Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jurang kaya-miskin di era reformasi lebih buruk dari orde baru

Jurang kaya-miskin di era reformasi lebih buruk dari orde baru Pemukiman Miskin. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menilai, ada beberapa klaim pemerintah yang harus dikritisi terkait pertumbuhan ekonomi tinggi beberapa tahun terakhir. Menurutnya, rakyat harus waspada dengan klaim-klaim yang tidak bertanggung jawab, khususnya soal penurunan kemiskinan dan pengangguran.

Faisal membandingkan kondisi ekonomi di masa reformasi dengan zaman Orde Baru. Hasilnya, ekonomi masa sekarang sangat bergantung pada industri padat modal yang tidak menguntungkan rakyat miskin.

"Pertumbuhan ada tapi tidak berkualitas. Yang tumbuh sektor elit, perbankan, asuransi, jasa modern, tumbuhnya 8 persen. Tapi sektor rakyat, seperti pertanian, industri manufaktur, tumbuhnya 4 persen," ujarnya dalam diskusi 15 tahun Reformasi di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (23/5).

Faisal menyebut era reformasi sebagai perpindahan ke sistem yang lebih berorientasi pada pasar. Namun, pasar itu semu lantaran tidak memberi manfaat pada pekerja.

Pernyataannya itu dibuktikan dengan pertumbuhan yang hanya dinikmati hanya oleh pekerja formal, saat ini lapangan kerja di Indonesia tidak berkualitas. Mayoritas bersedia bekerja tanpa kontrak alias outsourcing.

"Dampaknya, lapangan kerja tidak berkualitas. Sekarang 54 persen penduduk pekerja informal, itu tidak ada kontrak, sementara 38 persen pekerja formal tanpa kontrak," paparnya.

Karena itulah, sepanjang era yang konon pertumbuhannya tinggi, ketimpangan kaya miskin makin lebar. Faisal menyebut, ketimpangan di masa reformasi lebih buruk dibanding Orde Baru.

"Ketimpangan memburuk, koefisien gini zaman orde baru tidak pernah di atas 4 persen, sekarang 4,1 persen," tandasnya.

Terlepas dari itu, dia mengapresiasi kondisi reformasi di mana tidak ada lagi utang luar negeri. Tidak seperti Orde Baru yang ekonominya keropos lantaran mengandalkan pinjaman asing.

Menurut Faisal, kunci mengembalikan kekuatan ekonomi nasional adalah desain dan keberpihakan dari negara. Pemerintah harus memihak industri dalam negeri dan membuka lapangan kerja formal yang berkelanjutan.

"Jadi ada persoalan ekonomi keropos karena tidak ada guidance dari negara di era reformasi," kata Faisal.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.

Baca Selengkapnya
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya

Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya

Sebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Mengenal Hilirisasi: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Mengenal Hilirisasi: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Hilirisasi adalah konsep ekonomi yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah dari suatu produk atau komoditas melalui proses pengolahan lanjutan.

Baca Selengkapnya
Apresiasi Pj Gubernur Kaltim untuk Perkembangan Ekonomi di Penajam Paser Utara

Apresiasi Pj Gubernur Kaltim untuk Perkembangan Ekonomi di Penajam Paser Utara

Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi salah satu contoh perkembangan yang sangat cepat di bidang ekonomi salah satunya UMKM.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya