Sopir Truk di Majalengka Banting Setir Jadi Pembuat Mobil Kayu Akibat Pandemi, Kini Bisa Biayai Kuliah Anak
Sosok Sumarno ini menginspirasi. Ia banting setir dari sopir jadi perajin miniatur.
Dia tak ingin berpangku tangan, dan kini sukses menjadi pembuat mainan kayu.
Sopir Truk di Majalengka Banting Setir Jadi Pembuat Mobil Kayu Akibat Pandemi, Kini Bisa Biayai Kuliah Anak
Sudah tiga tahun terakhir Sumarna berhenti mengemudikan truk. Dia terdampak secara langsung akibat pandemi Covid-19. Pria asal Desa Bonang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka itu kini sukses menjadi pembuat mobil-mobilan kayu.
-
Bagaimana modifikasi mobil unik itu dibuat? Mulai dari roda dua, roda empat hingga kendaraan yang besar, setiap kendaraan ini memiliki fungsi masing-masing. Namun, ada juga kendaraan yang tampak paling mencolok karena modifikasi yang kreatif atau karena pemiliknya terlalu kreatif.
-
Apa ciri khas usaha kerajinan kayu mereka? Melihat tingginya permintaan pasar, Prima dan Andi memutuskan mulai melakukan produksi kerajinan kayu sendiri. Sejak awal, keduanya memutuskan ciri khas usahanya adalah kerajinan kayu berwarna pastel.
-
Siapa yang punya ide membuat kerajinan kayu? Melihat tingginya permintaan pasar, Prima dan Andi memutuskan mulai melakukan produksi kerajinan kayu sendiri. Sejak awal, keduanya memutuskan ciri khas usahanya adalah kerajinan kayu berwarna pastel.
-
Kenapa orang melakukan modifikasi pada mobil? Pemilik mobil sering kali melakukan modifikasi ketika bosan dengan tampilannya.
-
Siapa sopir truk penyebab kecelakaan? Polisi resmi menetapkan sopir truk berinisial MI (18) yang merupakan penyebab tabrakan beruntun di Gerbang Tol (GT) Halim Utama sebagai tersangka.
Setiap harinya, ia membuat berbagai jenis miniatur kendaraan, mulai dari truk polisi, tronton sampai bus antar kota antar provinsi. Semuanya dia kerjakan dengan telaten, sehingga hasilnya mirip dengan asli. Kualitas yang bagus membuat pesanan datang dari berbagai tempat. Bahkan ia juga menerima permintaan mainan khusus dengan keuntungan hingga puluhan juta rupiah. Dari sana, Sumarna mampu menutupi kebutuhan hidup bahkan hingga biaya kuliah anaknya. Kisah Sumarna amat menginspirasi karena dia mampu bangkit dari keterpurukan dan tak ingin berpangku tangan. Berikut kisah inspiratifnya.
Tak Sangka Laku Terjual
Diceritakan Sumarna, awalnya kondisi pandemi yang kian memburuk membuatnya tak bisa mencari nafkah sebagai sopir truk. Dia tak memiliki penghasilan lain hingga membuat kehidupannya cukup sulit. Tak ingin berlarut, dia kemudian mencoba membuat miniatur truk dari kayu tripleks dan ternyata laku dijual. “[akibat Covid-19] saya berhenti bekerja jadi sopir truk, dan kebetulan kemarin kan ada Covid-19, dan kemungkinan ini imbas dari Covid-19,” katanya, menukil kanal YouTube Liputan6, Selasa [25/7].
Bisa Buat Satu hingga Dua Miniature dalam Sehari
Sumarna mengungkapkan bahwa saat ini dirinya fokus mencari nafkah dengan membuat miniatur bus truk. Dalam sehari, Sumarna bisa membuat satu sampai dua miniatur kendaraan, termasuk mengerjakan pesanan khusus. Setelah pandemi Covid-19 berlalu, pesanannya berangsur-angsur meningkat. Biasanya pembeli datang langsung ke rumahnya. “Setelah saya beralih ke sini, ya alhamdulillah omzet sudah meningkat,” kata Sumarna, di sela-sela kegiatannya membuat mainan.
Mampu Sekolahkan Anak hingga Kuliah
Dari pendapatannya, Sumarna bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan omzet mencapai Rp20 juta per bulan. Dengan penghasilanya ini, ia bisa menyekolahkan anaknya hingga kuliah.
Hasil keringatnya pun mampu membiayai anak-anaknya sekolah, bahkan sampai kuliah. Mainan buatan Sumarna laku cukup keras. “Inikan untuk nafkah juga, untuk biaya sehari-hari, anak sekolah, kuliah,” kata Sumarna, melanjutkan.
Hasilnya Karyanya Bagus
Walaupun berbahan kayu, Sumarna betul-betul memperhatikan detail dalam membuat mainan truk dan bus. Warna akan menyesuaikan kendaraan aslinya, seperti truk polisi yang abu-abu gelap, lalu truk tronton yang berwarna hijau dan bus yang juga mirip. Dia juga memasang kaca mainan, sampai kaca spion mini di truk buatannya. Sumarna tak ingin mengecewakan pelanggan. “Ini bus [yang saya beli] harganya Rp250 ribu, terjangkau sih ini dan sesuai dengan pesanan juga [untuk kotak amal masjid], untuk mendukung UMKM juga,” kata salah satu pembeli, Gin Gin.
Ingin Buka Lapangan Kerja bagi Orang Lain
Adapun harga mainan yang dijualnya berkisar mulai dari Rp200 sampai Rp250 ribu, tergantung jenis dan ukuran dari mainan kendaraan yang dijual. Dia juga mulai memperhatikan penjualan melalui daring sehingga lebih menjangkau banyak konsumen. Sumarna mengaku ingin membuka lapangan pekerjaan ketika usahanya sudah sukses. Ini sebagai upaya untuk membantu sesama.