Pasukan Elite Inggris Disergap & Ditaklukkan, Teriak 'Merdeka' Biar Nyawa Selamat

Sabtu, 18 Maret 2023 06:07 Reporter : Ramadhian Fadillah
Pasukan Elite Inggris Disergap & Ditaklukkan, Teriak 'Merdeka' Biar Nyawa Selamat Tentara Gurkha dari British Indian Army. Imperial War Museum©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Resimen Gurkha dikenal sebagai pasukan elite di lingkungan Tentara Inggris. Kemampuan tempur, fisik, dan keberanian mereka membuat pasukan asal Nepal ini menjadi andalan di garis depan.

Namun tak disangka, mereka takluk di Cikampek. Setelah ditangkap, Gurkha malah berteriak Merdeka di depan perwira Indonesia.

Setelah Jepang kalah dari Sekutu, Inggris datang ke Indonesia. Tujuan mereka melucuti tentara Dai Nippon serta memulangkan tawanan orang-orang Eropa yang menjadi tawanan Jepang saat perang.

Ada sekitar 60.000 eks tawanan perang di Bandung. Markas Berkas Tentara Sekutu di Jakarta berniat mengirimkan makanan, pakaian, obat-obatan hingga selimut untuk mereka.

Karena terlalu berat jika dikirim lewat udara, maka logistik tersebut akan dikirim dengan kereta api. Untuk melewati Bandung, kereta itu harus melewati wilayah Cikampek yang dikuasai oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan para pejuang Indonesia.

Anehnya, untuk logistik sebanyak itu, Inggris hanya menugaskan 10 personel Gurkha sebagai pengawal.

"Mungkin pimpinan tentara Inggris terlalu mengandalkan kemampuan serdadu Gurkha walau jumlah mereka kecil," tulis Mayjen (Purn) R.H.A Saleh dalam buku Mari Bung Rebut Kembali. Buku ini diterbitkan Pustaka Sinar Harapan tahun 2000.

2 dari 4 halaman

Disergap Tentara Rakyat

Pihak Inggris tak memberi tahu atau meminta izin kepada pemerintah Indonesia. Namun, kabar pengiriman kereta logistik itu sampai juga ke telinga Komandan Resimen 5 TKR Letnan Kolonel Moeffreini. Pembisiknya, pegawai kantor kereta api di Jakarta yang mendukung perjuangan RI.

Tak cuma makanan, ada info jika di dalam kereta juga mengangkut sejumlah senjata, amunisi dan perlengkapan militer.

Letkol Moeffreini lantas memerintahkan Batalyon Priyatna di Dawuan untuk menyergap kereta itu saat melintas di Cikampek.

Operasi 'Ikan masuk bubu' digelar tanggal 21 November 1945. Saat kereta masuk ke stasiun Dawuan, diam-diam gerbong-gerbongnya dilepaskan dari lokomotif tanpa ketahuan.

Kereta masuk perangkap. Pasukan Gurkha mencoba melawan sergapan itu. Terjadi tembak menembak yang menewaskan beberapa tentara Inggris. Kalah jumlah dan terdesak, enam Gurkha yang tersisa terpaksa menyerah.

3 dari 4 halaman

Makanan Nikmat

Pasukan TKR menyita isi perbekalan di dalam kereta. Betapa gembiranya mereka mendapati perbekalan tentara Inggris yang tergolong mewah untuk ukuran Republik saat itu.

Ada makanan kaleng, cokelat, keju, dan susu. Lalu selimut, matras dan pakaian. Yang menggembirakan, ada juga rokok dalam kaleng. Banyak di antara mereka yang untuk pertama kalinya mencoba rokok dari luar negeri.

"Ini memberikan kenikmatan tersendiri bagi para perokok," tulis R.H.A Saleh.

Bahan-bahan makanan juga dibagikan pada warga di sekitar. Perbekalan dibagi-bagi untuk pasukan TKR. Namun tidak disebutkan ada senjata atau amnusisi ditemukan dalam rangkaian kereta tersebut.

Kereta yang sudah kosong kemudian diizinkan meneruskan perjalanan ke Bandung.

4 dari 4 halaman

Agar Nyawa Selamat

Tentu saja tentara sekutu protes dengan peristiwa penyitaan itu. Mereka meminta Menteri Pertahanan Amir Syarifuddin agar TKR mengembalikan barang-barang yang disita.

Menhan Amir menegur Letkol Moeffreini. Terjadi perbedaan pendapat. Namun sang komandan tetap menolak mengembalikan barang yang disita. Alasannya, Inggris melanggar garis demarkasi tanpa izin.

Untuk para tawanan, diputuskan enam orang tentara Gurkha yang ditawan TKR akan ditukar dengan delapan pejuang RI yang ditahan Inggris. Upacara penyerahan tawanan akan dilakukan di Stasiun Jatinegara. Pihak TKR diwakili oleh Mayor AE Kawilarang.

Lucunya, begitu melihat Kawilarang, serdadu-serdadu Gurkha yang tadinya sedang duduk-duduk langsung berdiri. Mereka berteriak: Merdeka!

"Rupanya selama dalam tahanan di Cikampek mereka belajar memekikkan merdeka supaya selamat," kata R.H.A Saleh.

Pasukan TKR yang banyak mendengar cerita tentang serdadu Gurkha agak heran melihat peristiwa ini. Mereka sampai ragu apakah yang ditahan benar-benar serdadu Gurkha. Kok menyerah dengan mudah? Selama ini Gurkha terkenal seringkali memilih bertempur sampai mati.

"Padahal mereka terkenal sebagai pasukan yang gagah berani, saat menghadapi kekuatan musuh yang lebih besar, dan mau bertempur sampai mati," kata Saleh dengan heran.

[noe]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini