Kasus ABG Bunuh Bocah, Kak Seto Ingatkan Orangtua Awasi Pertumbuhan Psikologis Anak
Merdeka.com - Tindakan kriminal remaja NF (15) membunuh bocah perempuan (6) mengagetkan banyak pihak. Psikolog Anak, Seto Mulyadi atau Kak Seto, menilai munculnya kasus tersebut karena lemahnya peran lingkungan sosial di tempat tinggal pelaku untuk mengawasi tumbuh kembang anak.
"Saya kira anak ini mengalami gangguan kejiwaan di mana tak ada lagi perhatian dan dukungan dari lingkungannya, jadi pelariannya ke gawai menonton tayangannya yang berpengaruh kekerasan itu," kata Kak Seto saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (8/3).
Kak Seto menambahkan, indikasi itu dilihat dari pengakuannya membunuh tanpa rasa penyesalan.
"Dia tak berempati sama sekali tak merasa bersalah juga, dia hanya melakukan apa pun untuk memberi kepuasan," kata Kak Seto.
Berkaca pada kasus ini, sambung Kak Seto, sudah seharusnya program tentang pemberdayaan warga yang disosialisasikan sejak 2012 benar-benar dihidupkan. Di mana lembaga seperti RT dan RW harus mampu menjadi wadah paling efektif untuk mengawasi tumbuh kembang anak lingkungan tempat tinggalnya.
"Jadi tambahkan seksi perlindungan anak di keorganisasian RT/RW yang bertugas mengumpulkan warga untuk mengingatkan saling peduli dengan anak dengan mendidik anak tanpa kekerasan dan pembiaran," jelas Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini.
Kak Seto juga mengingatkan kepada orangtua untuk kerap mengawasi pertumbuhan psikologis sang anak di tengah dunia yang serba terkoneksi. Melalui gawai anak dapat tumbuh positif, namun sebaliknya hal itu dapat berpengaruh buruk dan sangat berbahaya.
"Ini menjadi peringatan keras kepada kita semua, karena dampaknya bisa seperti ini, karena ada reaksi. Jadi dalam teori hukum terhadap anak, selain menjadi pelaku, anak juga sebagai korban, korban yang menjerumuskan mereka menjadi pelaku kriminal, kita harus introspeksi," sambung Kak Seto.
Seperti diberitakan sebelumnya, Polres Metro Jakarta Pusat merilis kasus pembunuhan dilakukan remaja wanita berusia 15 tahun di Sawah Besar. Pelaku mengaku kepada polisi telah membunuh bocah 6 tahun dengan menenggelamkannya di bak mandi.
Setelah tewas, korban disimpan di lemarinya hingga warga yang curiga menganggap balita tersebut telah diculik. Polisi menduga pelaku mengalami sakit kejiwaan karena tak ada penyesalan atas tindakan kejinya malah mengaku puas.
Reporter: M Radityo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu pembunuh bocah lima tahun AAMS, SNF (26) di Bekasi menjalani pemeriksaan psikologi di RS Polri Kramat Jati dua hari lalu.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Beras pada tahun 2023 kembali dilanjutkan dengan penyaluran program yang sama untuk tahun 2024.
Baca SelengkapnyaAtikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pendiri FOI, Wida Septarina Wijayanti mengungkapkan kerja sama ini diharapkan mampu mewujudkan berkomitmen untuk mengatasi ketimpangan pangan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga meminta para elit politik dan para pendukungnya bersama-sama untuk meninggalkan saling menghasut, saling mencela.
Baca SelengkapnyaMengingat program ini hanya ditujukan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdata di Kementerian Sosial.
Baca SelengkapnyaSistem kekebalan tubuh yang belum sempurna serta usia anak menyebabkan kondisi batuk pilek rentan terjadi pada anak. Ketahui cara tepat untuk menanganinya.
Baca SelengkapnyaAtas rekomendasi dokter, ibu muda rekomendasi dokter, ibu muda itu membutuhkan perawatan sekitar dua minggu.
Baca Selengkapnya"Maret- April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai. Angin kencang ya, tidak harus memutar, tetapi angin kencang pun juga bisa terjadi," ujar Dwikorita
Baca Selengkapnya