Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

99.743 KK Belum Dapat Bantuan Sosial, Riza Patria Sebut Masih Tunggu Pemadanan Data

99.743 KK Belum Dapat Bantuan Sosial, Riza Patria Sebut Masih Tunggu Pemadanan Data Wagub DKI Ahmad Riza Patria. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - 99.743 Kepala keluarga di Jakarta belum menerima bantuan sosial. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, kondisi tersebut lantaran masih menunggu pemadanan data dengan Kementerian Sosial (Kemensos).

"Iya, menunggu penyelesaian pemadanan," kata Riza di Balai Kota, Kamis (5/8) malam.

Riza menjelaskan pemadanan menjadi penting dalam distribusi bantuan untuk mencegah adanya penerima ganda. Selama proses pemadanan, dia menegaskan Pemprov DKI selalu berkoordinasi baik dengan Kemensos.

Yang jelas, meski masih ada yang belum mendapat bantuan, Riza meyakini distribusi kali ini tidak mengalami hambatan.

"Diselesaikan dulu yang ganda, dicek kembali, selama ini tidak ada masalah. Tahun lalu tidak ada masalah kami tahun lalu sudah berkoordinasi juga dengan Kemensos tidak ada masalah terkait pendataan," kata dia.

Dinas Sosial DKI Jakarta tercatat telah mendistribusikan bantuan sosial berupa beras kepada 907.636 kepala keluarga (KK) sejak 29 Juli 2021. Pendistribusian akan berakhir hingga 17 Agustus. Dalam bantuan ini juga masing-masing kepala keluarga akan mendapat 10 kilogram beras premium.

"Masing-masing KK akan menerima 10 kilogram beras jenis premium," ucap Kepala Dinas Sosial, Premi Lasari, Rabu (28/7).

Premi mengatakan, sedianya jumlah penerima manfaat bantuan sosial non tunai di Jakarta berjumlah 1.007.379 kepala keluarga. Namun sebanyak 99.743 kepala keluarga belum dapat diberikan bantuannya karena adanya potensi duplikasi dengan penerima Bansos non tunai dari Kementerian Sosial RI.

"Penyaluran beras dilakukan oleh Perumda Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya sampai tingkat RT dan RW, yang selanjutnya disalurkan sampai kepada KPM oleh perangkat RT dan RW," jelasnya.

Premi menuturkan, Dinas Sosial telah memiliki data by name by address (BNBA) KPM BSNT, yang hari ini (28/7) disampaikan kepada penyedia, yaitu Pasar Jaya dan Food Station untuk disalurkan pada titik lokasi RW.

Setelah itu, kata Premi, RW akan kembali melakukan pengecekan jumlah dan kondisi paket, lalu menandatangani Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima (BAPST), dan disalurkan kepada KPM sesuai BNBA.

Sebelum hari penyaluran, perangkat RT dan RW juga telah diinfokan daftar nama penerima bantuan beras.

"Untuk itu perangkat RT dan RW diharapkan dapat menghubungi KPM yang pindah alamat untuk datang mengambil beras sesuai jadwal dan menandatangani tanda terima telah menerima beras. Apabila KPM susah dihubungi, maka perangkat RT dan RW dapat mengembalikan beras kepada Perumda Pasar Jaya/ PT Food Station Tjipinang Jaya," sambungnya.

BSNT disalurkan kepada masyarakat yang berada di 5 wilayah kota administrasi dan Kepulauan Seribu sebanyak 907.616 kepala keluarga, dengan rincian 50.526 kepala keluarga di Jakarta Pusat. Kemudian 181.367 kepala keluarga di Jakarta Utara dan 73.948 kepala keluarga di Jakarta Barat. Lalu 142.029 kepala keluarga di Jakarta Selatan dan 457.250 kepala keluarga di Jakarta Timur serta 2.496 kepala keluarga di Kepulauan Seribu.

Premi menekankan, bagi penerima bantuan beras Pemprov DKI Jakarta ini dianjurkan sudah disuntik vaksin. Hal ini sesuai Perpres Nomor 14 Tahun 2021.

"Selanjutnya bagi penerima bantuan sosial non tunai beras yang belum disuntik vaksin diimbau agar melaksanakan vaksinasi Covid-19 di sentra vaksin terdekat sesuai domisili," imbau Premi.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
57 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia, Paling Banyak Anggota KPPS
57 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia, Paling Banyak Anggota KPPS

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Terima 149 Aduan Terkait THR, Paling Banyak dari Perusahaan di Jakarta Selatan
Pemprov DKI Terima 149 Aduan Terkait THR, Paling Banyak dari Perusahaan di Jakarta Selatan

Pemprov DKI Jakarta menerima 149 aduan terkait pembayaran THR di perusahaan swasta.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.

Baca Selengkapnya
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.

Baca Selengkapnya
Politisi PDIP Sebut Pembagian Bansos Dimanfaatkan untuk Kepentingan Elektoral
Politisi PDIP Sebut Pembagian Bansos Dimanfaatkan untuk Kepentingan Elektoral

Pemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.

Baca Selengkapnya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Menegangkan Penangkapan Tarsum Usai Mutilasi Istri di Ciamis
Detik-Detik Menegangkan Penangkapan Tarsum Usai Mutilasi Istri di Ciamis

Karnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.

Baca Selengkapnya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.

Baca Selengkapnya