Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Cendol, Dawet dan Cincau

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Cendol, Dawet dan Cincau

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Cendol, Dawet dan Cincau

Cendol, dawet, dan cincau merupakan minuman tradisional yang populer di Indonesia. Ketiganya sering dijumpai dalam khazanah kuliner tanah air, baik sebagai sajian keluarga di rumah, sampai hidangan kaki lima yang banyak dijumpai di jalan-jalan.

Walau mungkin tampak sama, tetapi ketiganya ternyata memiliki perbedaan dalam hal bahan, tekstur, dan asal daerah. Berikut adalah perbedaan antara ketiganya!

Asal Muasal Cendol, Dawet dan Cincau

Asal muasal cendol memiliki beberapa versi yang berbeda. Ada yang menyatakan bahwa cendol berasal dari Jawa Barat, Indonesia, dan nama "cendol" diserap dari bahasa Sunda, yakni kata "jendol" yang merujuk pada sensasi saat mengonsumsi cendol, terasa seperti jendolan yang dirasakan di dalam mulut.


Namun, ada juga perdebatan mengenai asal muasal cendol, dengan beberapa sumber yang menyebutkan bahwa cendol berasal dari Bandung, Jawa Barat, sementara sumber lain menyatakan bahwa asal muasal cendol belum diketahui secara pasti. Terdapat pula klaim bahwa cendol berasal dari Malaysia, namun hal ini juga masih menjadi perdebatan.

© Merdeka.com 2024

Dawet berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Minuman ini terkenal di hampir seluruh daerah di Indonesia. Dawet ayu, varian dawet yang populer, merupakan minuman tradisional yang terbuat dari campuran air gula, santan, dan cendol yang berasal dari desa Jabung, Ponorogo.

Dawet ayu juga kerap disajikan sebagai menu upacara pernikahan adat suku Jawa. Penyebaran dawet ayu ke sejumlah daerah terjadi karena adanya mobilisasi masyarakat Jawa Tengah pada 1980-an. 

Cincau hitam memiliki tekstur kenyal dan sering digunakan sebagai topping dalam berbagai minuman. Meskipun asal usul dawet ayu masih simpang siur dan memiliki banyak versi, minuman ini telah menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia, terutama di Banjarnegara.

© Merdeka.com 2024

Cincau berasal dari Tiongkok, dengan nama asli "sienchau" atau "xiancau" yang berasal dari bahasa Hokkian. Para pedagang Tiongkok menyebarkan minuman ini ke berbagai pelosok Indonesia.

Cincau juga dikenal dengan beberapa nama di Indonesia, seperti camcao (Jawa), camcau (Sunda), juju, kepleng, krotok, tarawa-walu, dan tahulu di kawasan Melayu. Cincau hitam memiliki riwayat panjang dalam perkembangan kuliner Nusantara. 

Tanaman jenis perdu yang banyak tumbuh di kawasan Asia Tenggara dimanfaatkan untuk membuat cincau. Cincau juga memiliki manfaat kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah tinggi, meredakan panas dalam, batuk, pilek, dan mencegah gangguan pencernaan.

© Merdeka.com 2024

Bahan Utama Cendol, Dawet dan Cincau

Bahan utama dalam pembuatan cendol adalah tepung hunkwe atau tepung kacang hijau. Tekstur cendol yang kenyal dihasilkan dari penggunaan tepung hunkwe. Selain itu, cendol juga biasanya ditambahkan dengan potongan nangka dan disajikan dengan sirop gula merah. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa cendol dulunya terbuat dari sagu aren, tepung beras, atau campuran tepung beras dan tepung ketan.

Proses pembuatan cendol juga melibatkan pencetakan adonan cendol di atas air es, serta pembuatan kuah santan dengan campuran gula merah, air, dan daun pandan. Ada juga variasi dalam bahan cendol, di mana bulir-bulir cendol dapat dibuat dari tepung beras atau tepung kacang hijau.

© Merdeka.com 2024

Bahan utama dalam pembuatan dawet adalah sagu aren. Dawet disajikan dengan parutan es, santan, gula merah, serta tape ketan. Tekstur dawet yang lembut dan halus dihasilkan dari penggunaan sagu aren sebagai bahan utamanya.

Ada juga varian dawet lainnya, seperti dawet Jepara, yang memiliki tekstur kenyal dan halus. Dawet Jepara juga menggunakan sagu aren sebagai bahan utama, namun biasanya memiliki isian yang lebih banyak, seperti alpukat, durian, nangka, dan kelapa muda.

Bahan utama dalam pembuatan cincau adalah daun dari beberapa jenis tumbuhan. Di Indonesia, tanaman "cincau" merujuk pada tumbuhan Cyclea barbata (sering juga disebut "cincau hijau" sebagai pembeda dengan cincau hitam) yang juga digunakan sebagai obat-obatan herbal di Jawa.

Proses pembuatan cincau melibatkan pengolahan daun cincau dengan air hangat hingga mengeluarkan lendir yang akan membentuk cincau. Ada juga jenis cincau lain yang dihasilkan dari tanaman Tiliacora triandra yang populer di Bali dan Lombok, yang dikenal dengan nama Daluman. 

Selain itu, buah Ficus pumila di Tiongkok juga digunakan sebagai bahan jenis cincau lain yang disebut "pai-liang-fen" dan diperdagangkan sebagai grass jelly. Cincau sendiri adalah penganan semacam agar-agar yang dibuat dari daun beberapa jenis tumbuhan.

© Merdeka.com 2024

Tekstur Cendol, Dawet dan Cincau

Tekstur cendol umumnya adalah kenyal. Cendol terbuat dari tepung hunkwe atau tepung kacang hijau, yang memberikan tekstur kenyal saat dikonsumsi. Banyak orang menyukai sensasi kenyal dari cendol saat menggigitnya. Selain itu, cendol juga memiliki bentuk bulat panjang yang khas. Tekstur kenyal ini memberikan pengalaman yang unik saat menikmati minuman segar ini.

Tekstur dawet umumnya lebih lembut dan halus dibandingkan dengan cendol. Hal ini disebabkan oleh penggunaan tepung beras atau ketan sebagai bahan utama dalam pembuatan dawet. Tekstur lembut dan halus ini memberikan pengalaman yang berbeda saat memakan dawet. Dawet juga cenderung lebih tebal dibandingkan dengan cendol.

Tekstur cincau umumnya adalah lembut dan kenyal. Cincau terbuat dari daun cincau yang diolah menjadi larutan dengan air matang. Setelah proses pengerasan, cincau akan memiliki tekstur seperti jelly yang lembut dan mudah hancur saat dikonsumsi. Tekstur cincau yang kenyal dan lembut membuatnya menjadi bahan yang populer dalam pembuatan minuman segar seperti es cincau.

Cara Pembuatan Cendol, Dawet dan Cincau

Cendol umumnya terbuat dari tepung kacang hijau atau tepung hunkwe. Proses pembuatannya melibatkan merebus adonan cendol hingga mengental. Adonan cendol kemudian dicetak menggunakan pencetak khusus cendol atau plastik segitiga. Setelah itu, cendol direndam dalam air es. Cendol disajikan dengan kuah gula merah dan santan, serta tambahan es batu.

Dawet umumnya terbuat dari tepung beras. Proses pembuatannya lebih sederhana dibandingkan cendol. Adonan dawet dicetak menggunakan saringan berongga dan digoyangkan ke dalam air dingin. Hasil cetakan dawet memiliki bentuk runcing pada ujungnya. Dawet disajikan dengan parutan es, santan, gula merah, dan kadang-kadang tambahan tape ketan.

Cincau terbuat dari daun cincau yang diolah menjadi larutan dengan air matang. Setelah proses pengerasan, cincau memiliki tekstur seperti jelly yang lembut dan mudah hancur saat dikonsumsi. Cincau biasanya disajikan dengan air gula atau susu.

30 Pantun Palang Pintu Lucu, Bikin Senyum Mengembang
30 Pantun Palang Pintu Lucu, Bikin Senyum Mengembang

Pantun palang pintu Betawi adalah salah satu bentuk seni tradisional masyarakat Betawi yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Batik Ciprat Khas Desa Kemudo Klaten, Dibuat Oleh Warga Difabel
Mengenal Batik Ciprat Khas Desa Kemudo Klaten, Dibuat Oleh Warga Difabel

Gradasi warna dengan motif yang indah membuat batik ciprat ini jadi UMKM unggulan di Desa Kemduo

Baca Selengkapnya
Mengintip Produksi Cincau Hitam di Pacitan, Dimasak secara Tradisional tanpa Pengawet Cocok untuk Buka Puasa
Mengintip Produksi Cincau Hitam di Pacitan, Dimasak secara Tradisional tanpa Pengawet Cocok untuk Buka Puasa

Cincau Pacitan ini terjual hingga Bali dan Pekanbaru

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cita Rasa Unik Pecel Rawon, Diklaim Kuliner Khas Dua Daerah di Jawa Timur
Cita Rasa Unik Pecel Rawon, Diklaim Kuliner Khas Dua Daerah di Jawa Timur

Belakangan Pecel Rawon bikin geger warganet. Makanan ini diklaim sebagai kuliner khas dua daerah berbeda.

Baca Selengkapnya
Imlek 2024, Cara Menghasilkan Cuan dari Busana Cheongsam Berbahan Tenun Endek Bali
Imlek 2024, Cara Menghasilkan Cuan dari Busana Cheongsam Berbahan Tenun Endek Bali

Wastra merupakan kain tradisional yang sarat akan makna budaya Nusantara.

Baca Selengkapnya
Uniknya Kuluk Dugan dari Bengkulu, Aksesoris Penutup Tubuh Bagian Atas Wanita
Uniknya Kuluk Dugan dari Bengkulu, Aksesoris Penutup Tubuh Bagian Atas Wanita

Salah satu bagian dari jenis pakaian adat tradisional dari Bengkulu ini berupa kain tenun yang berfungsi sebagai penutup pada tubuh bagian atas wanita dewasa.

Baca Selengkapnya
Berbeda dengan Angklung, Begini Sejarah Alat Musik Calung yang Dulu Jadi Teman Petani Sunda saat Jaga Sawah
Berbeda dengan Angklung, Begini Sejarah Alat Musik Calung yang Dulu Jadi Teman Petani Sunda saat Jaga Sawah

Calung ternyata punya sejarah yang menarik untuk mengobati rasa kesepian para petani Sunda

Baca Selengkapnya
Kue Balok Adalah Salah Satu Jenis Camilan Tradisional Indonesia, Ini Resepnya
Kue Balok Adalah Salah Satu Jenis Camilan Tradisional Indonesia, Ini Resepnya

Kue Balok adalah salah satu camilan tradisional di Indonesia. Berikut resep dan cara membuatnya.

Baca Selengkapnya
8 Tradisi Warga Tionghoa di Medan saat Perayaan Imlek, Ada Minum Teh Bersama
8 Tradisi Warga Tionghoa di Medan saat Perayaan Imlek, Ada Minum Teh Bersama

Menjelang perayaan Imlek tahun 2024, simak ragam tradisi warga Tionghoa di Medan yang penuh makna.

Baca Selengkapnya