Tuduh SBY soal Petral, Menteri ESDM tak penuhi panggilan DPR

Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memanggil Menteri ESDM, Sudirman Said, untuk meminta klarifikasi mengenai pernyataannya yang kontroversial soal pembubaran Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Namun Sudirman yang dijadwalkan untuk hadir di Komisi VII sebelum masa reses, ternyata tidak hadir.

"Padahal sebelum saya tanda tangan udah dicek sedianya dipanggil hari ini. Rabu katanya dia ga bisa karena ketemu presiden. Makanya kita undur Kamis nyatanya dia gak datang," ujar Wakil Ketua DPR Agus Hermanto di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (21/5).

Oleh karena itu, Agus akan menjadwalkan ulang pemanggilan Menteri Sudirman untuk bisa hadir rapat bersama Komisi VII pekan depan. Sebab, menurut politikus Demokrat tersebut, hal ini sudah menyangkut harkat dan martabat bangsa.

"Ya semoga aja Senin dia dateng untuk berikan statement karena ini menyangkut harkat martabat bangsa karena berita bohong ini disebarluaskan," imbuh Agus.

Sementara itu, Agus menerangkan dari informasi diketahui bahwa Menteri Sudirman pekerjaannya mengimpor BBM sehingga masih ada hubungan antara Menteri Sudirman dengan mafia migas.

"Bahkan dia pernah menjadi Dirut ESC. Memang ESC difokuskan untuk impor BBM jadi sehingga kata-kata bahwa mafia migas berhenti di Istana seolah-olah ini DPR ga lakukan fungsi pengawasan," jelasnya.

Seperti diketahui, pemanggilan Sudirman oleh Komisi VII dimotori oleh Fraksi Partai Demokrat, setelah Presiden ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah besar karena merasa dituding oleh Menteri ESDM itu.

"Sudirman Said mengatakan bahwa pemberantasan Mafia Migas selalu berhenti di Meja SBY. Saya harap Pak Menteri ESDM melakukan klarifikasi apa yang dimaksud, karena justru saya ingin penyimpangan apapun diberantas," kata SBY lewat akun Facebooknya pekan lalu.