Siswa Dianiaya Senior, ATKP Makassar Serahkan Penyelesaian ke Jalur Hukum
Merdeka.com - Kasus kekerasan dialami siswa Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Aldama Putra (19). Dia dianiaya seniornya Muhammad Rusdi (21) hingga meninggal dunia.
Direktur ATKP Makassar, Agus Susanto, mengatakan telah menyerahkan penanganan kasus ini pada kepolisian untuk ditindaklanjuti.
"Kita serahkan sesuai prosedur hukum berlaku. Di internal kami juga punya prosedur, jadi kami pegangnya aturan berlaku," kata Agus saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/2).
Agus memastikan pihak sekolah sudah sangat tegas membuat aturan dan mengimbau para siswa untuk tidak melakukan kekerasan. Sehingga, dia tidak sepakat jika dikatakan kasus yang dialami Aldama karena pembiaran.
"Tidak benar. Kami tidak pernah anjurkan itu, memfasilitasi itu dan sebagainya," jelasnya.
Saat kejadian, kata Agus, pelaku berjumlah satu dan tidak ada yang membantu. Terkait sanksi, dia menegaskan sejak awal pihak sekolah sudah tegas soal aturan jika siswa melakukan pelanggaran.
"Dari awal dia masuk sudah kita beri tahu aturan da dia sudah buat pernyataan tidak melakukan pelanggaran dan di situ ada sanksinya. Dan kita juga sudah edarkan dilarang lakukan tindak kekerasan," katanya.
Aldama dianiaya karena persoalan sepele. Saat kembali ke asrama, Aldama kedapatan masuk kampus menggunakan sepeda motor tapi tidak menggunakan helm.
Dia langsung dipanggil seniornya. Sesampainya di dalam ruangan, Aldama langsung diperintahkan melakukan sikap sujud taubat.
Setelah Aldama melakukan sikap taubat itu, dadanya langsung dipukul berkali-kali hingga akhirnya tumbang dan pingsan. Rusdi dan teman-temannya panik, kemudian berusaha memberikan pertolongan pertama dengan memberikan napas buatan dan minyak kayu putih.
Kemudian Aldama dibawa ke Rumah Sakit Sayang Rakyat. "Namun nyawa korban tidak terselamatkan pada Minggu (3/2) malam," kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo.
Pihak keluarga menuntut kasus penganiayaan itu dibuka. Apalagi, laporan pertama pihak sekolah pada keluarga, Aldama jatuh terpeleset di kamar mandi. Padahal sekujur tubuhnya banyak luka lebam.
"Saya periksa semua badannya, ada luka-luka kepalanya, jidatnya, memar di perut dan tangannya. Saya berpikir tidak wajar kematian anak saya. Namun pihak ATKP mengatakan anak saya jatuh di kamar mandi. Hasil visum terbukti ada tindakan penganiayaan," kata ayah Aldama, Daniel Pongkala.
Kepolisian terus mengembangkan kasus meski telah menetapkan satu orang pelajar senior menjadi tersangka. Kementerian Perhubungan sebagai pemilik sekolah juga sedang membentuk tim untuk melakukan investigasi kematian Aldama.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaAmanda menuturkan selama kasusnya berjalan di kepolisian, korban sama sekali tidak mendapat perlindungan dari pihak kampus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyelenggaran PSU di 10 TPS di Kota Makassar akibat adanya warga yang tidak masuk dalam DPT dan DPTb tetapi mencoblos saat Pemilu 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaMG menyebut permasalahannya dianggap selesai karena hanya terjadi miskomunikasi.
Baca SelengkapnyaBukan karena tidak lulus sidang skripsi, ia menangis karena dosen pengujinya mirip ayahnya yang sudah tiada.
Baca SelengkapnyaPara pelaku juga menuding AK sebagai pengguna narkoba dan akan ditangkap.
Baca SelengkapnyaTanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaWira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.
Baca Selengkapnya