BPTJ: Jangan Sampai MRT Menjadi Sumber Kemacetan Baru
Merdeka.com - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menilai masih dibutuhkan kebijakan lebih lanjut agar pengoperasian Moda Raya Terpadu (MRT) efektif, terutama soal integrasi moda.
Bambang mengatakan, integrasi moda dibutuhkan agar masyarakat semakin dimudahkan mengakses MRT dan meninggalkan kendaraan pribadi.
"Integrasi antara MRT dengan angkutan pengumpan merupakan kunci. MRT yang berfungsi sebagai 'tulang punggung' tidak dapat berdiri sendiri," katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (18/3).
Dia menambahkan, agar layanan MRT berjalan optimal maka harus ditopang oleh angkutan umum massal yang mudah diakses oleh masyarakat. Ini bertujuan mempermudah penumpang ketika melanjutkan perjalanan setelah menggunakan MRT ataupun sebaliknya.
"Jangan sampai terjadi nanti, MRT yang kita harapkan mampu mengurai kemacetan malah menjadi sumber kemacetan baru," ungkapnya.
Karena itu, BPTJ bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta, MRT, LRT Jakarta serta TransJakarta terus melakukan koordinasi guna mengantisipasi kendala-kendala yang kemungkinan terjadi ketika nanti resmi beroperasi. Selain itu, Bambang mengungkapkan, pentingnya integrasi secara sistem, khususnya pembayaran agar satu alat untuk semua moda.
"BPTJ sudah memfasilitasi proses integrasi sistem pembayaran ini, tinggal menunggu audit dari Bank Indonesia," ujarnya.
Dia berharap pengoperasian MRT bisa membawa kembali budaya berjalan kaki. Misalnya untuk yang kantornya dekat dengan MRT, cukup jalan kaki menuju kantor.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upaya sederhana ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna MRT.
Baca SelengkapnyaPenambahan perjalanan ini bertujuan untuk meningkatkan layanan terhadap para pengguna.
Baca SelengkapnyaSaat ini pembangunan MRT fase 2A sudah mencapai 28,4 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi mengatakan pembangunan MRT Fase 2A sudah mencapai 28,4 persen atau lebih dari yang ditargetkannya.
Baca SelengkapnyaMRT Jakarta pertama kali beroperasi melayani masyarakat pada 24 Maret 2019.
Baca SelengkapnyaKata Jokowi Jakarta telah memiliki sejumlah transportasi massal tapi masih aja macet
Baca SelengkapnyaBPS DKI Jakarta mencatat penumpang TransJakarta mencapai 30,93 juta orang di Januari 2024
Baca SelengkapnyaMulai dari tas, perangkat elektronik, uang tunai uang elektronik, hingga aksesoris pribadi.
Baca SelengkapnyaPenambahan jumlah perjalanan ini bertujuan untuk mengantisipasi dan mengakomodasi lonjakan pengguna pada masa libur Nataru.
Baca Selengkapnya