Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saat PKS bermimpi punya capres sendiri

Saat PKS bermimpi punya capres sendiri PKS - KPU. ©2012 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Pertarungan di pemilihan presiden 2014 bakal semakin ramai jika niat PKS mencalonkan kadernya betul-betul dilaksanakan. Sejumlah nama sudah mulai diwacanakan di kalangan internal partai dakwah itu. Tiga kali berpengalaman ikut pemilu, saatnya PKS meretas jalannya menuju puncak kekuasaan.

Nama Luthfi Hasan Ishaaq yang kini menjadi presiden PKS serta nama Sekjen PKS Anis Matta adalah dua kandidat yang kabarnya mulai dibahas di tingkat Majelis Syuro DPP PKS. Secara popularitas, jika dibandingkan dengan nama-nama capres lain seperti Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa, Jusuf Kalla dan sejumlah nama lain yang kerap disurvei, Luthfi dan Anis jauh populer. Bahkan nama mereka tidak masuk dalam daftar nama yang diperhitungkan.

Meski begitu, wacana mengusung kader sendiri sebagai capres oleh internal PKS merupakan langkah positif. Artinya, PKS yang selama ini kurang percaya diri, mulai menunjukkan keberaniannya.

"Sementara kader terbaik kami ya presiden PKS. Hanya yang menentukan Majelis Syuro, karena bukan wilayahnya orang per orang, tapi untuk sementara capres kita ya presiden PKS karena itu kader terbaik kita," ujar Ketua Bidang Pemenangan Pemilu-Pemilukada (BP3) DPP PKS, Syahfan Badri Sampurno, saat mendaftarkan PKS sebagai parpol peserta pemilu di kantor KPU, Jakarta, Senin (3/9) lalu.

Menurutnya, memang ada nama yang lainnya untuk dicalonkan sebagai presiden dari PKS. Namun, saat ini Luthfi Hasan yang akan 'dijual' ke masyarakat. Dengan dukungan Majelis Syuro, Syahfan yakin, seluruh kader PKS akan mendukung pencapresan Luthfi.

Menanggapi rencana pencalonan Luthfi sebagai capres ini, Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan menyatakan hal itu sebagai kejujuran politik dan keberanian merebut kekuasaan.

"Pencapresan Presiden PKS menarik karena merupakan manifestasi keberanian berpolitik PKS, di samping berangkat atas kejujuran sikapnya yang selama ini dikenal ambigu antara mengutamakan tokoh sendiri atau dari luar terhadap agenda kepemimpinan bangsa," katanya.

Meski ketokohan Luthfi yang belum menjual, Syahganda berharap pencalonan itu akan membangun dinamika politik baru dalam menghadirkan sosok ke pentas nasional. Tujuannya tentu saja memberikan pilihan politik yang beragam kepada masyarakat untuk mengukur tingkat kapabalitas, kepantasan, dan elektabilitas calon presiden.

"Implikasinya dapat mendorong kehadiran figur-figur muda. Luthfi bisa saja mewakili orang muda dengan usianya yang memasuki 51 tahun," imbuh Syahganda.

Namun, dia mengingatkan, jika PKS benar-benar berkomitmen menampilkan Luthfi sebagai capres alternatif, hal itu akan membutuhkan perjuangan ekstra keras. Tantangan pertama adalah memenuhi ambang batas perolehan suara nasional di parlemen (parliamentary threshold) sebesar 3,5 persen, untuk mendudukkan wakil-wakilnya di DPR RI sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang No 8/2012 tentang Pemilihan Umum.

Tantangan berikutnya adalah syarat pengajuan calon presiden juga tidak mudah untuk diatasi PKS, karena berdasarkan UU No 42/2008 tentang Pilpres 2009 yang masih belum direvisi DPR, suatu partai politik atau gabungan partai politik baru berhak mengajukan pasangan capres/cawapres apabila mencapai ambang batas perolehan suara hasil Pemilu Legislatif minimal 20 persen, sebagai patokan presidential threshold.

"Inilah hakikat perjuangan berat PKS ke depan bila ingin mencalonkan kadernya menjadi presiden," katanya.

Yang paling penting saat ini, lanjut Syahganda, PKS harus mempersiapkan diri tampil pada Pemilu Legislatif agar mendapat dukungan suara yang besar selain mengupayakan segala cara untuk bersama mitra koalisi menyepakati pencalonan kader PKS ke pertarungan Pilpres 2014.

"Jadi memerlukan konsolidasi luar biasa apalagi ditambah upaya membangun kelayakan dari calon PKS yang terbilang figur baru," katanya.

Soal figur baru itu, sudah sepatutnya menciptakan daya juang lebih besar akibat figur lama PKS yang tergolong populer seperti Hidayat Nur Wahid tidak realistis lagi dimajukan ke pertarungan Pilpres 2014 mengingat kekalahannya pada Pemilukada DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
UU Pemilu Digugat Lagi, Batas Usia Capres Maksimal 65 Tahun & Maju Pilpres Dibatasi 2 Kali
UU Pemilu Digugat Lagi, Batas Usia Capres Maksimal 65 Tahun & Maju Pilpres Dibatasi 2 Kali

Aturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).

Baca Selengkapnya
PKS Minta Publikasi Sirekap Dihentikan, Ini Alasannya
PKS Minta Publikasi Sirekap Dihentikan, Ini Alasannya

KPU diminta tidak mempublikasikan hasil yang justru berbeda karena banyaknya temuan kesalahan.

Baca Selengkapnya
Bawaslu: Capres Menghina Lawan Bisa Kena Pidana
Bawaslu: Capres Menghina Lawan Bisa Kena Pidana

Ancaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pakar Nilai Sanksi DKPP kepada Ketua KPU Tak Pengaruhi Pencalonan Gibran
Pakar Nilai Sanksi DKPP kepada Ketua KPU Tak Pengaruhi Pencalonan Gibran

Menurutnya, paslon 02 itu juga harus diakui memiliki dua titik noda soal etik.

Baca Selengkapnya
Alur Penyelesaian Sengketa Pemilu di Indonesia, Ketahui Jenis-Jenisnya
Alur Penyelesaian Sengketa Pemilu di Indonesia, Ketahui Jenis-Jenisnya

Berikut alur penyelesaian sengketa Pemilu di Indonesia beserta jenis-jenisnya.

Baca Selengkapnya
Kisah 3 Karyawan Satu Kantor Beda Pilihan Capres Cawapres 2024, Sering Adu Argumen tapi Tidak Bermusuhan
Kisah 3 Karyawan Satu Kantor Beda Pilihan Capres Cawapres 2024, Sering Adu Argumen tapi Tidak Bermusuhan

Tak jarang mereka saling mengejek capres cawapres pilihan temannya, tapi tidak pernah berujung pertengkaran

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa
Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa

Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.

Baca Selengkapnya
Kejagung Tunjuk 15 Jaksa untuk Meneliti Berkas TPPU Panji Gumilang
Kejagung Tunjuk 15 Jaksa untuk Meneliti Berkas TPPU Panji Gumilang

Penunjukan 15 jaksa itu setelah berkas perkara diserahkan Bareskrim

Baca Selengkapnya