Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah

<b>Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah</b><br>

Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah

Salah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.

Negara Indonesia begitu kaya akan hasil sumber daya alam yang tiada tandingannya dengan negara lain, termasuk di sektor penambangan emas. Di Bengkulu, terdapat desa kecil yang terkenal sebagai penghasil emas sejak zaman kolonial yaitu Desa Lebong Tandai.

Desa ini berada di Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Aktivitas penambangan emas di desa kecil tersebut sudah berlangsung selama ratusan tahun, tepatnya sejak era kolonialisme Belanda sekira tahun 1910.

(Foto: Wikipedia)

Berpotensi sebagai wilayah dengan penghasil emas, hal ini membuat negara-negara kaya begitu tergiur untuk menguasainya. Kemudian Desa Lebong Tandai sempat menjadi incaran banyak negara besar seperti Tiongkok, Portugis, Belanda, hingga Jepang.

Penasaran dengan desa dengan julukan "Batavia Kecil" dari Bengkulu? Simak sejarah singkatnya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.

Awal Mula Pertambangan

Mengutip ANTARA, kegiatan penambangan di Desa Lebong Tandai dimulai sekitar tahun 1908 oleh sebuah perusahaan Belanda bernama Mijnbouw Maatschappij Simau. Usaha mereka ini berjalan mulus tanpa adanya pemberontakan atau perlawanan dari penduduk setempat.

Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah

Perusahaan tambang ini sudah melakukan kesepakatan antara pemerintah Hindia Belanda dengan pemerintah lokal kala itu. Sehingga aktivitas pertambangan di desa tersebut bisa berjalan dengan lancar tanpa gangguan apapun.

Sepanjang tahun 1908 hingga 1941, perusahaan MMS ini sudah berhasil mengekspor sebanyak ratusan ton jenis emas dan perak. Emas yang ditambang ini lalu dibentuk batangan dengan berat 25 kilogram.

Kemudian, pengirimannya dikemas menggunakan peti lalu dibawa menggunakan lori dari tempat penambangan menuju pelabuhan untuk dijual ke seluruh dunia.

(Foto: Pixabay)

Penyumbang Emas Tugu Monas

Lebong Tandai diambil dari kata 'Lubang yang ditandai' dan sudah mendapat julukan sebagai Batavia Kecil sejak zaman kolonial Belanda. Beberapa hasil emas dari desa ini tak melulu diekspor, melainkan juga digunakan untuk pembangunan di dalam negeri.

Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah

Mengutip beberapa sumber, bagian lapis emas yang saat ini berada di puncak Monumen Nasional (Monas) di Jakarta itu konon berasal dari Desa Lebong Tandai yang merupakan pemberian dari pengusaha asal Aceh bernama Teuku Markam.

Meski hanya sebuah desa kecil, tetapi hasil bumi yang terkandung di bawahnya itu sangatlah kaya raya. Tak ayal desa ini menjadi terkesan "mewah" karena sebagian besar produksi emas dan perak di Indonesia berasal dari tempat ini.

Desa Mewah dan Kaya Raya

Hasil tambang emas dengan skala besar tentu akan mengubah tatanan wilayah di Desa Lebong Tandai. Tak perlu heran, desa ini berubah drastis menjadi tempat yang penuh dengan segala macam fasilitas memadai.

Pada zaman kolonial, desa ini sudah termasuk maju karena terdapat fasilitas bangunan berupa kamar bola atau tempat bermain biliar, lapangan basket, lapangan tennis, rumah sakit, helipad, bahkan hingga bioskop.

Alami Keterpurukan

Masa kejayaan desa ini sudah semakin menuru ketika memasuki pasca kemerdekaan Indonesia. Sejak kepergian Belanda, kandungan emas di Desa Lebong Tandai sudah mulai sulit ditemukan atau sudah dikuras seluruhnya.

Pada tahun 1980-an, aktivitas penambangan ini dikelola oleh salah satu perusahaan tambang asal Australia yaitu PT. Lusang Mining. Tahun 1994 perusahaan ini bangkrut hingga akhirnya masyarakat setempat mulai mengelola tambangnya secara mandiri.

Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah

Emas Menipis dan Mulai Ditinggalkan

Kini nasib Desa Lebong Tandai sungguh berbanding terbalik. Wilayah ini sudah mulai terisolasi dan juga ditinggalkan begitu saja. Beberapa penduduk asli masih melakukan penambangan tetapi dengan skala kecil yang menggunakan metode tradisional.

Menyedihkannya, beberapa perusahaan-perusahaan tambang juga sudah melupakan nama Lebong Tandai, hal ini dikarenakan kandungan emas yang ada sudah menipis. Namun, beberapa fasilitas mewah yang sudah ada masih dapat dijumpai.

Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang
Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang

Kawasan yang saat ini menjadi cagar budaya di Palembang dulunya sebuah lingkungan tempat tinggal bagi warga Tionghoa era kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Baca Selengkapnya
Kisah Kampung Kedung Glatik, Desa Jawa Kuno Berusia Ratusan Tahun yang Akan Ditenggelamkan
Kisah Kampung Kedung Glatik, Desa Jawa Kuno Berusia Ratusan Tahun yang Akan Ditenggelamkan

Konon Desa Kedung Glatik sudah berdiri sejak abad ke-15

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya
Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya

Masyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat

Baca Selengkapnya
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci

Salah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.

Baca Selengkapnya
Bak Perkampungan di Luar Negeri, Intip Pesona Desa Nagari Pariangan di Sumatra Barat
Bak Perkampungan di Luar Negeri, Intip Pesona Desa Nagari Pariangan di Sumatra Barat

Keindahan di Desa Nagari Pariangan tidak pernah gagal dan mengecewakan sekalipun. Desa ini bahkan mirip seperti perkampungan di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Berusia 200 Tahun, Intip Megahnya Istana Rokan Rumah Panggung Peninggalan Kerajaan Rokan
Berusia 200 Tahun, Intip Megahnya Istana Rokan Rumah Panggung Peninggalan Kerajaan Rokan

Istana peninggalan Raja Rokan ini berbentuk seperti rumah panggung yang dibalut dengan koleksi ukiran serta masih kental dengan nuansa budaya Melayu.

Baca Selengkapnya
Kini Mulai Tertelan Zaman, Ini Kisah Mbah Atmo Sang Pelestari Perajin Mainan Anak Tradisional di Bantul
Kini Mulai Tertelan Zaman, Ini Kisah Mbah Atmo Sang Pelestari Perajin Mainan Anak Tradisional di Bantul

Nenek berusia 86 tahun ini merupakan satu-satunya perajin mainan tradisional yang masih eksis bertahan hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Dulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya
Dulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya

Kampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.

Baca Selengkapnya