Merdeka.com - Ada kalanya pada masa pemerintahan Presiden Sukarno, hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Malaysia bersitegang. Salah satunya ketika Malaysia memproklamasikan pembentukan Federasi Malaysia pada 16 September 1963 yang dianggap sebagai suatu upaya Neokolonialisme Inggris di wilayah Kalimantan Utara oleh Presiden Sukarno.
Presiden Sukarno tidak ragu-ragu menerapkan strategi konfrontasi dengan jalan memutus segala hubungan diplomatis dengan Malaysia dan melancarkan operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora).
"Kami perintahkan kepada dua puluh satu juta sukarelawan Indonesia yang telah mencatatkan diri: perhebat ketahanan revolusi Indonesia dan bantu perjuangan rakyat-rakyat Manila, Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunei untuk membubarkan Negara Boneka Malaysia," ucap Bung Karno dalam Pidato 3 Mei 1964.
Presiden Soekarno melanjutkan upaya konfrontasi dengan membentuk Komando Siaga (Koga), yaitu komando gabungan yang betugas menyelenggarakan operasi-operasi militer. Selain itu, Bung Karno juga menunjuk beberapa perwira sebagai mata-mata dalam operasi tersebut. Salah satunya adalah Letnan Dua Pierre Tendean.
Dalam buku Sang Patriot Kisah Seorang Pahlawan Revolusi: Biografi Resmi Pierre Tendean dijelaskan, Letnan Dua Pierre Tendean dinilai memiliki kemampuan dan kecakapan untuk melaksanakan tugas secara maksimal. Maka dari itu, dalam usianya yang masih muda dia mendapatkan panggilan untuk masuk sekolah intelijen TNI AD pada tahun 1963 di Bogor.
Boleh dikatakan dia menjadi murid dengan usia dan pengalaman termuda dalam sekolah itu. Pada pertengahan tahun 1963, Pierre Tendean bersama salah satu rekannya dipanggil untuk bersekolah di sekolah intelijen. Namun, keduanya justru kebingungan karena tidak ada instruksi yang jelas dalam surat itu.
Tendean kembali ke Markas Zeni Pusat untuk menanyakan kejelasan surat tersebut. Lalu diketahui bahwa keduanya ditugaskan melakukan penyusupan ke Malaysia dalam rangka Operasi Dwikora.
Pierre Tendean menjalani kursus intelijen di Bogor selama kurang lebih tiga bulan. Kursus tersebut berhasil diselesaikan dengan baik. Hal ini terbukti dengan Tendean yang langsung mendapat tugas berat melakukan penyusupan ke Malaysia. Melalui surat perintah Dirzi No. SP 507/11/1963, Tendean ditugaskan memimpin pasukan gerilya sukarelawan yang akan menyusup ke Negara Federasi Malaysia
Advertisement
Sebagai persiapan operasi, Tendean dan pasukannya diperbantukan kepada Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (Dipiad) dan ditempatkan di garis depan. Pierre Tendean dan rekannya ditempatkan di Kawasan basis A tepatnya di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau dan operasi dilakukan dengan menggunakan perahu kecil.
Dalam sumber lain yakni, buku Spesialis Pertempuran Laut Khusus disebutkan, Pierre Tendean juga bertugas sebagai Komandan Basis Y yang terletak di daerah Pasir Panjang, Kepulauan Karimun, Riau.
Pada saat Operasi Dwikora, Kopaska diberi tugas maju ke Kepulauan Riau untuk melaksanakan misi intelijen dan pengamanan. Selain itu, Kopaska diberi tugas mendirikan titik-titik pengintaian di Tarakan, Nunukan, dan Sebatik di wilayah Kalimantan Timur.
Tugas dari empat tim pasukan katak yang dikerahkan adalah untuk melaksanakan intelijen dan sabotase di sejumlah wilayah strategis Federasi Malaysia. Sesuai rencana yang telah ditetapkan, aksi sabotase akan dilaksanakan pada 15 Maret 1964. Apabila misi tersebut berhasil, maka akan timbul kesan bahwa pendirian Federasi Malaysia tidak dikehendaki oleh warganya.
Basis Y yang dipimpin Pierre Tendean merupakan Tim Kedua dari Kopaska yang menyusup ke daerah Malaka dan Johor. Komandan dari tim tersebut adalah Serda Wawa Winowoda. Operasi penyusupan berhasil dilakukan Tim Dua pada awal Maret 1964.
Akan tetapi, sabotase belum berhasil dilakukan lantaran beberapa anggota tim ditangkap aparat Malaysia. Salah satunya adalah Kelasi Dua Pelaut So’eh yang tertangkap dan harus menjalani hukuman di Malaysia.
Pierre Tendean kerap kali mendapatkan tugas penyusupan ke Malaysia dari Selat Panjang, Kepulauan Meranti, Riau. Setiap melakukan operasi penyusupan, Pierre Tendean terlebih dahulu melewati Pekanbaru, Riau Daratan.
Selama setahun bertugas, Pierre Tendean telah berhasil menyusup ke daratan Malaysia sebanyak tiga kali. Pertama kali Ia menyamar sebagai turis dan berbelanja oleh-oleh di Malaysia untuk ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Kedua kalinya, Tendean dapat merebut senjata dan verrekijker (teropong) dari tentara lawan. Benda tersebut tersimpan di Museum Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Sewaktu melakukan operasi yang ketiga, nyawanya sempat berada di ujung tanduk. Ketika berada di tengah laut, Pierre dipergoki dan dikejar oleh kapal perang destroyer milik Inggris.
Dalam keadaan genting itu, Pierre memutuskan turun dari speadboatnya dan berenang menuju perahu nelayan terdekat. Selama berhari-hari dia memegang perahu nelayan dari belakang sembari berenang, sebelum dapat lolos dari kejaran tentara Inggris.
Pengalaman ini juga direkam oleh Jenderal Besar A.H. Nasution dalam buku Memenuhi Tugas. Seperti kita ketahui, Pierre Tendean adalah ajudan dari Jenderal Besar A. H. Nasution yang gugur dalam peristiwa berdarah G30S.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan
Advertisement
Sosok Komandan Lasjkar Tjiwaringin 33 yang Berseberangan dengan Margonda
Sekitar 5 Jam yang laluKisah Cinta Putri Presiden dan Perwira Muda TNI Terhalang Situasi Politik
Sekitar 1 Hari yang laluKetika Bogor di Ambang Kekacauan
Sekitar 2 Hari yang laluDisangka Serdadu Belanda, Komandan TNI Hampir Hilang Nyawa Diterjang Peluru Anak Buah
Sekitar 2 Hari yang laluPemilu Pertama Tahun 1955: Membongkar Strategi Kebangkitan PKI dari Liang Kubur
Sekitar 3 Hari yang laluKalahkan Jenderal TNI, Anak Buah Joget-Joget
Sekitar 4 Hari yang laluPerlakuan Pasukan Elite Belanda dan Andjing NICA Bikin Pasukan Siliwangi Emosi
Sekitar 5 Hari yang laluCerita Alex Kawilarang Versus Perwira Tentara Elite Belanda
Sekitar 6 Hari yang laluHikayat Depok: Mulai dari Belanda Depok Hingga Punya Presiden Sendiri
Sekitar 6 Hari yang laluCerita Kepanikan Tentara Belanda dan Helm Bertulis Nama Wanita yang Bikin Sedih
Sekitar 1 Minggu yang laluDikepung Massa Masyumi di Malang, DN Aidit Akhirnya Minta Maaf
Sekitar 1 Minggu yang laluDinas Rahasia Israel di Balik Penumpasan Partai Komunis Indonesia
Sekitar 1 Minggu yang laluDulu Jualan Air Minum di Stasiun, Tak Disangka Akhirnya Jadi Jenderal TNI
Sekitar 1 Minggu yang laluJejak Etnis Tionghoa dan Tragedi Kanso di Ranah Minang
Sekitar 1 Minggu yang laluPolisi Kirim Hasil Investigasi Kasus Gagal Ginjal Akut Anak di DKI ke BPOM
Sekitar 36 Menit yang laluKreatif, Polisi Tuban Sulap Ratusan Knalpot Brong Sitaan Jadi Patung Kuda
Sekitar 45 Menit yang laluIni Jenis Pelanggaran yang Disasar Petugas saat Operasi Keselamatan Jaya 2023
Sekitar 46 Menit yang laluDua Jenderal TNI dan Polri Turun Tangan di Kasus Brimob Bentak Babinsa TNI AD
Sekitar 56 Menit yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Soroti Pleidoi Hendra Eks Anak Buah Sambo Soal 27 Tahun Karier di Polri
Sekitar 20 Jam yang laluVIDEO: Beberkan Rekaman CCTV ke Pimpinan Polri, Chuck "Saya Dijanjikan Tak Dipidana"
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 3 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 4 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluLupakan Kekalahan, PSS Alihkan Fokus Hadapi Persik di BRI Liga 1
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami