Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Teror Serangan Harimau di Gunung Dempo, 1 Warga Tewas dan 2 Terluka

Teror Serangan Harimau di Gunung Dempo, 1 Warga Tewas dan 2 Terluka Harimau Sumatera di Kebun Binatang Australia. ©Taronga Zoo Sydney/Handout via REUTERS

Merdeka.com - Warga yang tinggal di sekitar Gunung Dempo diteror Harimau Sumatera yang masuk ke pemukiman dan perkebunan. Petugas masih menyisiri hutan untuk mencari jejaknya agar dikembalikan ke habitatnya.

Dalam waktu sebulan, raja hutan itu telah melakukan lima kali penyerangan, di antaranya tiga terhadap manusia dan dua kasus hewan ternak. Serangan kepada manusia setidaknya telah menewaskan satu orang dan dua lainnya terluka.

Berdasarkan catatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, teror harimau Sumatera tahun ini terjadi sejak 15 November diawali dengan penemuan jejak kaki harimau di oleh warga di Dusun Margo Mulyo, Kelurahan Dempo Makmur, Pagaralam Utara, Pagaralam. Jejak kaki itu berada di sekitar kandang kambing milik Saparudin (67).

Di hari yang sama, terdengar raungan harimau di Kampung IV Gunung Dempo Pagaralam. Lalu sore harinya wisatawan dan pemetik teh melihat harimau berkeliaran di kebun teh. Warga pun sempat merekam penampakan dengan kamera ponsel.

Hingga menjelang malam, harimau kembali terpantau warga di sekitar kebun teh dan sekitar pukul sembilan malam, wisatawan yang tengah berkemah di jalur evakuasi pendakian Tugu Rimau, bernama Irfan (18) diserang. Beruntung, korban selamat dari kejadian itu.

Keesokan harinya, warga kembali melihat harimau berkeliaran di tempat yang sama. Penampakan tersebut terus terjadi selama beberapa hari hingga selanjutnya.

Serangan memastikan harimau dialami petani kopi Kuswanto (58) di Desa Pulau Panas, Kelurahan Tanjung Sakti Pumi, Lahat, pada 18 November 2019. Ketika itu, korban memotong pohon besar menggunakan gergaji mesin di dalam kawasan hutan lindung.

Malam harinya, seekor kambing warga mati dimangsa. Desa Pulau Panas berada di kawasan Kantong Harimau Jambul Nanti Patah.

Penampakan harimau di Koridor Harimau Bukit Dingin kembali terlihat di di Desa Rimba Candi, Kecamatan Dempo Tengah, Pagaralam, Jumat (29/11). Satu ekor ayam menjadi mangsa harimau tersebut.

Pada 1 Oktober 2019, warga melihat tiga ekor anakan harimau berkeliaran di Dusun Pematang Bango, Desa Curup Gare, Pagaralam Utara. Keesokan harinya, seorang petani diserang harimau di Desa Tebat Benawa, Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan, Pagaralam, hingga mengalami luka parah.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat BKSDA Sumatera Sumsel Martialis Puspito menjelaskan, habitat harimau terdapat di kawasan Kantong Harimau Bukit Dingin dan Jambul Nanti Patah yang berada di dua daerah, yakni Pagaralam dan Lahat. Saat ini, pihaknya masih di lapangan untuk memastikan lokasi penyerangan terjadi di kawasan hutan lindung atau bukan.

"Dalam waktu sebulan terakhir banyak teror harimau terjadi, baik penampakan hingga serangan yang menyebabkan korban tewas," ungkap Puspito, Rabu (4/12).

Dugaan sementara, kata dia, kemunculan harimau karena terpisah jauh dengan tiga anaknya. Jumlah harimau yang menyerang sebanyak dua ekor dari dua habitat berbeda.

"Kami imbau hindari aktivitas di sekitar koridor harimau. Kami tidak bisa pastikan kapan teror ini berakhir dan harimau itu kembali masuk ke hutan," pungkasnya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis

Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir

Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya
Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang

Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang

Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gunung Semeru dan Marapi Erupsi Lagi, Masyarakat Diminta Waspada

Gunung Semeru dan Marapi Erupsi Lagi, Masyarakat Diminta Waspada

Gunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.

Baca Selengkapnya
Menguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo

Menguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo

Kepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib

Baca Selengkapnya
Terbentuk dari Letusan Gunung Berapi, Simak Fakta Menarik Danau Maninjau di Sumatra Barat

Terbentuk dari Letusan Gunung Berapi, Simak Fakta Menarik Danau Maninjau di Sumatra Barat

Di bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Togutil, Kelompok Etnis yang Hidup secara Nomaden di Kawasan Hutan Pulau Halmahera

Mengenal Suku Togutil, Kelompok Etnis yang Hidup secara Nomaden di Kawasan Hutan Pulau Halmahera

Semakin ke sini kehidupan mereka semakin terancam. Diduga ada kaitannya dengan usaha ekspansi sumber daya alam.

Baca Selengkapnya
Membawa Pesan Pemilu Damai di Habitat Harimau Sumatera

Membawa Pesan Pemilu Damai di Habitat Harimau Sumatera

Rombongan polisi dan istri mengunjungi permukiman suku Talang Mamak untuk menyosialisasikan pemilu damai.

Baca Selengkapnya
Begini Kondisi Gunung Semeru Setelah Erupsi Menurut Badan Geologi

Begini Kondisi Gunung Semeru Setelah Erupsi Menurut Badan Geologi

Warga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Baca Selengkapnya