terlebih dahulu dengan melakukan caos dhahar di panggung sang buwana, Kraton Surakarta.

Dilansir dari Jogjaprov.go.id, kesucian para penari menjadi hal yang sangat penting. Hal itu dikarenakan saat latihan berlangsung, Kanjeng Nyai Roro Kidul akan datang menghampiri para penari jika gerakannya masih salah.

Musik yang Mengiringi Bedaya Ketawang

tari bedaya ketawang

©Sragenkab.go.id

Dalam pementasannya, Tari Bedaya Ketawang dibawakan dengan iringan musik gending ketawang gedhe dengan nada pelog. Sementara itu, instrumen yang digunakan di antaranya kethuk, kenong, gong, kendhang, dan kemanak.

Selain itu tarian ini juga diiringi oleh tembang lagu yang menggambarkan rasa cinta dan goda rayu Nyai Roro Kidul kepada para raja Mataram. Pada bagian pertama tarian itu diiringi tembang Durma dan dilanjutkan dengan Ratnamulya.

Pada saat penari masuk ke dalem ageng prabasurya, instrument music akan ditambahkan dengan gambang, rebab, gender, dan suling untuk menambah kenyamanan suasana.

Busana yang Digunakan

Saat pementasan, busana yang digunakan para penari Tarian Bedaya ketawang adalah Dodot Ageng atau bisa juga disebut Basahan. Busana ini pada umumnya digunakan pada acara-acara pernikahan.

Sementara untuk aksesoris yang digunakan antara lain cethung, garudha mungkur, sisir jeram saajar, cundhuk mentul, dan rangkaian bunga yang dikenakan pada gelungan yang memanjang hingga bagian dada.

(mdk/shr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta Menarik Anang Hermansyah, Sang Raja dari Dinasti A6, yang Ternyata Pernah Tinggal di Sebuah Ruko
Fakta Menarik Anang Hermansyah, Sang Raja dari Dinasti A6, yang Ternyata Pernah Tinggal di Sebuah Ruko

Banyak artis mengalami kesulitan setelah mencapai puncak ketenaran

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Begini Sejarah Pekan Raya Jakarta yang Dulunya Acara Perayaan Ulang Tahun Ratu Belanda
Tak Banyak yang Tahu, Begini Sejarah Pekan Raya Jakarta yang Dulunya Acara Perayaan Ulang Tahun Ratu Belanda

Dulunya Pekan Raya Jakarta merupakan acara untuk memperingati hari kelahiran Ratu Belanda.

Baca Selengkapnya
Pria di Kota Kupang Tega Bunuh Ibu Kandungnya yang Sudah Renta
Pria di Kota Kupang Tega Bunuh Ibu Kandungnya yang Sudah Renta

Peristiwa sadis terjadi di Kota Raja, Kota Kupang, Sabtu (30/3) pukul 19.00 Wita. Seorang warga setempat tega membunuh ibu kandungnya yang sudah berusia renta.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci

Salah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung

Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.

Baca Selengkapnya
Cerita Rakyat Lubuk Emas, Kisah Percintaan Putri Raja yang Tidak Direstui Ayahnya
Cerita Rakyat Lubuk Emas, Kisah Percintaan Putri Raja yang Tidak Direstui Ayahnya

Cerita rakyat ini mengisahkan kesetiaan seorang putri raja kepada kekasihnya yang tidak direstui oleh ayahnya.

Baca Selengkapnya
Menguak Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno, Dipimpin Pertama Kali oleh Raja Sanjaya
Menguak Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno, Dipimpin Pertama Kali oleh Raja Sanjaya

Bukti pertama kali mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno berasal dari Prasasti Canggal.

Baca Selengkapnya
Berusia 200 Tahun, Intip Megahnya Istana Rokan Rumah Panggung Peninggalan Kerajaan Rokan
Berusia 200 Tahun, Intip Megahnya Istana Rokan Rumah Panggung Peninggalan Kerajaan Rokan

Istana peninggalan Raja Rokan ini berbentuk seperti rumah panggung yang dibalut dengan koleksi ukiran serta masih kental dengan nuansa budaya Melayu.

Baca Selengkapnya
Sejarah Patung Sigale-gale di Samosir, Pelipur Lara Kerinduan Sang Raja Kepada Anaknya
Sejarah Patung Sigale-gale di Samosir, Pelipur Lara Kerinduan Sang Raja Kepada Anaknya

Sang Raja Rahat yang melihat patung Sigale-gale bergerak dengan sendirinya merasa patung itu mirip seperti sang anak.

Baca Selengkapnya