Mirip Merpati, negara ini juga bakal jual maskapai nasionalnya
Merdeka.com - Pakistan akan memprivatisasi perusahaan penerbangan nasionalnya, Pakistan International Airlines (PIA), pada Juli mendatang. Keputusan ini diambil pemerintah Pakistan usai maskapai tersebut bertahun-tahun merugi dan salah urus yang justru merusak reputasi maskapai tersebut.
"Kami berencana untuk memprivatisasi PIA karena kerugian keuangan yang besar dan berulang," Menteri Privatisasi Mohammad Zubair seperti dilansir Antara, Jakarta, Rabu (9/12).
Setelah pemerintah menyetujui penjualan, Komisi Privatisasi akan mencoba untuk menjual maskapai yang sedang kesulitan itu di pasar internasional.
Zubair mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan bentuk privatisasinya, tetapi salah satu pilihannya adalah menjual 26 persen dari total saham bersama dengan kontrol manajemen.
"Kami akan mengadakan road show di Timur Tengah dan Tiongkok serta di Eropa untuk menemukan pembeli," tambahnya.
Tindakan itu memicu reaksi sengit di antara 15.000 karyawan PIA, yang berunjuk rasa di bandara utama di seluruh negara itu pada Senin dan Selasa. "Ini adalah protes damai kami terhadap rencana pemerintah," kata Shamim Akmal, perwakilan karyawan senior.
Kerugian kumulatif PIA mencapai 227 miliar rupee atau setara USD 2,2 miliar atau Rp 30,7 triliun pada Juni lalu. Pemerintah Pakistan telah menyuntikkan 12 hingga 15 miliar rupee per tahun untuk mempertahankan maskapai tetap hidup dan membayar karyawan.
PIA, salah satu maskapai penerbangan terkemuka di dunia sampai tahun 1970-an, sekarang sering mengalami pembatalan dan penundaan penerbangan dan telah terlibat dalam berbagai kontroversi selama bertahun-tahun, termasuk memenjarakan seorang pilot mabuk di Inggris pada 2013.
Maskapai juga telah menghadapi masalah-masalah mendapatkan izin keamanan penerbangan kargo ke Uni Eropa.
PIA juga secara tradisional membagikan puluhan ribu tiket gratis setiap tahun, yang berkontribusi terhadap kerugian.
Rencana penjualan ini mirip dengan Merpati Nusantara Airlines milik Indonesia yang sama-sama merugi akibat salah urus. Saat ini Pemerintah Indonesia juga tengah mengkaji rencana penjualan maskapai tersebut kepada swasta baik lokal maupun asing.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaMenurut kesepakatan, Indonesia juga akan memproduksi 48 unit jet tempur itu di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSekitar 55 persen dari kenaikan ini berasal dari negara-negara maju, terutama didorong oleh AS, Prancis, dan Jerman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selama 2023, penerbangan didominasi oleh penerbangan domestik.
Baca SelengkapnyaMaskapai asing lainnya yang disasar yakni Turkish Airlines yang rencananya menambah frekuensi penerbangan.
Baca SelengkapnyaMaskapai memiliki kebijakan yang bebeda terhadap penumpang yang tertinggal pesawat, ketahuilah hak Anda untuk menerima kompensasi.
Baca SelengkapnyaSepasang kekasih itu sudah menjual sekitar Rp100 juta uang palsu
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca Selengkapnya