Sandi Nilai Perlu Ada Kajian Komprehensif Jika Ibu Kota Ingin Dipindah
Merdeka.com - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi wacana pemindahan Ibu Kota negara di luar Jawa untuk pemerataan ekonomi. Sandiaga ingin hal tersebut dikaji secara komprehensif dari segala aspek.
"Ini wacana yang sudah berulang kali disampaikan, dan menurut saya harus ada kajian yang komprehensif dan harus dilihat juga bukan hanya dari aspek tata kota, tata ruangnya, tetapi juga dari aspek ekonomi, sosial, budaya, politik," kata Sandi di Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur, Selasa (30/4).
Sandi menuturkan, wacana tersebut sudah muncul sejak era Presiden Soekarno bahwa Ibu Kota akan dipindah ke Palangkaraya. Maka dari itu, perlu ada kajian mendalam. Apalagi, saat ini telah masuk revolusi industri 4.0 dengan penggunaan teknologi digital guna memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Jadi kalau kita memindahkan fisik ibu kota itu harus dilihat juga dari relevansinya dari segi cost, biayanya berapa, dan apakah efektif apalagi sekarang kita sudah punya semuanya dengan layanan digital, jadi tidak dengan secara layanan secara fisik," tuturnya.
Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu ingin Bappenas mensosialisasikan kajian yang sudah ada kepada masyarakat. Dia pun mengamati proyek pemindahan Ibu Kota di sejumlah negara. Antara lain Kuala Lumpur, Amerika Serikat, Australia dan Myanmar.
Dari situ, pemerintah mesti mengkaji secara menyeluruh dari ketahanan ekosistem dan ekologi. Kemudian, berapa idealnya wilayah Jakarta menampung jumlah penduduknya.
"Tetapi yang kembali lagi menurut saya harus dikembalikan juga ke masyarakat karena ini keputusan yang sangat strategis, jadi harus ada Referendum, kalau kita mau pindahkan ibu kota itu berapa yang setuju," imbuh Sandi.
"Berapa yang mendukung dan itu yang harus dilakukan, melibatkan masyarakat dan kepentingan masyarakat diutamakan, kepentingan strategis diutamakan, lapangan kerja tercipta, biaya hidup bisa terjangkau, ini bisa menjadi fokus kita," tambahnya.
Sandiaga belum bisa menjawab setuju tidaknya pemindahan ibu kota. Sebab kajian kajian wacana tersebut belum disampaikan secara komprehensif.
"Dan menurut saya ini bukan soal Sandiaga Uno setuju atau tidak, tetapi semua masyarakat harus kita ajak dalam konsesus bersama, karena ini keputusan yang selalu bersama buat bangsa kita," tandasnya.
Rencana pemindahan ibu kota negara sendiri sudah disetujui Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi memilih ibu kota negara ditempatkan di luar Jawa demi pemerataan ekonomi.
Pemindahan ibu kota negara menelan biaya yang tidak sedikit. Ada dua skema pemindahan yang diusulkan Bappenas, yaitu skema rightsizing dan tidak. Dengan skema rightsizing, biaya yang diperlukan sekitar Rp 323 triliun dan untuk skema non-rightsizing sekitar Rp 466 triliun.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seperangkat Teknologi Keren Wajib Diboyong saat Mudik Lebaran Bikin Orang Kampung Melongo
Berikut adalah deretan teknologi terbaru yang cocok dibawa ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi Teknologi Merambah Mesin Sangrai Kopi, Apa Keunggulannya?
Industri mesin sangrai kopi pun kini turut berkembang mengikuti perubahan zaman.
Baca SelengkapnyaPengertian Iptek menurut Para Ahli, Ketahui Manfaat dan Dampaknya di Era Modern
Merdeka.com merangkum informasi tentang pengertian iptek menurut para ahli yang wajib diketahui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Silaturahmi dengan Para Nyai, Gibran Dorong Santri Harus Melek Teknologi
Gibran Rakabuming Raka mengajak Ibu Nyai untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia santri.
Baca SelengkapnyaKemenkumham Ajak Humas Kuasai Teknologi Lewat Gelaran What's Up
Dalam era digital saat ini, peran humas menjadi semakin krusial. Penting bagi praktisi humas untuk menguasai teknologi, bukan sebaliknya.
Baca SelengkapnyaPolri Bersiap Tugas di IKN, Gunakan Teknologi Sesuai Konsep Wilayah
Kehadiran polisi yang bertugas dengan menyesuaikan perkembangan teknologi diyakini dapat memaksimalkan pelayanan masyarakat.
Baca SelengkapnyaWarga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaPesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat
Jokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.
Baca SelengkapnyaAkhirnya Terungkap, Begini Kronologi Menteri Bahlil Cabut Ribuan Izin Tambang
Satgas dapat memutuskan pencabutan izin usaha tambang dengan rekomendasi yang telah disepakati.
Baca Selengkapnya