Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun
Senjata ini sudah biasa biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
senjata tradisional![Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/5/5/1714878097626-pdkml.jpeg)
Senjata ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
![Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun<br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/5/1714877697758-agz2w.jpeg)
Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun
Masyarakat di Indonesia memiliki berbagai senjata tradisional. Senjata tersebut biasanya digunakan pada saat peperangan atau untuk melindungi diri dari berbagai ancaman. Senjata tersebut juga menjadi bagian dari kebudayaan dari suatu daerah yang hingga kini masih dilestarikan. Di Bumi Besemah, Sumatera Selatan, terdapat sebuah senjata tradisional bernama kudok. Senjata ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun.
(Foto: giwang.sumselprov.go.id)
-
Kenapa tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan dilakukan? Tradisi unik saling tukar takjil ini memiliki makna yang cukup mendalam. Selain sudah dilakukan secara turun-temurun, tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dengan para tetangga kampung.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan? Melansir dari Liputan6.com, dalam tradisi ini, masyarakat memulai dengan keliling kampung dari rumah ke rumah untuk saling bertukar takjil. Biasanya, mereka sudah menyiapkan 30 buah takjil dari rumah dengan ragam jenis makanan.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
-
Apa yang dianggap sebagai bukti keperjakaan secara tradisional? Keperjakaan dan keperawanan telah lama menjadi konstruksi sosial dan budaya yang memengaruhi pandangan masyarakat terhadap kesehatan seksual. Namun, apakah benar ada cara ilmiah untuk membuktikan keperjakaan seorang pria? Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang mitos dan realitas seputar hal ini. Mitos Seputar Keperjakaan Laki-Laki, Apakah Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah? Apa Itu Keperjakaan? Sebelum membahas mitos seputar keperjakaan, kita perlu memahami apa itu keperjakaan. Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
Kudok juga kerap menjadi oleh-oleh atau buah tangan yang cukup digemari oleh wisatawan yang datang ke sana. Seperti layaknya senjata keris di Jawa, Kudok rupanya juga digunakan di Bengkulu Selatan oleh masyarakat Manna.
Bentuknya Mirip Parang
Melansir dari laman indonesiakaya.com, secara fisik bentuk kudok mirip seperti parang yang terbuat dari material besi atau baja.
Kemudian di bagian gagangnya akan dililit dengan rotan halus yang disusun dengan rapi.
Bagian ujungnya runcing dengan pegangannya atau pulu yang berbentuk bulat.
Senjata ini juga disebut dengan Kudok Batelugh oleh masyarakat lokal. Dulunya, masyarakat Manna dari Bengkulu Selatan kerap menggunakan senjata ini karena banyak penduduknya yang berasal dari Besemah.
Senjata ini tak hanya digunakan untuk berperang atau melindung diri saja, tetapi sudah digunakan oleh masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari terutama berkebun.
- Mengenal Ngalungsur Geni, Tradisi Pembersihan Benda Pusaka di Kabupaten Garut
- Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
- Melihat Suasana Kampung Adat Lebak Bitung Sukabumi yang Asri, Punya Tradisi Tumbuk Padi Setelah 6 Tahun Panen
- Belajar dari Kampung Seni Yudha Asri di Serang, Warga Kompak Jaga Alam dan Lestarikan Budaya
- Apakah Ada Gunung Baru yang Muncul Saat Ini?
- Masih Bingung Mau yang Mana, Ini Pilihan Mobil SUV di GIIAS 2024
Gunakan Per Mobil
Terbuat dari material besi atau baja, tak sedikit dari pengrajin kudok menggunakan per mobil khususnya dibuat di Italia dan Jerman.
Hal ini karena per-per mobil dari kedua negara tersebut mengandung material baja yang banyak.
Kemudian untuk bagian gagangnya terbuat dari bahan kayu jati, lalu sarungnya pun terbuat dari kayu limau. Lalu, dililit menggunakan rotan yang diperkuat dengan malau atau getah kayu.
Selain itu, biasanya pengrajin akan menambahkan pengait di sisi sarung kudok yang terbuat dari kayu atau tanduk agar mudah dibawa ke mana-mana.
Senjata Multifungsi
Kudok memiliki dua kategori ukuran, yaitu antara 30-35 cm dan 25-30 cm yang masing-masing memiliki fungsi dan kegunaannya sendiri. Kudok berukuran besar biasanya digunakan untuk membelah kayu atau bambu.
![Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/5/1714877828540-87908i.jpeg)
Sedangkan kudok berukuran kecil digunakan untuk membelah kayu atau bambu berukuran kecil, tetapi juga digunakan sebagai alat perlindungan diri dari berbagai ancaman. (Foto: Liputan6.com)
Secara filosofis Kudok bukanlah senjata adat yang harus dirawat atau dijaga sebagai bentuk simbolis.
Kudok hanya berfungsi sebagai senjata tradisional sekaligus menjadi ciri identitas mereka. Maka tak heran jika masyarakat Besemah memajang kudok di dinding rumahnya.
Cara Pembuatan
Mengutip dari kanal Liputan6.com, terdapat 10 jenis kudok yang berbeda, sesuai bentuk dan kegunaannya. Dari seluruh jenis kudok tersebut, ada beberapa jenis yang paling dicari yaitu jenis betelok, luncu, gerahan, dan rambai ayam.
Cara pembuatannya pun tergolong rumit. Ada banyak tahapan yang harus dilewati sebelum kudok bisa digunakan. Mulai dari mulai dari melebur besi per mobil, pencetakan, hingga pembentukan dengan cara ditempa sambil dibakar.
Dalam sehari, para pengrajin ini bisa menghasilkan tiga sampai lima kudok. Kemudian, kudok yang sudah dibentuk di bawa ke pengepul untuk disempurnakan kembali.