JK sindir BI enggan turunkan suku bunga acuan, investasi saham seret
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyindir suku bunga acuan bank sentral yang hingga kini ogah diturunkan oleh Bank Indonesia (BI). Menurutnya, selama BI Rate masih tinggi, maka kinerja investasi saham sulit menanjak.
Wapres menilai tidak mungkin pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat terjadi tanpa investasi.
"Kalau nabung di bank berarti memberikan kredit kepada perusahaan untuk menginvestasikannya melalui 3 jalur. Sekarang langsung jalur investasi, tapi tentu dengan harapan ekonomi baik dan berjalan sehingga harga saham dan yield lebih baik dari tabungan di bank," papar JK saat meresmikan peluncuran kampanye 'Yuk Nabung Saham' di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11).
Wapres JK menjelaskan, sektor investasi di pasar modal tidak akan menarik selama suku bunga tabungan dan deposito perbankan masih tinggi. Salah satu pengacu besaran bunga deposito ialah BI Rate.
"Jadi untuk investasi ingin baik, ya bunga turun, tentu perbankan semua tahu rumus sederhana itu. Jadi apabila ingin menaikkan investasi saham, jangan naikkan bunga perbankan, nah itu saja rumusnya yang harus dikerjasamakan oleh mereka," papar JK.
Wapres memberi contoh kondisi pasar saham di Singapura dan China yang sudah maju. Menurut JK, di kedua negara tersebut suku bunga tabungan dan deposito sangat kecil, hanya berkisar 1-3 persen. Sementara imbal hasil di pasar modal bisa mencapai 10 persen.
"Tapi kalau di Indonesia, deposito 10 persen, saham baru naik 5-6 persen, ya buat apa beli saham, apalagi ada risikonya. Ini semua hal yang dunia keuangan harus ada suatu policy yang seimbang. Jadi OJK, bank Indonesia, kita semua harus melihat itu sebagai suatu kesatuan upaya untuk meningkatkan investasi," papar JK.
JK mengatakan, tabungan atau investasi masing-masing memiliki keunggulan dan risiko. Untuk imbal hasil yang tinggi tentu risiko pun tinggi, ini berlaku di pasar saham. Namun, untuk imbal hasil yang relatif stagnan dengan risiko minim, berlaku di tabungan dan deposito.
"Tidak ada juga orang yang berdeposito langsung kaya, pasti tidak ada juga," ujar JK.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaSaat ini, suku bunga diproyeksi sudah berada di puncak. Ini merupakan momen yang tepat untuk mengunci imbal hasil tinggi dan stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selama ini ada sejumlah kesulitan yang dialami investor baru maupun investor lama, yang mana sebagian investor baru sukar membuat keputusan investasi.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaBank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga komoditas membuat industri semen tertekan di 2023.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya