Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ratusan warga Tionghoa miskin di Aceh gembira dapat angpao

Ratusan warga Tionghoa miskin di Aceh gembira dapat angpao tionghoa di banda aceh. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Saat menginjakkan kaki di sekitar Peunayong, Banda Aceh. Ada nuansa lain di banding sudut kota Banda Aceh lainnya. Deretan pertokoan yang ada di Peunayong kesannya seperti bukan di Aceh. Akan tetapi, seperti di negeri tirai bambu, Cina.

Pertokoan yang mayoritas dihuni oleh keturunan Tionghoa, banyak hiasan khas cina berwarna merah terpampang di depan. Sehingga tersirat dalam alam bawah sadar kita bahwa di sini adalah tempatnya bermukim etnis tionghoa.

Ternyata benar adanya, bangunan yang berarsitektur nuansa Cina sebenarnya sudah berada sejak abad 19. Ini menunjukkan bahwa Peunayong yang dihuni oleh Cina sudah lama ada. Kota ini terletak sekitar 5 Km dengan Masjid Raya Baiturrahman, kini menjadi pusat perbelanjaan rempah-rempah dan bahan pokok. Penjual pun mayoritas etnis tionghoa di kawasan itu.

Salah seorang warga tionghoa, Hendry mengaku, dia bersama etnis China lainnya sudah menetap di Aceh sejak dia lahir. Kehidupan mereka pun terbuka dengan masyarakat pribumi. Bahkan mereka saling berkunjung untuk membangun silaturrahmi.

"Mayoritas kita pedagang, kita sangat terbuka dengan pribumi, kita saling bersilaturrahmi," ujar Hendri, Jumat (31/1) di Banda Aceh.

Ternyata tidak semua etnis tionghoa memiliki pendapatan yang cukup. Di Banda Aceh juga terdapat warga Cina yang miskin. Setiap harinya ada diantara mereka yang menjadi buruh kasar, seperti menarik becak, kuli bangunan, berdagang di kaki lima dan sejumlah pekerjaan lainnya.

Kendati demikian, mereka tetap mendapat perhatian dari warga Cina lainnya yang hidup lebih mapan. Sebut saja Yayasan Hakka Aceh. Sehari sebelum perayaan Imlek. Yayasan tersebut membagi-bagikan angpao untuk warga Cina yang miskin.

Sedikitnya ada 120 orang warga Cina miskin mendapatkan rezeki ampau. Setiap angpao yang diberikan berjumlah Rp 200 ribu. Terlihat warga miskin Cina itu antusias menerima ampau tersebut.

"Ini sekedar untuk membantu mereka yang kekurangan, cukuplah untuk sedikit meringankan beban mereka," imbuh Sekretaris Yayasan Hakka Aceh, Sheilisa. Dia juga ikut terjun langsung membagi-bagikan angpao di kantor Hakka.

Menurut literatur yang ada. Masuknya warga China ke Banda Aceh sejak abad 17 lalu. Aceh dan China memiliki hubungan yang baik. Mereka datang ke Aceh pada awalnya sebagai pedagang musiman. Kemudian mereka menetap dan menjadi pedagang permanen.

Etnis Cina yang datang ke Aceh mulanya menetap di Pelabuhan yang tidak jauh dari Peunayong. Lalu mereka memilih untuk menetap berdagang secara permanen di Peunayong.

Vihara Dharma Bhakti yang terletak di jalan T Panglima Polem menjadi saksi keberadaan etnis Cina di Aceh. Vihara tersebut dibangun pada tahun 1937. Mulanya Vihara itu terletak di pinggir pantai Ulee Lheue. Akibat erosi, Vihara itu lalu dipindahkan ke tempat sekarang bersamaan dengan kota Banda Aceh yang dulunya juga berada di Ulee Lheue.

"Benar, dulu di Ulee Lheue, karena erosi, dipindahkan sekitar tahun 70-an gitu, termasuk kota Banda Aceh ikut dipindahkan," ungkap Ketua Vihara Dharma Bhakti, Herman.

(mdk/ian)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Warga Aceh Utara Tolak Pengungsi Rohingya

Warga Aceh Utara Tolak Pengungsi Rohingya

Warga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Rumbia, Buah Pohon Sagu Favorit Masyarakat Aceh yang Penuh Khasiat

Mencicipi Rumbia, Buah Pohon Sagu Favorit Masyarakat Aceh yang Penuh Khasiat

Buah yang dihasilkan dari pohon sagu tersebut kerap dijadikan rujak, asinan, hingga manisan oleh masyarakat Aceh sejak zaman dulu.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak

Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak

MPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengungsi yang Tiba di Aceh Timur Tak Hanya Etnis Rohingnya, Ada Warga Bangladesh

Pengungsi yang Tiba di Aceh Timur Tak Hanya Etnis Rohingnya, Ada Warga Bangladesh

Pengungsi yang berlabuh di Gampong Seunebok Baroh, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur, pada Kamis (14/12) dini hari, ternyata tidak semuanya etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya
Polisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan

Polisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan

Sebanyak sebelas pengungsi Rohingya diperiksa penyidik Polresta Banda Aceh.

Baca Selengkapnya
Sejarah Desa Alur Jambu Aceh Tamiang, Sudah Ditinggalkan Warganya Akibat Diganggu Mahluk Halus

Sejarah Desa Alur Jambu Aceh Tamiang, Sudah Ditinggalkan Warganya Akibat Diganggu Mahluk Halus

Sebuah pedesaan di Aceh Tamiang sudah tak lagi dihuni warganya akibat gangguan mahluk halus.

Baca Selengkapnya
6 Mayat Perempuan Pengungsi Rohingya Ditemukan Mengapung di Laut Aceh Jaya

6 Mayat Perempuan Pengungsi Rohingya Ditemukan Mengapung di Laut Aceh Jaya

Badan SAR Nasional Banda Aceh kembali menemukan enam mayat diduga pengungsi Rohingya mengapung di perairan laut Kecamatan Indra Jaya, Aceh Jaya, Senin (25/3).

Baca Selengkapnya
Ibu dan Dua Anaknya Meninggal dalam Posisi Berpelukan akibat Kebakaran Rumah di Aceh Tamiang

Ibu dan Dua Anaknya Meninggal dalam Posisi Berpelukan akibat Kebakaran Rumah di Aceh Tamiang

Seorang ibu rumah tangga bernama Dewi (37) dan dua anaknya meninggal dunia saat rumah yang mereka tempati di Gampong Sungai Kuruk III, Seruway, Aceh Tamiang.

Baca Selengkapnya
Aceh Diguncang 1.202 Gempa Sepanjang 2023

Aceh Diguncang 1.202 Gempa Sepanjang 2023

Sebanyak 1.202 gempa bumi terjadi di wilayah Aceh.

Baca Selengkapnya