Pelemahan Rupiah belum pengaruhi harga produk di dalam negeri
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan kondisi Rupiah yang saat ini tengah terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) belum memberikan dampak berupa kenaikan harga di dalam negeri. BI yakin target inflasi tahun ini masih bisa tercapai.
"Pengusaha memilih menurunkan marginnya dibandingkan menaikkan harga, jadi belum ada dampak kenaikan harga terdampak dari depresiasi," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Ruang rapat komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (5/9).
Kendati demikian, dia menegaskan pihaknya akan terus memantau kondisi saat ini agar tidak terjadi lonjakan harga-harga barang dan komoditas. "Tapi kami akan terus mencermati, kami akan berkoordinasi melalui TPIP (Tim Pengendali Inflasi Pusat) dan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah)," ujarnya.
Perry optimistis target inflasi 2018 sebesar 3,5 persen plus minus 1 dapat tercapai. "Kapasitas produksi masih tinggi sehingga kenaikan permintaan belum menimbulkan tekanan inflasi dari sisi permintaan. Sejauh ini pemantauan kami ke inflasi masih terbatas, jadi tingkat depresiasi sekitar 7 sekian persen, dibandingkan 2015 pernah sekitar 20 persen, tingkat depresiasinya masih rendah dibandingkan sebelumnya," ujarnya.
Di tempat terpisah, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri turut merepons pelemahan Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir. Satgas Pangan mengaku belum melihat adanya gejolak harga di pasaran akibat melemahnya nilai tukar Rupiah.
"Belum ada, semoga tidak ada. Jangan terpancing. Iya (masih stabil)," ujar Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Pelemahan Rupiah, kata Setyo, sejatinya memiliki dua sisi dampak yang berbeda. Bagi eksportir, jelas kondisi tersebut sangat menguntungkan. Tapi tidak bagi importir.
"Artinya dengan harga Dolar yang naik, impor akan menggerus devisa kita. Kita berharap kalau pangan yang tidak perlu sekali diimpor mendingan jangan diimpor. Tapi kalau di dalam negeri kurang, kan harus diimpor juga," ucapnya.
Jenderal bintang dua itu menuturkan, ada beberapa komoditas di dalam negeri yang memang belum mampu mencukupi kebutuhan pasar, salah satunya bawang putih. Oleh karena itu, Indonesia sampai saat ini masih mengimpor bawang putih.
Namun pihaknya bersama lembaga terkait akan mengawasi impor dan pendistribusian komoditas tertentu tersebut. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya penimbunan yang memicu bergejolaknya harga pangan.
"Kita bersama kementerian terkait akan mengawasi berapa yang diimpor dan di mana dia disimpan. Karena tidak boleh mengadakan penimbunan kan. Yang boleh dia menyimpan 3 kali kebutuhan kalau harga normal. Kalau harga mulai bergejolak, ya harus dilepas itu, netralisir harga," Setyo menandaskan.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaPBNU Minta Satgas Pangan Bergerak Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Ramadan
PBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca Selengkapnya