Tangani Semburan Lumpur, ESDM Jatim Usul Pembuatan Separator Seharga Rp150 Juta

Merdeka.com - Semburan air bercampur minyak di Perumahan Kutisari Indah Utara III/19 yang tak kunjung berhenti membuat Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menetapkan kasus tersebut sebagai status darurat. Bila sudah berstatus darurat, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim bisa mengambil langkah antisipasi terkait kejadian itu.

Kepala ESDM Jatim Setiajit mengatakan, jika wali kota menyatakan status darurat karena semburan itu ada di tengah permukiman, maka BPBD Jatim dapat mengeluarkan anggaran untuk melakukan langkah antisipasi, salah satunya dengan membuat separator untuk memisahkan kandungan yang ada dalam semburan seperti minyak, gas dan air.

Anggaran pembuatan separator tersebut sekitar Rp150 juta. Separator tersebut akan dibuat oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

"Yang menyatakan bahwa semburan lumpur itu darurat karena berada di tengah permukiman warga bisa wali kota. Setelah itu baru BPBD bisa mengeluarkan anggaran untuk membangun separator," katanya, Rabu (9/10).

Setiajit menambahkan, pihaknya akan berkirim surat ke Wali Kota Risma, agar segera menetapkan status darurat. Dengan demikian, pihaknya akan dapat berkomunikasi dengan BPBD Jatim, agar membuat separator. Separator itu pun, nantinya hanya akan bersifat sementara saja.

Sebab, dia meyakini jika semburan di perumahan warga itu nantinya akan berukuran intensitasnya. "Ukuran separator tidak begitu besar. Dan itu sifatnya hanya sementara. Karena suatu saat semburan lumpur itu juga akan menurun," imbuhnya.

Sebelumnya, semburan air bercampur minyak muncul di perumahan Kutisari Indah Utara. Semburan tersebut hingga kini masih belum berhenti. Untuk mengurangi volume air dan minyak yang keluar, petugas pun mengevakuasi sebagian air bercampur minyak ke dalam drum minyak. Setidaknya, sudah ada 40 lebih drum minyak campur air yang ditampung oleh petugas.