Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Siswa Penerima Vaksinasi di Tasikmalaya Meninggal, Ini Penjelasan Keluarga

Siswa Penerima Vaksinasi di Tasikmalaya Meninggal, Ini Penjelasan Keluarga Vaksinasi Booster Covid-19 di Puskesmas Cilandak. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Meninggalnya siswa sekolah dasar (SD) di Kota Tasikmalaya usai divaksinasi Covid-19 menyisakan luka bagi keluarga. Pihak keluarga sudah menerima penjelasan penyebab kematiannya, yaitu ada indikasi akibat demam berdarah dengue (DBD). Namun hal tersebut rupanya tidak sejalan dengan kondisi di kampung halaman yang sedang tidak musim penyakit DBD.

Paman siswa yang meninggal usai divaksinasi, Jajang Suhendar (50) menyebut bahwa keponakannya tidak mengeluhkan hal yang kaitannya dengan penyakit DBD. Selama ini, keponakannya selalu ceria seperti anak usia 10 tahun pada umumnya.

"Kalau kita tahu sakit DBD, tentunya keluarga akan secepatnya mengambil langkah atau melarang divaksin. Soalnya di sini tak ada yang DBD, kalau dibilang musim harus banyak. Ini juga baru menemukan setelah ada pemeriksaan kemarin dari rumah sakit ke korban," kata Jajang, Selasa (18/1).

Jajang mengungkapkan bahwa keponakannya sebelum divaksinasi dalam kondisi sehat, tidak menunjukan gejala apapun. Saat hendak diantarkan oleh ayahnya ke sekolah, keponakannya itu memilih untuk naik angkutan umum bersama teman-temannya.

"Pulang sekolah setelah divaksinasi juga sempat main dengan teman-temannya. Tapi pas sorenya, badannya lemas dan kejang-kejang usai mandi di rumahnya. Sempat dibawa ke Puskesmas Purbaratu tapi malah dirujuk ke RSUD dr Soekardjo dan meninggal dunia Senin (17/1)," ungkapnya.

Jajang menyebut bahwa pihak keluarga tidak akan memperpanjang persoalan meninggalnya keponakan setelah mendapatkan vaksinasi. Pihak keluarga sudah menerima kejadian tersebut sebagai takdir dari Allah SWT.

Dengan meninggalnya keponakannya itu, ia meminta agar seluruh masyarakat mendoakan agar almarhum tenang di alam barzah.

"Keluarga harapannya sudah menerima suratan dari Maha Kuasa. Dan ahli surga supaya tawakal. Kalau pihak keluarga meski sedang merasakan duka yang mendalam, sudah tak mau memperpanjang kejadian ini. Pihak keluarga sudah menerima kejadian ini dengan lapang dada," sebutnya.

Selain itu, menurut Jajang, pihak keluarga juga tidak mempermasalahkan lagi penyebab meninggalnya keponakannya itu apakah akibat dari vaksin atau DBD sesuai keterangan dokter.

"Kami sudah menerima kejadian ini dengan ikhlas meski kami masih berduka. Kami sudah menerima laporan bahwa anak kami akibat DBD dari dokter Rumah Sakit, dan memang dua hari sebelumnya usai divaksin di sekolah dan kondisinya sehat-sehat saja," jelasnya.

Meski saat ini meninggalnya keponakannya masih jadi pembahasan, Jajang enggan mempermasalahkan lebih jauh. Namun ia dan keluarga berdoa dan berharap agar kejadian serupa tidak menimpa siswa lainnya di Kota Tasikmalaya dan daerah lainnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Eli Suminar mengaku bahwa terkait adanya siswa yang meninggal setelah divaksinasi, pihaknya masih menunggu laporan resmi dari Dinas Kesehatan. Laporan tersebut nantikan akan menentukan langkah yang akan diputuskan oleh pihaknya.

"Kami belum menerima laporan secara resmi dari dinas kesehatan berkaitan seorang siswa kelas V salah satu Sekolah Dasar SD di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya, yang sempat kritis dua hari dan meninggal dunia usai menerima vaksin," ucapnya kepada wartawan.

Eli membenarkan bahwa siswa yang meninggal sebelumnya mengikuti kegiatan vaksinasi pada Sabtu (15/1). Namun pihaknya belum mengetahui apakah hal tersebut kaitannya dengan vaksinasi atau bukan.

Meski kabar meninggalnya siswa tersebut akibat DBD sudah diketahuinya, Eli menyebut bahwa pihaknya akan tetap menunggu laporan resmi dari Dinas Kesehatan.

"Tentunya itu memerlukan adanya penelusuran yang pasti, untuk memastikan penyebab meninggal dunianya, apakah karena faktor vaksin atau bukan. Itu katanya DBD, tetapi saya tetap masih menunggu hasil laporan secara resmi. Karena kita tidak bisa bergerak apapun tanpa adanya keterangan dari Dinas Kesehatan," sebutnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangkat membenarkan bahwa ada seorang siswa SD yang meninggal dunia usai divaksinasi. Meski begitu, ia belum bisa memastikan bahwa penyebab meninggalnya siswa tersebut adalah akibat mendapatkan vaksinasi.

Usai menerima kabar meninggalnya siswa itu, Uus mengaku bahwa pihaknya langsung melakukan pengecekan, khususnya analisa dokter terkait penyebab kematiannya.

"Jadi pada awalnya korban itu diduga mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) murni. Sebelum dirawat kondisinya itu mengalami kejang dan penurunan kesadaran. Saya juga sudah bicara panjang lebar dengan dokter bagian perawatan intensif. Ketua (Komda) KIPI (Kota Tasik) dan (dokter) spesialis anak menyampaikan kepada saya, setelah dilakukan pemeriksaan diketahui ada penyakit lain yang mendasarinya," kata Uus, Selasa (18/1).

Ia menjelaskan bahwa siswa tersebut diduga mengalami KIPI koinsiden setelah imunisasi, namun bukan akibat vaksinasi, tapi karena ada penyakit lain.

"Diduga korban saat vaksinasi Covid-19 sedang mengalami masa inkubasi serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD)," jelasnya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka

Pelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka

Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam

Baca Selengkapnya
Puluhan Siswa SDIT di Garut Keracunan Makanan

Puluhan Siswa SDIT di Garut Keracunan Makanan

Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kisah Siswa Kelas 5 SD di Palembang Jualan Keripik demi Hidupi 3 Adik dan Nenek

Kisah Siswa Kelas 5 SD di Palembang Jualan Keripik demi Hidupi 3 Adik dan Nenek

Tanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Begini Kondisi Terkini Siswi SMP di Lampung yang Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Begini Kondisi Terkini Siswi SMP di Lampung yang Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Sejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.

Baca Selengkapnya
Ibunya Sudah Meninggal, Siswi SD ini Rawat Adiknya Hingga Sekolah pun Sambil Menggendongnya

Ibunya Sudah Meninggal, Siswi SD ini Rawat Adiknya Hingga Sekolah pun Sambil Menggendongnya

Kisah siswi SD yang merawat adiknya usai ibunya meninggal begitu menyentuh hati. Dia bahkan sampai membawanya ke sekolah.

Baca Selengkapnya
Viral Perjuangan Siswa di Samosir untuk Sekolah, Berangkat Jalan Kaki saat Hari Masih Gelap

Viral Perjuangan Siswa di Samosir untuk Sekolah, Berangkat Jalan Kaki saat Hari Masih Gelap

Viral perjuangan siswa di Samosir harus berjalan kaki menuju sekolah dalam keadaan hari masih gelap.

Baca Selengkapnya
Mata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan

Mata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan

Kejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.

Baca Selengkapnya
Siswi SMP Disekap dan Diperkosa di Lampung, 4 Buronan Dibantu Keluarga Kabur dari Kejaran Polisi

Siswi SMP Disekap dan Diperkosa di Lampung, 4 Buronan Dibantu Keluarga Kabur dari Kejaran Polisi

Polisi masih memburu empat buronan penyekap dan pemerkosa siswi SMP inisial NA.

Baca Selengkapnya