Pengusaha minta rakyat dukung Jokowi ampuni koruptor demi pajak
Merdeka.com - Direktorat Jenderal Pajak berencana memberikan tax amnesty atau penghapusan sanksi bagi pelaku tindak pidana umum dan khusus di luar terorisme dan narkoba. Termasuk bagi koruptor dengan syarat memindahkan uangnya ke Indonesia. Bahkan, rencana ini disebut-sebut sudah mendapat dukungan dari orang nomor satu di republik ini, Presiden Joko Widodo.
Kebijakan penghapusan denda administrasi atau istilahnya pengampunan pajak pernah diterapkan pada 2008. Yang penting negara dapat pemasukan pajak. Penghapusan denda administrasi atau sunset policy diberlakukan untuk penunggak pajak yang belum memperbaiki Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pada 2009 hingga 2013.
Ditjen Pajak memberi waktu kepada WP untuk memperbaiki SPT 5 tahun ke belakang sebelum akhir 2015. Penghapusan denda tersebut akan diberlakukan untuk seluruh jenis pajak.
Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mendukung rencana itu. Ketua Umum APINDO Hariyadi Sukamdani menilai, pemberian tax amnesty bagi koruptor jangan terlalu dibesar-besarkan. Menurutnya, hal yang lebih penting yakni kembalinya uang yang 'ditilep' koruptor dari kantong negara.
"Yang penting adalah uangnya balik ke Indonesia lagi. Karena kalau nggak, anda saya tanya siapa investor di Indonesia yang paling besar? Singapura. Nah Singapura percaya penduduknya cuma 5 juta punya duit sebanyak itu investasi ke Indonesia. Kan itu duitnya orang Indonesia juga," tutur Haryadi di Jakarta, Selasa (2/6).
Pihaknya mendukung rencana tersebut. Bahkan mengusulkan perluasan dari kebijakan itu. "Kalau APINDO kita support sekali, dan mungkin kami memandang sama dengan Dirjen Pajak (Sigit Priadi Pramudito). Bahwa sepanjang itu bukan narkoba dan terorisme, harusnya tindak pidana lain itu diwave," katanya.
Haryadi juga meminta masyarakat berbesar hati ikut mengampuni koruptor. Alasannya, yang paling penting harta mereka yang tersimpan di negara lain bisa kembali ke Indonesia.
"Jadi tanpa di-wave atau dihilangkan masalah tindak pidananya, ya memang nggak menarik jadinya. Tidak apa-apa menurut saya. Sudahlah, bangsa ini kan harus jalan terus. Jadi jangan ngeributin yang lalu aja. Kalau dia pulangin toh uangnya juga buat bangsa Indonesia juga," tandasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK
Presiden Jokowi menunjuk 3 menteri hadapi gugatan para pengusaha hiburan terkait kenaikan pajak hiburan di MK.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Kirim Bunga untuk Megawati, Hasto: Kami Belum Cek Satu Persatu
Megawati merayakan bertambah usia yang ke-77 pada hari ini.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Puan Maharani Didesak Segera Sahkan RUU Masyarakat Adat
RUU Masyarakat Adat dinilai janji Jokowi 10 tahun lalu
Baca SelengkapnyaJokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan
Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnya