Melihat Keunikan Masjid Kayu di Kampung Naga, Beduknya Tak Boleh Ditabuh Sembarangan
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Masjid As Salam merupakan tempat ibadah masyakat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Bentuknya masih tradisional dengan bahan kayu serta atap daun kering. Di masjid ini terdapat sebuah beduk yang tak boleh ditabuh sembarangan.
Mengutip kanal YouTube Dibra Channel, Rabu (18/10), bentuk desain bangunan masjid ini tidak seperti masjid kebanyakan.
Masjid As Salam tidak memiliki kubah, menara, maupun hiasan khas rumah ibadah umat Islam lainnya.
Menurut warga setempat, bangunannya hanya serupa rumah, dengan kapasitas yang lebih besar sehingga mampu menampung lebih banyak jemaah.
Masjid tersebut juga tidak memiliki pengeras suara layaknya masjid lainnya yang ada di luar perkampungan.
Muazin pun hanya akan melakukan panggilan salat dan iqamah tanpa alat pengeras suara dari dalam masjid.
Walau demikian, warga setempat sudah hapal waktu salat, dan akan tetap datang ke masjid walau panggilan azan tidak terdengar.
Mengutip tulisan Iwan Hermawan berjudul Masjid Pada Masyarakat Adat di Jawa Barat, Masjid As Salam di Kampung Naga masih memiliki desain tradisional.
Pondasinya dibuat dari batu untuk menopang bangunan berbentuk panggung. Lalu rangkanya dibuat dengan kayu kokoh, dan dindingnya dianyam dari bilik bambu.
Agar semakin kuat dan tidak dimakan rayap, dinding serta beberapa unsur bangunan dicat menggunakan campuran kapur berwarna putih sehingga makin terlihat cantik.
Sebagai permukiman yang menjunjung tinggi budaya Sunda kuna, bangunan Masjid As Salam ini tidak memiliki unsur kelistrikan sama sekali.
Untuk lampunya, DKM memanfaatkan lampu lentera dan patromaks berbahan bakar minyak yang akan dinyalakan saat jemaah melaksanakan salat magrib sampai subuh.
Lentera dan patromaks juga dipakai untuk menopang kegiatan umum di masjid seperti acara adat, juga pengajian dan perkumpulan warga.
Di Masjid As Salam terdapat dua beduk, pertama berukuran besar atau utama dan kedua berukuran kecil bernama kentongan.
Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, beduk ini tak bisa dipukul sembarangan atau serupa dengan beduk-beduk di masjid lain.
Ketika salat maghrib dan isya akan dibunyikan bergantian antara kentongan dan beduk. Lalu untuk salat subuh, zuhur, dan ashar, hanya beduknya saja. Sementara saat salat Jumat, penabuhan dilakukan antara kentongan dan beduk, dengan jarak yang cukup jauh.
Pukul 11.00 WIB, kentongan akan ditabuh beberapa kali, sebagai penanda mulai masuknya salat Jumat dan persiapan warga. Ketika azan, yang dipukul beduknya.
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Kondisinya sangat memprihatinkan terdampak kemarau panjang. Seperti apa penampakannya saat ini?
Baca SelengkapnyaMasjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama
Baca SelengkapnyaBangunan masjid masih tampak utuh walau sudah empat tahun terendam air
Baca SelengkapnyaKeberadaan masjid yang berada di Provinsi Bengkulu ini tak lepas dari peran Bung Karno pada masa pengasingannya.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki arsitektur unik karena memadukan gaya Jawa-Eropa
Baca SelengkapnyaMengunjungi Kampung Batik Jetis Sidoarjo yang sudah eksis lebih dari 300 tahun silam. Munculnya para pembatik andal berawal dari komunit jemaah masjid.
Baca SelengkapnyaMasjid itu sudah eksis bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan penampakan masjid Syiah yang ada di Teheran, Iran. Masjid tersebut penuh dengan ornamen berlian dan kaca sehingga terlihat mewah.
Baca SelengkapnyaBangunan masjid yang megah, hiasan, ukiran, hingga interior sangat diperhatikan oleh para arsitek.
Baca Selengkapnya