Pernah Jadi Tempat Persembunyian Koruptor, Ini Sejarah Situ Gede Tasikmalaya
Merdeka.com - Situ Gede menjadi salah satu objek wisata yang kerap dikunjungi wisatawan saat singgah di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Di sini pengunjung bisa menikmati suasana hutan kota yang masih rindang dan dibalut dengan hamparan air tawar yang memesona. Suasana akan terlihat lebih menarik saat memasuki sore hari, dengan pemandangan sunset yang makin membuat wisatawan betah berlama-lama di objek wisata ini.
Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati beberapa permainan air yang tersedia, seperti sepeda air hingga rakit bambu dan kayu yang bisa membawa pengunjung hingga ke tengah area danau seluas 47 hektare itu.
Namun di balik pesonanya yang menawan, Situ Gede ternyata pernah dijadikan tempat persembunyian para koruptor di masa lampau. Seperti apa cerita kisahnya? Berikut selengkapnya.
Berawal Dari Adanya Sebuah Desa Bernama Sinjang Moyang
Dilansir dari mediadesa, kawasan Situ Gede Tasikmalaya awalnya merupakan sebuah perkampungan yang dari mulut ke mulut disebut dengan Sinjang Moyang.
Kampung tersebut telah berdiri sejak tahun 1500-an Masehi. Bahkan versi lain menyebutkan jika kampung tersebut sudah ada sejak masa kerajaan Tarumanegara (358 M-669 M).
Keberadaan Sinjang Moyang kerap dicurigai oleh mata-mata beberapa kerajaan Sunda termasuk Galuh karena disinyalir sebagai tempat persembunyian para koruptor yang meresahkan kalangan kerajaan.
Warga Satu Kampung Dibantai
Di tahun 1501 M, kampung tersebut kian tersohor sebagai wilayah persembunyian para koruptor. Hal tersebut berdasarkan pengamatan para utusan kerajaan berjuluk Prajurit Telik Sandi (mata-mata).
Di tahun itu, pasukan Galuh serta kerajaan-kerajaan kecil dari kawasan Garut serta Tasikmalaya mendatangi Sinjang Moyang.
Para pasukan kemudian melakukan pembantaian kepada warga di sana, lantaran dianggap kerap menyembunyikan para koruptor.
Warga Disebut Juga Mendapat Bagian Hasil Korupsi
©2021 Liputan6/Merdeka.com
Selain karena dianggap menyembunyikan para pencuri kerajaan, alasan pembantaian tersebut dilakukan adalah karena warga di sana juga ikut mendapat bagian dari kejahatan korupsi tersebut seperti emas, intan, dan berlian.
Namun asal usul wilayah tersebut dijadikan sebagai lokasi persembunyian belum diketahui secara pasti.
Adapun penamaan Sinjang Moyang sendiri memiliki arti ‘Penutup Leluhur’, sehingga kisah ini menjadi tenggelam karena mereka menganggap hal tersebut sebagai aib.
Para keturunan sendiri diwanti-wanti agar kisah tersebut tidak menyebar dan menjadi cerita turun-temurun. Dan kisah di balik Situ Gede ini pun perlahan menghilang.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Unik Tasikmalaya, Empat Kali Ganti Nama dan Punya Banyak Julukan
Dilihat dari sejarahnya, ternyata kota ini memiliki banyak keunikan yang jarang diketahui
Baca SelengkapnyaMenguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo
Kepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaGedung Tua di Semarang Ini Dulunya Jadi Saksi Eksploitasi Kayu Jati di Pulau Jawa, Kini Terbengkalai
Gedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan
Samin Surosentiko dikenal sebagai penentang keras kolonialisme.
Baca SelengkapnyaMengulik Sejarah Tahu Gejrot yang Jadi Kuliner Khas Cirebon, Namanya Muncul dari Proses Meraciknya
Di balik kelezatannya yang menggugah selera, tahu gejrot ternyata punya banyak fakta menarik.
Baca SelengkapnyaTerbentuk dari Letusan Gunung Berapi, Simak Fakta Menarik Danau Maninjau di Sumatra Barat
Di bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau
Baca SelengkapnyaMenelusuri Sejarah Jembatan Tertua di Pulau Sumatra, Diresmikan oleh Wapres RI Pertama
Jembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Baca SelengkapnyaMenguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai
Stasiun itu merupakan salah satu stasiun penting di jalur kereta api Jogja-Magelang.
Baca SelengkapnyaSerunya Berwisata ke Waduk Sempor, Salah Satu Spot Eksotis di Kebumen
Saat pembangunan waduk terjadi sebuah insiden jebolnya tanggul pembantu yang memakan korban hingga 127 orang.
Baca Selengkapnya