Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang

Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang<br>

Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang

Kawasan yang saat ini menjadi cagar budaya di Palembang dulunya sebuah lingkungan tempat tinggal bagi warga Tionghoa era kolonial Belanda.

Kota Palembang mungkin identik dengan Kerajaan Sriwijaya, Jembatan Ampera, dan makanannya yang legendaris yakni pempek. Kembali ke era kolonialisme, kawasan ini juga menjadi salah satu tempat penting dalam jalur perdagangan rempah.

Sungai Musi yang juga tergolong sebagai sarana transportasi laut bagi para pedagang ini datang dari berbagai negara, mulai dari Arab hingga Tionghoa pun banyak yang mencari pundi-pundi uang di tempat ini. Hal tersebut memicu adanya pemukiman-pemukiman warga di tepi sungai.

(Foto: Wikipedia)

Salah satu perkampungan yang cukup legendaris di Palembang adalah Kampung Kapitan. Dulunya kawasan ini merupakan tempat pertama kali yang menjadi rumah tinggal warga Tionghoa di masa penjajahan Belanda.

Lantas, seperti apa sejarah dari Kampung Kapitan di Palembang? Simak ulasan informasinya yang dirangkum merdeka.com berikut ini.

Rumah Perwira

Mengutip beberapa sumber, penamaan Kampung Kapitan ini terdapat tiga buah rumah milik seorang perwira. Pendirinya adalah Lioang Taow Ming, seorang yang memiliki pengaruh besar terhadap komunitas Tionghoa di Palembang.

Lioang yang memang diutus untuk melakukan perdagangan itu kemudian diangkat menjadi perwira oleh pemerintah Belanda untuk mengatur wilayah 7 Ulu dan sekitarnya. Kemudian, jabatannya ini dilanjutkan oleh Tjoa Kie Tjuan dengan pangkat mayor.

Kemudian, jabatan tersebut dilanjutkan lagi oleh Tjoa Han Him yang memiliki pangkat kapiten atau kapitan. Maka dari itu, wilayah ini dinamakan Kampung Kapiten karena ketiga rumah mereka berdiri di kawasan ini.

(Foto: Instagram/msulthonrf)

Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang
<b>Persinggahan Para Pedagang</b>

Persinggahan Para Pedagang

Letak Kampung Kapitan yang berada di tepi Sungai Musi menjadi sangatlah strategis. Banyak sekali pedagang-pedagang lalu-lalang melewati wilayah tersebut.

(Foto: instagram/farisyah_mu)

Kampung yang sudah berdiri dari tahun 1644 ini berfungsi sebagai tempat singgah para pedagang yang sedang berada di Palembang. Kampung Kapitan yang cukup sentral bagi perdaganan kota, tentunya sangat pas bagi para pedagang untuk istirahat sejenak di tempat ini.

Masih Dimanfaatkan

Kampung Kapitan yang usianya sudah sangat tua ini terdiri dari akulturasi antara budaya Tionghoa dan Palembang. Pada bagian dalam rumahnya, begitu kental dengan nuansa Tionghoa, sementara pada sisi budaya Palembang tergambarkan dalam gaya rumah tradisionalnya.

Meski sudah berdiri cukup lama, sampai sekarang kawasan Kampung Kapitan masih dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat tinggal. Pada awalnya hampir seluruh bangunan masih menggunakan kayu, seiring berjalannya waktu bahan bangunan modern sudah digunakan pada beberapa bangunan.

Kemudian ada beberapa bangunan dengan arsitektur rumah panggung dan rumah ketiga perwira itu dihuni oleh keturunannya. Tepat dibagian tengah kampung terdapat pagoda yang menjadi menari perhatian pengunjung.

Kawasan Cagar Budaya

Saat ini, Kampung Kapitan sudah menjadi bagian dari kawasan cagar budaya agar keberadaannya terus lestari dan terjaga dengan baik. Lebih dari itu, tempat ini juga menjadi salah satu ikon sejarah Kota Palembang.

Selain itu, banyak masyarakat yang datang ke tempat ini untuk melihat langsung rumah-rumah bergaya Tionghoa-Palembang. Lokasinya yang masih dekat dengan pusat kota, tentu aksesnya mudah dan tidak perlu ongkos yang banyak.

Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik
Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik

Salah satu bangunan pernah digunakan sebagai tempat penyekapan oleh tentara Belanda.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Klenteng Boen Bio Surabaya, Saksi Perlawanan Orang Tionghoa kepada Kolonial Jepang dan Belanda
Mengunjungi Klenteng Boen Bio Surabaya, Saksi Perlawanan Orang Tionghoa kepada Kolonial Jepang dan Belanda

Klenteng ini jadi saksi masa kejayaan orang Tionghoa di Kota Pahlawan

Baca Selengkapnya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah
Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah

Salah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.

Baca Selengkapnya
Profil M.H. Manullang, Sosok Pejuang Melawan Kolonial di Tanah Batak yang Terlupakan
Profil M.H. Manullang, Sosok Pejuang Melawan Kolonial di Tanah Batak yang Terlupakan

Sosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ngidang-Ngobeng, Tradisi Memuliakan Tamu ala Orang Palembang
Mengenal Ngidang-Ngobeng, Tradisi Memuliakan Tamu ala Orang Palembang

Adab menghormati serta memuliakan tamu itu sudah melekat pada diri orang di Indonesia, mereka dianggap sebagai 'raja'.

Baca Selengkapnya
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang

Sosok pahlawan wanita berdarah Minang ini berjuang di garda terdepan melawan dan menentang sistem kolonialisme Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Kota Sibolga, Daerah Kecil yang Dulunya Jadi Pusat Perdagangan Era Hindia Belanda
Sejarah Kota Sibolga, Daerah Kecil yang Dulunya Jadi Pusat Perdagangan Era Hindia Belanda

Salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara ini dulunya berperan penting dalam aktivitas perdagangan masa kolonial.

Baca Selengkapnya
Menguak Misteri Makam Tunggal di Pekarangan Warga Salatiga, Bentuknya Mirip Makam Yahudi di Semarang
Menguak Misteri Makam Tunggal di Pekarangan Warga Salatiga, Bentuknya Mirip Makam Yahudi di Semarang

Makam itu merupakan milik seorang pengusaha era Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya