Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

KSP Usulkan Pelabelan BPA dalam Kemasan Masuk Peraturan Pemerintah

KSP Usulkan Pelabelan BPA dalam Kemasan Masuk Peraturan Pemerintah KSP Usulkan Pelabelan BPA dalam Kemasan Masuk Peraturan Pemerintah. ©Shutterstock

Merdeka.com - Wacana tentang pelabelan kandungan bisphenol-A (BPA) pada makanan masih tersendat dan belum menemui titik terangnya. Hal ini yang kemudian mendorong Kantor Staf Presiden (KSP) mengundang berbagai pihak untuk mengusulkan pelabelan BPA pada kemasan plastik berbahan polikarbonat (PC) tersebut dapat masuk ke dalam revisi peraturan pemerintah (PP) tentang label iklan pangan.

Staf Khusus Kedeputian 2 Kantor Staf Presiden (Stafsus Kedeputian 2 KSP) Brian Sriprahastuti memberikan saran agar aturan terkait label tersebut bisa masuk ke dalam bagian PP tentang label iklan pangan tanpa membuat peraturan baru.

“Jika hal ini akan diangkat, sebaiknya tidak usah membuat peraturan baru, tetapi diusulkan untuk masuk dalam bagian PP tentang label iklan pangan.” usul Brian.

Pandangan Brian ini disampaikan dalam sesi pertemuan antara antara Center for Sustainability and Waste Management Universitas Indonesia (CSWM UI) dengan KSP di Jakarta. Tak hanya CSWM UI, perwakilan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI), Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM UI), serta Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) juga ikut hadir dalam kegiatan tersebut.

Draft Revisi PP Disusun KSP Sejak 2018

Brian juga menyampaikan bahwa KSP tengah menyusun draft revisi PP tentang label iklan pangan sejak 2018. Sayangnya, proses tersebut belum berhasil dirampungkan karena harus melibatkan berbagai sektor terkait.

Contohnya, PP tentang label iklan pangan tidak hanya menyangkut soal kesehatan. Ada juga sektor perdagangan yang berada di bawah pengawasan Kementerian Perdagangan. Brian juga mengakui bahwa sejauh ini masalah pelabelan tersebut baru sebatas pencantuman kandungan gizi dan belum sampai pada pencantuman kandungan substansi tertentu pada kemasan sebuah produk.

Ia pun memberikan usulan agar isu tentang pelabelan yang mencantumkan kandungan BPA kemasan produk makanan dan minuman bisa diakomodir dalam revisi PP tentang label iklan pangan.

Pelabelan Penting untuk Generasi Muda

Kepala CSWM UI Mochamad Chalid memberikan penekanan tentang pentingnya pelabelan kandungan BPA kemasan untuk keselamatan bangsa, terutama masalah kesehatan anak dan generasi muda.

“Pelabelan ini merupakan satu hal yang urgent menurut kami, mengingat bahwa di masyarakat kita penggunaan galon sudah sangat luar biasa,dan itu sudah menjadi suatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan masyarakat kita. Kemudian, yang tidak kalah penting adalah adanya aturan tentang standar umur pakai dan standar untuk penggunaan kemasan. Selain itu, penggunaan bahan PC juga perlu untuk ditinjau ulang”. Jelas Chalid.

Menanggapi hal ini, perwakilan PB IDI Agustina Puspitasari juga menjelaskan dampak negatif BPA untuk kesehatan. Ia menyebutkan bahwa paparan BPA bisa memberikan pengaruh pada fisiologi yang dikendalikan hormon endokrin. Tak hanya itu, BPA juga mempengaruhi perkembangan otak janin yang sedang dikandung, peningkatan tekanan darah, diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

“Sudah banyak studi yang meneliti bahwa ditemukannya konsentrasi BPA di dalam urin berhubungan dengan turunnya kualitas sperma. Kemudian pada wanita hamil dengan paparan BPA selama prenatal berhubungan dengan perilaku agresif dan hiperaktif anak, terutama pada anak perempuan,” papar Agustina.

Regulasi di Berbagai Negara

Lebih jauh lagi, Agustina juga menerangkan bahwa penggunaan kemasan BPA semakin diawasi di berbagai negara. Misalnya saja Kanada yang sudah membuat klasifikasi BPA sebagai zat beracun dan menentukan larangan terbatas pemakaian BPA. Pada 2011, Uni Eropa (UE) juga sudah mengeluarkan aturan pelarangan bahan mengandung BPA untuk botol susu bayi.

“Negara bagian California, Amerika Serikat mewajibkan produsen untuk memberi label pada kemasan bahwa produk itu mengandung BPA yang berpotensi menyebabkan kanker, gangguan kehamilan dan sistem reproduksi. Bahkan Denmark, Austria, Swedia, dan Malaysia telah melarang penggunaan BPA pada kemasan kotak pangan untuk konsumen usia rentan dari nol sampai 3 tahun.” Ungkap Agustina.

Inilah yang membuat PB IDI mendukung upaya pelabelan kandungan BPA pada kemasan produk yang akan dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tak hanya sebatas itu, PB IDI juga memberikan dukungan edukasi konsumen untuk mengetahui upaya yang bisa mencegah migrasi BPA ke dalam tubuh. Misalnya saja dengan tidak menyimpan kemasan di dalam suhu tinggi untuk jangka waktu lama, juga tidak menggosok atau menyikat permukaan kemasan.

Penggunaan Galon PC di Berbagai Daerah

Kepala CSWM UI Mochamad Chalid menyebutkan penelitian yang sudah dilakukan oleh pihaknya menemukan data tentang penggunaan kemasan air minum galon PC yang mengandung BPA tak hanya dilakukan oleh produsen air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek saja. Ada juga pengusaha UMKM yang juga menggunakan galon PC di beberapa daerah Sumatera Barat, seperti Padang, Batusangkar, Padang Pariaman, dan Payakumbuh.

Chalid pun menekankan pentingnya perlindungan konsumen AMDK hingga ke daerah karena konsumsi AMDK juga sudah menjadi kebutuhan masyarakat umum, mengingat ketersediaan air bersih langsung dari sumbernya makin terbatas.

Pentingnya Kajian pada Aspek Engineering dan Ekonomi

Tak hanya fokus pada masalah kesehatan, Chalid juga menekankan pentingnya kajian aspek engineering dan ekonomi bagi sebuah kemasan plastik. Menurutnya, salah satu cara mencegah migrasi substansi berbahaya ke dalam tubuh manusia adalah lewat kemasan yang mengatur desain, standar umur pakai, serta standar penggunaan suatu bahan kemasan.

Chalid juga menyatakan bahwa penting bagi produsen untuk melakukan inovasi demi mendapatkan galon yang aman dan sehat sebagai kemasan produk AMDK, sebagai konsekuensi penyesuaian umur pakai dan jumlah kali dari penggunaan. Misalnya saja dengan menggunakan metode post-consumer resin atau PCR. Cara ini dilakukan dengan daur ulang kemasan plastik dengan mencacah galon yang sudah digunakan menjadi resin plastik. Selanjutnya, resin tersebut dicampur dengan resin baru yang belum pernah dipakai dengan komposisi tertentu untuk kemudian dibentuk jadi kemasan baru.

Ditemui dalam acara terpisah di Bogor pada 22 Mei lalu, Slamet Riyadi, Komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional mengajak pengusaha taat pada aturan pemerintah.

“Adanya peraturan peraturan diberikan oleh negara atau pemerintah dalam hal ini BPOM ataupun Kementerian Perdagangan ataupun pemerintah yang punya kepentingan dalam mengatur regulasi. Ini harusnya ditaati karena semua peraturan ini berkaitan dengan keamanan, kenyamanan dan keselamatan konsumen yang terdapat di dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, khususnya dalam pasal empat.” Pungkasnya.

(*)

(mdk/)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
image Rekomendasi
PPP Kasih PR ke Ganjar Agar Menang Satu Putaran

PPP Kasih PR ke Ganjar Agar Menang Satu Putaran

Partai pendukung mendorong bacapres Ganjar Pranowo terus meningkatkan sosialisasi di masyarakat.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Mantan Panglima TNI Hadi Bersabuk Hitam Karate Keluarkan Jurus Bareng Iwan Fals

Mantan Panglima TNI Hadi Bersabuk Hitam Karate Keluarkan Jurus Bareng Iwan Fals

Momen Hadi Tjahjanto pamer jurus karate di ajang Join Fun Karate Training Camp.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Momen Lawas Presiden Megawati Lantik AHY jadi Perwira TNI, Sempat Terbalik Pasangkan Pangkat

Momen Lawas Presiden Megawati Lantik AHY jadi Perwira TNI, Sempat Terbalik Pasangkan Pangkat

Pelantikan tersebut diselenggarakan secara resmi pada 23 tahun yang lalu. Ada kejadian tak terduga pada saat proses pelantikan tersebut.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Jarang Tersorot, Potret Istri 6 Jenderal & Kekasih 1 Perwira Pahlawan Revolusi Korban G30S

Jarang Tersorot, Potret Istri 6 Jenderal & Kekasih 1 Perwira Pahlawan Revolusi Korban G30S

Sebuah video memperlihatkan potret istri 6 jenderal dan kekasih 1 perwira yang gugur dalam peristiwa pemberontakan G30S.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Momen Sandra Dewi Lengket Banget sama Berondong Ganteng, Vibesnya Kayak Mafia Hongkong

Momen Sandra Dewi Lengket Banget sama Berondong Ganteng, Vibesnya Kayak Mafia Hongkong

Sandra Dewi membagikan momen bersama berondong gantengnya saat menghadiri acara pernikahan di Paris. Gayanya super kece sampai disebut miliki vibes kayak mafia.

Baca Selengkapnya icon-hand
Ajak Mahasiswa Lebih dekat dengan Dunia Hukum, MA Goes To Campus Sambangi UIN Jakarta

Ajak Mahasiswa Lebih dekat dengan Dunia Hukum, MA Goes To Campus Sambangi UIN Jakarta

MA Goes To Campus hadir untuk ajak mahasiswa lebih tertarik dengan dunia hukum.

Baca Selengkapnya icon-hand
ASEAN PR Nobatkan BRI Sebagai ‘Best Government Public Relations in Indonesia’

ASEAN PR Nobatkan BRI Sebagai ‘Best Government Public Relations in Indonesia’

Penghargaan itu diberikan di ajang The 4th ASEAN PR Excellence Awards 2023 yang diselenggarakan di Ho Chi Minh City, Vietnam pada 8 September 2023 lalu.

Baca Selengkapnya icon-hand
Komitmen Lawan Krisis Perubahan Iklim, BRI Berpartisipasi dalam Transaksi Perdana Bursa Karbon

Komitmen Lawan Krisis Perubahan Iklim, BRI Berpartisipasi dalam Transaksi Perdana Bursa Karbon

BRI pro-aktif sukseskan transaksi bursa karbon perdana.

Baca Selengkapnya icon-hand
Bukti Sukses Lakukan Transformasi, BRI Raih Special Award dari ICAII 2023

Bukti Sukses Lakukan Transformasi, BRI Raih Special Award dari ICAII 2023

Strategi digitalisasi BRI membuahkan prestasi membanggakan.

Baca Selengkapnya icon-hand
Mengulik Keunggulan Sido Muncul Natural Sari Kunyit Plus yang Bisa Diandalkan untuk Mengatasi Gangguan Pencernaan

Mengulik Keunggulan Sido Muncul Natural Sari Kunyit Plus yang Bisa Diandalkan untuk Mengatasi Gangguan Pencernaan

Sido Muncul Natural Sari Kunyit Plus dibuat dari ekstrak rimpang kunyit yang terstandardisasi Curcuminoid 100 mg.

Baca Selengkapnya icon-hand
Pulihnya UMKM Bikin Kualitas Kredit BRI Semakin Sehat

Pulihnya UMKM Bikin Kualitas Kredit BRI Semakin Sehat

Segmen UMKM menyumbang Rp1.015,5 triliun dari total kredit emiten bersandi BBRI tersebut.

Baca Selengkapnya icon-hand
BRI Berhasil Antar UMKM Temukan Ketangguhan Baru

BRI Berhasil Antar UMKM Temukan Ketangguhan Baru

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa semakin membaiknya perekonomian dan prospeknya ke depan juga ditunjukkan oleh Indeks bisnis UMKM.

Baca Selengkapnya icon-hand