Menelusuri Manulangi Natuatua, Tradisi Balas Budi kepada Orang Tua Ala Masyarakat Batak
Menelusuri Manulangi Natuatua, Tradisi Balas Budi kepada Orang Tua Ala Masyarakat Batak
Seorang anak yang sudah beranjak dewasa biasanya memiliki kesadaran untuk membalas budi kepada orang tua. Di Tanah Batak, bentuk balas budi anak kepada orang tuanya dilakukan dengan sebuah upacara yang bernama Manulangi Natuatua.
Upacara ini merupakan bagian dari kehidupan orang Batak khususnya bagi anak-anak yang sudah mulai beranjak dewasa. Penghormatan atau balas budi kepada orang tua ini kerap dilakukan ketika sudah memasuki masa kritis atau di ambang kematian.
Secara umum, Manulangi Natuatua ini biasa dilakukan oleh masyarakat yang hidup jauh dari kampung halaman atau merantau. Kegiatan ini bagi masyarakat Batak dianggap penuh makna dan menjadi bagian dari pelajaran kehidupan.
Hingga saat ini, upacara Manulangi Natuatua masih terus lestari dan sering dilaksanakan. Simak ulasan upacara unik dan penuh makna yang dirangkum oleh merdeka.com berikut ini.
Momen Penting
Setiap pelaksanaan Manulangi Natuatua ini tidak ditentukan oleh hari atau tanggal. Akan tetapi, kegiatan ini akan dilakukan ketika dalam suatu konteks peristiwa.
Biasanya, upacara ini dilaksanakan ketika seorang wanita dinyatakan hamil untuk pertama kalinya dan seorang wanita yang sudah lama tidak mengandung satu anak pun.
Khusus wanita yang belum memiliki anak, biasanya akan pergi bersama suaminya ke rumah orang tuanya untuk melaksanakan Manulangi Natuatua agar diberkati dan segara memiliki anak.
Makanan itu Penting
Dalam setiap tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Batak termasuk Manulangi Natuatua, makanan adalah unsur penting yang harus hadir saat upacara adat. Biasanya, lauk makanan itu akan kaya Tondi atau kekuatan sehingga harus disantap saat keadaan damai dan tenang.
Secara umum, masyarakat Batak biasanya menyajikan makanan daging yang berasal dari babi atau kerbau. Uniknya, setiap daging yang disajikan itu bukanlah beli di pasar, melainkan harus disembelih diiringi dengan pembacaan kalimat yang khidmat.
Maka dari itu, dalam setiap pelaksanaan Manulangi Natuatua harus tersedia makanan daging yang menjadi unsur dan menu utamanya. Begitu juga dengan upacara dan tradisi adat Batak lainnya.
berita untuk kamu.
Proses Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan Manulangi Natuatua, hal pertama yaitu harus diambil keputusan secara seksama dari setiap anak untuk waktu kegiatan tersebut akan dilakukan.
Kemudian, saat hari pelaksanaan, semua keturunan dari orang tua akan memberikan suapan atau Manulangi tersebut. Suapan ini dilakukan berurutan mulai dari anak laki-laki paling tua beserta istri sampai anak laki-laki yang paling muda.
Setelah itu, dilanjutkan dengan cucu-cucu tertua dari anak laki-laki paling tua sampai cucu termuda dari anak laki-laki paling muda. Begitu juga hal yang sama dilakukan oleh anak perempuan paling tua dan seterusnya.
- Adrian Juliano
Tradisi ini terus dilestarikan masyarakat Sedulur Sikep agar tidak punah
Baca SelengkapnyaPria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaTarian adu kekuatan dan ketangkasan kaum laki-laki dengan menggunakan senjata berupa rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jampe Harupat merupakan tradisi lisan orang tua Sunda di zaman dahulu kepada anaknya agar tumbuh dengan kondisi sehat dan baik.
Baca SelengkapnyaNirok Nanggok, tradisi masyarakat Belitung saat menangkap ikan ketika musim kemarau telah tiba.
Baca SelengkapnyaMauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaTradisi Solu Bolon menjadi salah satu budaya unik milik masyarakat Danau Toba yang sampai saat ini masih dilestarikan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar para petani saat memasuki musim tanam padi. Seperti halnya para petani di Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, Lumajang.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sebagai bentuk keresahan atas keresahan alam yang merajarela
Baca Selengkapnya