Kerusuhan Kian Meluas di Sudan, 29 Orang Tewas
Merdeka.com - Unjuk rasa ribuan massa di Sudan yang menuntut Presiden Umar al-bashir mundur dua hari lalu kembali berujung rusuh.
Seorang pria berusia 42 tahun dilaporkan tewas di tengah aksi unjuk rasa itu.
Anggota keluarga korban terakhir, Maawiya Bashir, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa dia ditembak di rumahnya saat berusaha melindungi para pengunjuk rasa yang dikejar oleh pasukan keamanan Sudan.
"Dengan kematian pria itu, jumlah korban jiwa sejak protes meletus di Sudan pada pertengahan Desember, kini telah mencapai 29 orang," kata juru bicara komite investigasi Sudan, Amer Mohamed Ibrahim, sebagaimana dikutip dari Aljazeera pada Jumat (25/1).
Menurut saksi mata, Bashir baru saja pulang dari beribadah, ketika beberapa pengunjuk rasa berlari melewati pagar rumahnya.
Dia disebut setuju untuk melindungi pengunjuk rasa, dan menutup rapat pintu rumahnya, kemudian mencegah anggota bersenjata dari pasukan keamanan Sudan masuk.
Tembakan ditembakkan melalui gerbang, mengenai Bashir dan menjatuhkannya ke tanah.
Seham Maawiya Bashir, putri Bashir, menuntut keadilan bagi ayahnya.
"Dia tidak ikut berunjuk rasa atau melakukan apa pun. Dia ada di rumahnya, bagaimana mungkin sebuah peluru menembus pintu dan menabraknya, jika dia bahkan bukan seorang demonstran. Bukti lubang peluru masih ada di pintu," katanya merasa kecewa.
Sejauh ini, terdapat 10 wilayah di Ibu Kota Khartoum yang menjadi pusat aksi unjuk rasa.
Aljazeera mengatakan kisruh dalam beberapa hari terakhir lebih besar dibandingkan pekan-pekan sebelumnya, di mana tidak hanya terjadi di Khartoum, melainkan di beberapa kota utama lainnya, termasuk Port Sudan di tepi Laut Merah.
Ada juga laporan tentang protes serupa, namun dengan skala lebih kecil, di beberapa wilayah lainnya di Sudan.
Gelombang protes di Sudan bermula pada pertengahan Desember, ketika warga menentang kenaikan harga, terutama pada bahan bakar minyak.
Namun, dalam sebulan terakhir, aksi unjuk rasa telah berubah menjadi tuntutan agar Al Bashir mengundurkan diri dari kursi kepresidenan, yang telah dikuasainya selama 29 tahun.
Sejak itu, pihak berwenang di Sudan telah menggunakan gas air mata, peluru karet, amunisi hidup dan pentungan untuk memadamkan kerusuhan.
Pihak berwenang telah memberlakukan undang-undang darurat dan jam malam di beberapa kota, serta menangguhkan operasional pendidikan di banyak sekolah dan universitas setempat.
Mereka juga menangkap para pemimpin oposisi, dokter, jurnalis, pengacara, dan mahasiswa bersama dengan sekitar 800 orang demonstran.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan sebanyak 40 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam bentrokan itu, sebagian besar oleh luka tembak.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan
Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.
Baca Selengkapnya4 Orang Tewas di Pelataran Apartemen Penjaringan Jakut Satu Keluarga, Dugaan Kuat Bunuh Diri
Hasil pemeriksaan sementara, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.
Baca Selengkapnya10 Tahanan Polsek Rumbai di Riau Kabur, 2 Kembali Tertangkap
Sebanyak 10 tahanan kabur dari sel Polsek Rumbai di Kota Pekanbaru, Riau. Baru dua orang yang berhasil ditangkap kembali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ditinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk
"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaDibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit
Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaMenilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez
Dulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.
Baca SelengkapnyaKisah Kiai Abdul Karim Lirboyo Dirikan Pondok Pesantren di Daerah yang Terkenal Angker, Kini Santrinya Puluhan Ribu
Bahkan jin penunggu wilayah itu disebut ikut jadi santri pada masa awal ponpes ini berdiri.
Baca SelengkapnyaPerempuan 19 tahun di Kediri Tewas Misterius di Kamar Mandi Pacar, Tubuh Penuh Luka
Kaget melihat korban tengkurap di depan kamar mandi, Iwan kemudian memberitahu istri dan kerabat lainnya.
Baca SelengkapnyaSadis! Ayah di Muara Baru Banting Anak hingga Tewas, Pelaku Dikenal Tempramen dan Pecandu Narkoba
Bocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca Selengkapnya