Benarkah Alat Deteksi Bencana Kalah Canggih Dibanding Insting Hewan?
Hewan seringkali disebut memiliki sensor tersendiri untuk mendeteksi bencana alam yang akan terjadi.
Bahkan, beberapa hewan memiliki tingkat kepekaan yang sangat tinggi dan di beberapa kasus mampu mengalahkan kecepatan teknologi sistem peringatan dini yang dibuat oleh manusia.
Lalu, bagaimanakah hewan memiliki kemampuan tersebut? Dan apakah hal tersebut terbukti secara sains?
Mengutip 8 KPAX dan BBC, Selasa, (5/12), hewan memiliki indera yang sangat tajam sehingga mereka mampu mendeteksi tanda-tanda perubahan yang akan terjadi di lingkungan sekitar.
Kepekaan ini juga bisa dibilang sangat sensitif dan mengalahi kepekaan manusia serta alat pendeteksi bencana alam.
Sebab, mereka mampu mendeteksi berbagai perubahan mulai dari tekanan atmosfer, medan elektromagnetik, atau bahkan reaksi kimia dari alam yang nantinya akan terjadi.
Karena kelebihan tersebut, hewan-hewan seperti kuda, sapi, domba, burung, katak, dan hiu mampu mendeteksi berbagai bencana alam seperti badai, gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus.
Terdapat beberapa penelitian yang menjelaskan mengenai hal ini, salah satunya pada tahun pada tahun 2014 ketika terjadi gempa bumi di AS.
berita untuk kamu.
Para ilmuwan mencatat bahwa burung pengicau tiba-tiba pergi meninggalkan habitatnya di Cumberland, Tennesse Timur.
Ketika diteliti ternyata kumpulan burung tersebut dapat mendeteksi akan terjadinya gempa bumi karena mampu menangkap infrasonik atau suara dengan frekuensi rendah yang tidak dapat didengar oleh manusia.
“Ahli meteorologi dan fisikawan telah mengetahui selama beberapa dekade jika badai tornado menghasilkan infrasonik yang sangat kuat yang dapat menyebar ribuan kilometer dari badai,” kata Henry Streby, ahli biologi satwa liar di Universitas California, Berkeley,
Tidak hanya itu, kemampuan menangkap infrasonik ini juga dapat membuat burung mampu mendeteksi badai dan tsunami yang akan terjadi.
Selain itu, penelitian terbaru pada tahun 2020 juga melakukan hal kurang lebih sama dengan penelitian sebelumnya.
Dimana para peneliti mengamati perilaku hewan ternak sebelum adanya bencana alam.
Berdasarkan hasil observasi mereka, hewan ternak terbukti mulai melakukan perubahan perilaku hingga 20 jam sebelum terjadinya gempa Bumi.
"Semakin dekat hewan-hewan tersebut dengan episentrum guncangan yang akan terjadi, semakin dini mereka mengubah perilakunya,"
Wikelski, salah satu peneliti.
Hewan-hewan tersebut bertindak demikian karena mereka memiliki naluri untuk bertahan hidup dan menghindari bahaya, baik dari predator ataupun bencana alam.
Namun, selain karena insting mempertahankan hidup, mereka memiliki insting ini juga karena ketergantungannya dengan alam sebagai habitat mereka.
Meskipun sudah terdapat penelitian yang menjelaskan hal ini, tetapi tidak semua ilmuwan mempercayai dan setuju akan hal ini.
Sebab, beberapa dari mereka sinyal peringatan dari hewan tidak cukup valid untuk mengkonfirmasi akan terjadinya bencana alam, dan harus dikombinasikan dengan sinyal dari beberapa teknologi peringatan dini agar mendapatkan gambaran yang tepat.
- Fauzan Jamaludin
Berikut alasan mengapa NASA membatalkan perjalanan ke stasiun luar angkasa.
Baca SelengkapnyaJika penelitian berhasil, maka ada secercah harapan bagi kaum laki-laki yang mengalami nasib ini.
Baca SelengkapnyaBerikut pertanyaan-pertanyaan mendasar yang masih menjadi perdebatan ilmuwan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat menggeledah sebuah benteng bukit kuno, seorang pencari logam dengan alat detektornya menemukan kumpulan senjata Zaman Besi.
Baca SelengkapnyaBahkan oleh pelayan keluarganya sendiri, ia dikatakan “der depperte”.
Baca SelengkapnyaBiasanya ilmuwan harus menggali lebih dalam untuk menemukan artefak. Tapi tidak kali ini.
Baca SelengkapnyaPenggunaan tas khusus sedang disiapkan perusahaan ini untuk mengais sampah luar angkasa.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui penyebab wabah ini tak kunjung hilang.
Baca SelengkapnyaSelain ilmuwan jempolan, sosok ini ternyata punya kebiasaan di luar dugaan banyak orang.
Baca Selengkapnya