Merdeka.com - Demonstrasi besar terjadi pada 17 Oktober 1952. Penggeraknya, perwira Angkatan Darat. Mereka mendesak Presiden Sukarno membubarkan DPR. Tidak tanggung-tanggung, mereka tak segan mengarahkan beberapa meriam ke istana.
Demonstrasi ini dipicu perpecahan di tubuh Angkatan Darat karena ditunggangi kepentingan politik dari partai yang duduk di DPR.
Sukarno keluar Istana dan menghadapi langsung para demonstran. Di hadapan massa, dia mengungkapkan ketidakmungkinannya untuk membubarkan begitu saja parlemen karena dia bukan seorang diktator.
Namun dia menjanjikan akan mengadakan pemilihan umum secepatnya. Begitu mendengar penjelasan Presiden massa pun menyambutnya dengan teriakan 'Hidup Bung Karno' lantas membubarkan diri.
Setelah peristiwa itu, A.H. Nasution diberhentikan dari jabatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Pasca lengsernya Nasution, para politisi berusaha memengaruhi dan menguasai Angkatan Darat.
Menurut Ulf Sundhaussen dalam Politik Militer Indonesia 1945-1967, Peristiwa 17 Oktober 1952 merupakan puncak kemuakan kelompok tentara (Angkatan Darat) terhadap sepak terjang kaum politisi yang alih-alih berusaha memperbaiki kondisi ekonomi rakyat (termasuk tentara di dalamnya) malah bertarung sendiri di parlemen. Secara pribadi Presiden Sukarno sendiri kerap mendapatkan peringatan soal ini dari beberapa perwira. Namun Bung Karno malah 'mengejek' para opasir Angkatan Darat.
"Dia menyatakan bahwa kami (tentara) tak tahu apa-apa dan tahunya hanya berperang saja, tapi tidak bisa berpikir," ujar Letnan Jenderal (Purn) Ahmad Kemal Idris.
Penghujung tahun 1953, Menteri Pertahanan Iwa Kusumasumantri mengangkat beberapa perwira Angkatan Darat. Langkah ini memicu ketegangan baru.
Peristiwa 27 Juni 1955 tercatat sebagai pembangkangan Angkatan Darat atas keputusan pemerintah. Wakil Kepala Staf Angkatan (Wakasad) Kolonel Zulkifli Lubis menginstruksikan anggota Angkatan Darat untuk tidak menghadiri acara pelantikan Kolonel Bambang Utoyo sebagai Kasad.
"Pelantikan tetap dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 1955 di Istana Merdeka, tetapi diboikot oleh seluruh Panglima Tentara dan Teritoririum sekalipun mereka pada saat itu berada di Jakarta," seperti dikutip dalam buku Sejarah TNI Jilid II.
Zulkifli Lubis berlasan, pemboikotan pelantikan Bambang Utoyo sebagai upaya menjaga keutuhan Angkatan Darat. Tindakan ini juga menunjukkan sikap mereka menolak mengadakan serah terima dengan Kasad yang baru Mayor Jenderal Bambang Utoyo.
Setelah peristiwa 27 Juni 1955, parlemen mengajukan mosi tidak percaya kepada pemerintah. Mosi diajukan Zaenal Baharudin. Mosi itu diikuti pengunduran diri Menteri Pertahanan Iwa Kusumasumantri.
Setelah itu kabinet Ali mengembalikan mandatnya kepada Presiden pada tanggal 24 Juli 1955. Penyelesaian ketegangan dalam Angkatan Darat dilanjutkan oleh kabinet Burhanudin Harahap.
Advertisement
Usaha pemerintah dalam menyelesaikan masalah TNI AD sesuai dengan Piagam Yogyakarta, dibahas dalam sidang kabinet tanggal 25 Oktober 1955. Untuk mengisi kekosongan Kasad, diajukan beberapa nama oleh Angkatan Darat. Seperti Kolonel M. Simbolon, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Alex Kawilarang, Kolonel Dajtikusumu, dan Kolonel A. H. Nasution.
Dari beberapa nama yang diajukan, Angkatan Darat memercayakan pemilihan Kasad oleh Pemerintah. Pembahasan oleh pemerintah (Kabinet) dilakukan selama tiga malam berturut-turut.
Perdana Menteri Burhanudin Harahap saat itu merangkap juga sebagai Menteri Pertahanan, memutuskan mengangkat Kolonel A.H. Nasution sebagai Kasad.
Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki
[noe]Bom Belanda Jatuh 3 Meter dari Lokasi Prajurit TNI Salat, Ajaib Tak Meledak
Sekitar 4 Jam yang laluToeti Amir Kartabrata, Pejuang Perempuan di Garis Depan Front Bandung Selatan
Sekitar 5 Jam yang laluDipecat Pasukan Elite, Algojo Belanda Paling Kejam Banting Setir Jadi Tukang Sayur
Sekitar 6 Jam yang laluKapolri Singgung Pengakuan Israel Sangat Berharga dan Sikap Dingin Wapres
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Kedekatan Panglima Besar Soedirman dengan Anak Buah
Sekitar 1 Hari yang laluSukarno Ceritakan Detik-Detik Proklamasi Dramatis, Bung Hatta Bilang 'Biasa Saja'
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Ajudan Presiden, Incar Gadis Austria Malah Ketemu Noni Belanda Kelahiran Klaten
Sekitar 2 Hari yang laluDikira Serdadu Jepang, Seorang Kadet Akademi Militer Gugur dengan Kepala Terpenggal
Sekitar 2 Hari yang laluTolak Tawaran Hidup Enak Setelah Disiksa Jepang, K'Tut Tantri: Aku Merasa Menang!
Sekitar 3 Hari yang laluSepasang Suami Istri yang Membuat Jenderal Soedirman Terharu dan Menitikkan Air Mata
Sekitar 3 Hari yang laluDiserang Mendadak saat Subuh, Pasukan Akademi Militer Kocar-Kacir
Sekitar 3 Hari yang laluSosok Tentara & Isi Surat yang Berhasil Rayu Panglima Besar Soedirman Turun Gunung
Sekitar 4 Hari yang laluMoestopo: Pejuang Nyentrik dengan Deretan Gelar Terpanjang, Pencetus Tentara Rahasia
Sekitar 4 Hari yang laluKisah Tragis Pejuang Perempuan Indonesia Berhadapan dengan Serdadu Belanda
Sekitar 5 Hari yang laluVIDEO: Kapolri Koreksi Pengawalan Pakai Strobo & Sirine "Suaranya Bising Mengganggu!"
Sekitar 33 Menit yang laluMomen 2 Jenderal Polisi Latihan Menembak Bareng, Dua-duanya Angkatan Kapolri di Akpol
Sekitar 48 Menit yang laluPolisi Pukul Seniornya Gara-Gara Antrean ATM, Ini Penjelasan Polda Sumut
Sekitar 52 Menit yang laluPesan Religius Irjen Polri Lulusan Terbaik ke Anggota 'Ngejar Dunia Tak Ada Habisnya'
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 3 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 6 Hari yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Ferdy Sambo Berlutut dan Mengemis Minta Ampun ke Bharada E?
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: Ramadan Datang, Aidil Sharin Pastikan Aktivitas Persikabo 1973 Berjalan Normal
Sekitar 1 Jam yang laluBRI Liga 1: Arema FC Hadapi Borneo FC Modal Kekompakan Tim
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami