Tak Hanya sebagai Hiasan di Kepala Pengantin Wanita, Ini Makna Siger pada Pernikahan Adat Sunda
Tak sekedar dipakai di kepala, siger sebagai hiasan pengantin perempuan punya banyak makna.
jawa barat![Tak Hanya sebagai Hiasan di Kepala Pengantin Wanita, Ini Makna Siger pada Pernikahan Adat Sunda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/12/18/1702882119018-5m4nrk.jpeg)
Tak sekedar dipakai di kepala, siger sebagai hiasan pengantin perempuan punya banyak makna.
![Tak Hanya sebagai Hiasan di Kepala Pengantin Wanita, Ini Makna Siger pada Pernikahan Adat Sunda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/18/1702882083950-2gp5yi.jpeg)
Tak Hanya sebagai Hiasan di Kepala Pengantin Wanita, Ini Makna Siger pada Pernikahan Adat Sunda
![Tak Hanya sebagai Hiasan di Kepala Pengantin Wanita, Ini Makna Siger pada Pernikahan Adat Sunda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/18/1702882137583-6nf4.jpeg)
Dalam pernikahan tradisional, pernak-pernik menjadi hal yang penting untuk memperindah kedua mempelai. Di adat Sunda terdapat pernak-pernik khusus yang digunakan pengantin wanita, namanya adalah siger.
(Gambar: Liputan6)
-
Apa makna pelepasan merpati di pernikahan Sunda? Disebutkan juga bahwa melepaskan burung merpati merupakan tanda dimulainya kehidupan baru. Pengantin pria dan wanita nantinya sudah lepas dan tidak terikat lagi dengan orang tua, karena akan memulai bahtera bersama pasangannya.
-
Apa yang dimaksud dengan sungkeman dalam pernikahan? Sungkeman merupakan salah satu adat istiadat dalam pernikahan yang masih sering dilakukan dalam budaya Indonesia. Kata sungkeman berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah menghormati atau memberi penghormatan kepada orang yang lebih tua atau yang lebih tinggi derajatnya.
-
Kapan sungkeman dilakukan dalam proses pernikahan? Dalam pernikahan Islam, sungkeman juga memiliki nilai-nilai yang sangat mulia dan mengandung makna yang dalam.
-
Kenapa merpati dilepaskan di pernikahan adat Sunda? Merpati Jadi Simbol Cinta Dalam unggahan di laman napak jagat pasundan disebutkan bahwa burung merpati memiliki makna khusus bagi orang Sunda. Ia digambarkan sebagai hewan yang penuh cinta dan menjunjung tinggi rasa setia. Dalam mitologi Yunani kuno, burung merpati adalah hewan yang selalu setia dengan pasangannya.
Siger menjadi benda yang wajib ada dalam pernikahan adat Sunda. Siger memiliki fungsi untuk merapikan rambut, karena digunakan seperti mahkota.
Namun masyarakat adat setempat tak semata menganggap siger sebagai pernak-pernik saja, melainkan siger memiliki makna yang mendalam.
Siger dipercaya memiliki status sosial dan bisa melindungi pengantin wanita dari hal yang bersifat nafsu duniawi.
Siger sebagai penghias pengantin perempuan
Mengutip artikel Nur Rizka Ramadhanty yang diterbitkan Unikom berjudul "Pakaian Pernikahan Sunda Priangan", siger biasanya digunakan di bagian kepala untuk menaruh untaian bunga sedap malam maupun melati yang ditata menjutai ke bawah sekitar 20 sampai 30 sentimeter.
Siger memiliki bentuk mirip mahkota dengan beragam motif mulai dari flora, fauna hingga berbentuk hati yang terbuat dari logam.
Siger dipakai setelah pengantin wanita mengenakan hijab dengan warna putih yang senada.
- Ajakan Rujuk Ditolak, Pria di Palembang Mengamuk Tikami Mantan Istri dan Calon Suaminya
- Terpisah 54 Tahun Tapi Tetap Setia Menunggu, Wanita ini Syok saat Bertemu Kembali Suami Sudah Menikah lagi
- Pacaran Bertahun-tahun Cewek ini Nikahnya sama Pria Lain, Si Mantan Datang ke Resepsi Ditangisi Keluarga
- Usia Pernikahan Baru 17 Hari, Kisah Perempuan Ditinggal Suami Wafat Ini Bikin Pilu
- Benarkah Konsumsi Yogurt Dapat Turunkan Risiko Diabetes?
- Kondisi Terkini Polwan Bakar Suami yang Juga Polisi Hidup-Hidup di Mojokerto
![Siger sebagai status sosial](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/18/1702882162725-x8a7hk.png)
Siger sebagai status sosial
Mengutip Wibisana, Zakarsih & Sumarsono, 1986, siger diketahui tak hanya sebagai penghias pengantin wanita semata, melainkan menyirat simbol status sosial.
Dahulu hanya orang-orang terpandang yang bisa menggunakan siger sebagai atribut pernikahan.
Orang Sunda zaman dahulu kebanyakan menganggap Siger sebagai bentuk kemewahan, karena pernikahan hanya dilakukan sekali seumur hidup.
Sebagai simbol kesetiaan terhadap pasangannya
Siger kemudian juga diartikan sebagai simbol kesetiaan pengantin wanita terhadap pengantin pria. Ini terlihat dari bentuk hati yang ada di bagian depan siger.
Kemudian simbol lima kembang yang melingkar di siger menyimbolkan kecantikan yang bisa dilihat dari banyak sudut.
Lalu motif kupu-kupu atau kembang goyang di bagian atas siger melambangkan kemurahan rezeki yang akan didapatkan pengantin setelah melangsungkan pernikahan.
Punya arti melindungi dari nafsu duniawi
Adapun arti siger berasal dari kata sineger yang dalam bahasa Sunda Priangan dan Baduy adan kurungan.
Ini karena benda tersebut dimanifestasikan sebagai pengurung nafsu duniawi, sehingga penggunanya bisa terlindungi dari hal negatif tersebut.
Bagi warga setempat, siger bisa mencegah hawa nafsu di luar pernikahan sehingga hanya bisa dilakukan oleh suami sahnya saja.