Merdeka.com - Fatmawati menunjukkan rasa cinta dan sayangnya pada Sukarno. Kemanapun Bung Karno pergi, Fatmawati mengikuti jejak suaminya.
Termasuk ketika menemani Bung Karno dibawa para Golongan Muda ke Rengasdengklok. Dalam buku Fatmawati: Catatan Kecil Bersama Bung Karno,Fatmawati bercerita bagaimana para pemuda dengan berpakaian seram dan menyandang senjata berseru kepada Bung Karno.
"Berpakaianlah Bung……, sudah tiba saatnya."
Di antara para pemuda tersebut salah satunya adalah Sukarni. Mendengar suara keributan, Guntur anak dari Sukarno dan Fatmawati terbangun dari tidurnya. Bung Karno memberi kabar bahwa para pemuda akan membawanya ke luar kota.
"Fat, ikut apa tinggal?" tanya Bung Besar.
"Fat sama Guntur ikut. Ke mana Mas pergi di situ aku berada juga," jawab Fatmawati.
Maka setelah percakapan tersebut mereka bersiap-siap. Sementara itu, di luar sudah menunggu Fiat hitam kecil, di dalamnya sudah ada Bung Hatta. Mobil tersebut tiba di Rengasdengklok pukul 06.00 dan terlebih dahulu mampir ke rumah Camat.
Dalam perjalanan, mereka sempat beberapa kali singgah. Kediaman Djiauw Sie Song menjadi tujuan mereka. Di dalam rumah tersebut terjadi perundingan antara Bung Karno, Bung Hatta, Sukarni dan yang lainnya.
Beberapa orang seperti Sukarjo, Residen serta Achmad Soebardjo menyusul ke tempat tersebut.
Pada tanggal 16 Agustus Fatmawati dan Bung Karno beserta rombongan kembali ke Jakarta dan tiba pukul 08.00 malam. Mereka berangkat menuju kediaman Bung Hatta. Di kediaman Bung Hatta ternyata sudah ada S.K. Trimurti dan Sayuti Melik serta beberapa orang pemuda.
Sementara Bung Karno dan Bung Hatta pergi ke kediaman Laksamana Maeda, Fatmawati menyerahkan Guntur kepada Datuk dan Neneknya. Namun, dia mendengar kabar bahwa ayahnya diinterogasi oleh Kempetai (Polisi Militer Jepang) karena kepergian Bung Karno.
Pada subuh di tanggal 17 Agustus 1945 Bung Besar baru kembali ke kediamannya. Bung Karno masuk ke kamar dan berkata:
"Fat, besok kita umumkan Kemerdekaan bangsa kita," singkat Bung Karno dengan wajah yang sudah letih.
Fatmawati hanya bereaksi dalam hati, kurang lebih seperti ini.
"Alhamdulillah apa yang kami inginkan selama ini tercapai."
Akan tetapi, menurut kesaksian Fatmawati, Bung Karno memaksakan diri untuk menuliskan sesuatu. Beberapa kali dia merobek dan membuang surat tersebut. Pagi harinya sekitar pukul 06.00 Bung Karno tampak berbaring dan memejamkan mata.
Advertisement
Pada pagi hari di kediaman Bung Karno sudah ramai sekali. Dalam keadaan tersebut, Fatmawati tidak sempat untuk mandi dan hanya cuci muka sembari Salat Subuh di kamarnya. Tepat pada pukul 09.00 Bung Hatta datang dan masuk ke kamar Bung Karno dan Fatmawati, ketiganya terlibat percakapan. Tidak lama kemudian, para pemuda mengetuk kamar tersebut dan memberi tahu bahwa persiapan sudah selesai. Bung Karno bangun dan mengenakan peci.
Ketika Fatmawati keluar dari pintu terdengarlah teriakan bahwa bendera belum ada. Kemudian, Fatmawati berbalik ke kamar dan mengambil bendera yang Ia buat ketika Guntur masih dalam kandungan. Bendera tersebut merupakan hasil keputusan sidang Chuo Sangi In yang dilaksanakan secara tidak resmi pada 12 September 1944 dan dibuat dari kain yang diminta kepada Shimizu (Kepala Sendenbu).
Bendera itu kemudian diserahkan oleh Fatmawati kepada seseorang yang berada dekat dengan kamarnya. Beberapa orang yang diingat olehnya adalah Sudiro, Suhud, dan Kolonel Latief Hendradiningrat. Kemudian, Bung Karno, Bung Hatta, dan Fatmawati bergegas menuju tempat upacara.
Dalam upacara tersebut, Latief Hendradiningrat menjadi Komandan Upacara. Bung Karno lantas keluar dari corong dan Bung Hatta berada di sampingnya dengan posisi agak di belakang. Upacara diawali dengan pidato Bung Besar di hadapan massa dan dilanjutkan dengan pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Fatmawati menyaksikan bagaimana para hadirin begitu terharu dalam upacara tersebut. Sementara itu, Latief Hendradiningrat mempersiapkan pengibaraan Sang Saka Merah Putih, Fatmawati dan S.K. Trimurti segera mengarah ke tiang bendera. Upacara bendera dipimpin oleh Latief dengan diiringi lagu Indonesia Raya, tanpa music. Semua tampak tertib dan khusyuk.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan
[noe]Kisah Cinta Putri Presiden dan Perwira Muda TNI Terhalang Situasi Politik
Sekitar 6 Jam yang laluKetika Bogor di Ambang Kekacauan
Sekitar 1 Hari yang laluDisangka Serdadu Belanda, Komandan TNI Hampir Hilang Nyawa Diterjang Peluru Anak Buah
Sekitar 1 Hari yang laluPemilu Pertama Tahun 1955: Membongkar Strategi Kebangkitan PKI dari Liang Kubur
Sekitar 2 Hari yang laluKalahkan Jenderal TNI, Anak Buah Joget-Joget
Sekitar 3 Hari yang laluPerlakuan Pasukan Elite Belanda dan Andjing NICA Bikin Pasukan Siliwangi Emosi
Sekitar 4 Hari yang laluCerita Alex Kawilarang Versus Perwira Tentara Elite Belanda
Sekitar 5 Hari yang laluHikayat Depok: Mulai dari Belanda Depok Hingga Punya Presiden Sendiri
Sekitar 5 Hari yang laluCerita Kepanikan Tentara Belanda dan Helm Bertulis Nama Wanita yang Bikin Sedih
Sekitar 6 Hari yang laluDikepung Massa Masyumi di Malang, DN Aidit Akhirnya Minta Maaf
Sekitar 1 Minggu yang laluDinas Rahasia Israel di Balik Penumpasan Partai Komunis Indonesia
Sekitar 1 Minggu yang laluDulu Jualan Air Minum di Stasiun, Tak Disangka Akhirnya Jadi Jenderal TNI
Sekitar 1 Minggu yang laluJejak Etnis Tionghoa dan Tragedi Kanso di Ranah Minang
Sekitar 1 Minggu yang laluPresiden Soeharto Berkali-Kali Tahan Promosi Try Sutrisno, Apa Penyebabnya?
Sekitar 1 Minggu yang laluDemo Buruh di Depan DPR, Seribu Lebih Polisi Disebar
Sekitar 19 Menit yang laluNgaku Diperas Penyidik Polda Metro, Begini Nasib Provos Bripka Madih Kini
Sekitar 23 Menit yang laluKabar Terbaru Yuni Utami Mantan Polwan, Aktif Live TikTok Butuh Uang buat Operasi
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Imbas Bripka Madih Ngamuk Dipalak Penyidik, Adik Jenderal Andika Tegur Keras
Sekitar 14 Jam yang laluJerit Mantan Anak Buah Jenderal: Tak Didukung Ungkap Fakta, Tertekan & Terancam
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Hendra & Agus Bongkar Para Pihak yang Seharusnya Bersalah Rintangi Penyidikan
Sekitar 2 Hari yang laluAgus Nurpatria Minta Dibebaskan dari Segala Tuntutan & Dipulihkan Nama Baik
Sekitar 2 Hari yang laluPleidoi, Hendra Kurniawan Minta Dibebaskan & Nama Baik Dipulihkan
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Beberkan Rekaman CCTV ke Pimpinan Polri, Chuck "Saya Dijanjikan Tak Dipidana"
Sekitar 1 Jam yang laluJerit Mantan Anak Buah Jenderal: Tak Didukung Ungkap Fakta, Tertekan & Terancam
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Hendra & Agus Bongkar Para Pihak yang Seharusnya Bersalah Rintangi Penyidikan
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Cerita Pengalaman Irfan Tak Patuhi Perintah Atasan Dipukuli Hingga Tak Berdaya
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 3 Hari yang laluVIDE0: Eliezer Minta Maaf Usik Jaksa soal 'Kejujuran Dibayar 12 Tahun Penjara'
Sekitar 3 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluBRI Liga 1 Keras Boss! Ada 12 Pelatih Berguguran karena Gagal Penuhi Ekspektasi
Sekitar 3 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami