Ternyata Kualitas Tenaga Kerja Sarjana Indonesia Setara Lulusan SMA di Denmark
Merdeka.com - Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menyampaikan fakta mengejutkan dalam Indonesia Development Forum 2019 (IDF 2019) terkait kualitas tenaga kerja Indonesia. Para lulusan sarjana di Indonesia ternyata mempunyai kemampuan setara lulusan SMA di Denmark.
"Tenaga kerja lulusan pendidikan tinggi di Indonesia kenyataannya setara dengan tenaga kerja lulusan SMA di Denmark. Yang satu lulusan universitas, dapat sarjana, ijazah, yang satu lulusan SMA. Ketika kerja ternyata kualitasnya sama," ujar Menteri Bambang di JCC, Jakarta, Senin (22/7).
Data itu berdasarkan laporan The Need for a Pivot to Learning: New Data on Adult Skills from Indonesia. Laporan itu juga menyebut para pemuda Jakarta berusia 25-26 tahun memiliki kemampuan literasi lebih rendah dari lulusan SMP di Denmark.
Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) turut menyorot rendahnya skor Indonesia dalam PISA (Programme for International Student Assessment), seperti pada matematika dan literasi. Tak hanya tertinggal dari negara maju, Indonesia pun ketinggalan dari negara tetangga. Melalui metode forecast, Indonesia baru bisa menyusul pada tahun 2065 kelak.
Salah satu solusi Menteri Bambang dalam masalah tenaga kerja adalah menambah sertifikasi khususnya pada kemampuan vokasi. Menurutnya, pendidikan seharusnya tak mengacu pada mendapat gelar atau sekadar lulus saja melainkan menyediakan sertifikat kompetensi.
"Bahkan kalau kita lihat di negara maju banyak orang tak punya ijazah, apakah ijazah SMA atau perguruan tinggi, tetapi bisa mendapatkan income yang tinggi. Kenapa? Karena punya sertifikat kompetensi di bidang yang memang dia sangat ahli," terang Menteri Bambang.
Sebagai contoh, dia mendukung adanya sekolah coding untuk segala usia sehingga memudahkan tenaga kerja dalam mendapat sertifikasi kerja. Untuk sekolah vokasi, Menteri Bambang menyarankan supaya mereka tak sibuk sendiri, tetapi turut melihat kebutuhan pasar.
"Tak bisa lagi yang namanya SMK maupun politeknik itu hanya sibuk dengan kurikulumnya sendiri, dengan ijazahnya sendiri, dan tidak memerhatikan kebutuhan pasar. Justru sekarang kita akan mendorong BLK (Balai Latihan Kerja), SMK sampai politeknik agar tenaga kerja bisa membaca kebutuhan pasar," ujar sang menteri.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Beri Semangat Peserta Pemagangan di Thailand untuk Tingkatkan Kompetensi
Menaker mengatakan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang puncaknya terjadi pada tahun 2030 hingga 2035.
Baca SelengkapnyaTingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja, Kemnaker Siap Fasilitasi Pemagangan ke Jepang
Kemnaker telah menyiapkan program pemagangan ke Jepang bagi pemuda Kabupaten Batang.
Baca SelengkapnyaMenaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia
Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aturan Kenaikan Gaji PNS 8 Persen Diteken Jokowi, Besarannya Jadi Segini
Presiden Jokowi teken aturan kenaikan gaji PNS naik 8 persen per Januari 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi untuk AO dan Nasabah PNM: Saya Sangat Menghargai Kerja Keras Semuanya
Pertumbuhan nasabah PNM yang begitu pesat hingga kini berada di angka 15,2 juta nasabah.
Baca SelengkapnyaTingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Tak Mampu, BUMN Jasindo Lakukan Kebijakan Ini
Kendala pelunasan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) menjadi penghalang yang menghentikan langkah masyarakat miskin dalam meraih peluang.
Baca SelengkapnyaBahas Kerja Sama Ketenagakerjaan, Menaker Bertemu Dubes Indonesia untuk Laos
Kerja sama ini juga memberikan manfaat untuk kedua negara, seperti meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida Bertemu Dubes Indonesia untuk Kuwait, Buka Peluang Kerja Sama Penempatan Tenaga Kesehatan
Menaker Ida Fauziyah menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Kuwait, Lena Maryana Mukti.
Baca SelengkapnyaJokowi Sayangkan Perguruan Tinggi di Indonesia Tak Masuk Top 100 Dunia
Jokowi ingin SDM Indonesia tak hanya menguasai ilmu pengetahuan.
Baca Selengkapnya