Jembatan ambruk, siswa SD di Sragen bertaruh nyawa saat ke sekolah
Merdeka.com - Puluhan siswa dan guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jetis III, Dukuh Kembang, Sambiroto, Sragen, Jawa Tengah, harus berjuang melawan bahaya lantaran mesti menerjang sungai berarus deras buat mencapai sekolah. Penyebabnya, satu-satunya jembatan biasa mereka lalui roboh diterjang banjir sejak setahun lalu, dan belum diperbaiki hingga saat ini.
Buat mencapai sungai dan sekolah, para siswa dan guru masih harus melewati jalan setapak terjal dan curam sejauh tiga kilometer. Namun saat musim hujan seperti ini, lagi-lagi bahaya mengintai. Banjir yang sewaktu-waktu datang, bisa menyeret mereka. Para siswa pun terpaksa memilih tidak masuk sekolah.
Aris Sugiyanto, salah satu guru di sekolah itu mengatakan, ada sekitar 20 siswa yang selama ini kesulitan mencapai lokasi sekolah. Mereka tinggal di Dukuh Sejeruk, Desa Musuk. Padahal sekolah mereka berada di Dukuh Kembang, Desa Jetis. Kedua desa dipisahkan oleh Sungai Sejeruk, yang saat ini jembatannya ambruk.
"Ada sekitar 20 siswa yang berangkat dan pulang sekolah selalu menyeberangi Sungai Sejeruk. Sudah setahun ini jembatannya ambrol terkena banjir," kata Aris, Rabu (30/3).
Aris menambahkan, warga sebenarnya sudah membangun jembatan alternatif buat penyeberangan warga. Namun, jembatan selalu roboh diterjang besarnya arus saat banjir datang. Menurut dia, ada dua jembatan yang sudah dibangun warga, yakni jembatan beton dan terakhir jembatan bambu.
"Dua jembatan yang kita bangun secara swadaya sudah roboh semua, karena banjirnya besar. Sehingga terpaksa kita menyeberangi Sungai Sejeruk ini," ucap Aris.
Aris melanjutkan, buat memastikan keamanan para siswa, para guru dibantu warga biasanya mengawasi siswa saat menyeberang. Meski berbahaya, menyeberangi sungai menjadi pilihan terakhir. Sebab, jika melewati jalan umum, mereka harus memutar sampai sejauh 15 kilometer.
"Kalau memutar jauh mas, bisa 15 kilometer, di sini tidak ada angkutan umum. Kita mau naik apa?," ujar Anis.
Siswa seberangi sungai di Sragen ©2016 merdeka.com/arie sunaryo
Salah satu siswa kelas VI SDN Jetis III, Muhammad Hariyanto, mengaku sebenarnya dia takut saat menyeberangi sungai. Apalagi saat ini musim hujan dan permukaan air sedang tinggi. Jika turun hujan, kata dia, dipastikan air sungai akan meluap sehingga tidak bisa dilewati.
"Kalau hujan terus kita enggak bisa nyeberang, gimana nanti. Sebentar lagi kita kan mau ujian nasional (UN). Apa nanti saya menginap di sekolah saja pas ujian," kata Hariyanto.
Ditemui terpisah, Kepala Desa Jetis, Priyono mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat supaya membangun jembatan darurat.
"Awal bulan Maret warga dua desa mulai membangun jembatan sesek (bambu) secara swadaya. Semoga cepat selesai dan tidak diterjang banjir lagi seperti jembatan sebelumya," kata Priyono.
Priyono menambahkan, pemerintah desa sebenarnya sudah mengajukan permohonan pembangunan jembatan permanen ke Pemerintah Kabupaten Sragen. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian. Pihak Pemkab Sragen, kata dia, beralasan terkendala pengadaan lahan.
"Pemerintah desa sempat beberapa kali dipanggil oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Sragen. Bahkan, petugas teknis dari DPU sudah melakukan survei lokasi tetapi. Namun, sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya," ujar Priyono.
Sementara itu Bupati Sragen, Agus Fatchurahman, beralasan kesulitan membangun jembatan Sungai Sejeruk. Sejumlah kendala dihadapi di antaranya tanah di lokasi sangat labil dan rawan longsor. Dia pun menyatakan pihaknya tidak akan membangun kembali jembatan itu.
"Lokasinya tidak bagus. Tanahnya labil dan rawan longsor. Ini berbahaya kalau kita bangun jembatan. Atas pertimbangan itu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen juga tidak memasukkan dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kabupaten tahun 2015-2016," kata Agus.
Kendati demikian, Agus hanya berjanji akan mencari lokasi jembatan baru yang tepat. Namun, dia memastikan jembatan belum akan dibangun tahun ini.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan
Kejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.
Baca SelengkapnyaBangunan SD Negeri di Lumajang Ambruk Diterjang Hujan dan Angin Kencang
Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah Pilu Siswa SD di Serang, Demi Sekolah Bertaruh Nyawa Sebrangi Sungai Besar dengan Rakit hingga Harus Berenang
Setiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca SelengkapnyaDua Ruang Kelas Ambruk, Siswa SDN Kedaung Terpaksa Belajar Bergantian
Bangunan ambruk karena kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.
Baca SelengkapnyaHeroik! Siswa SD Lolos dari Penculikan & Pencabulan, Tendang Kemaluan Pelaku & Renang di Sungai Arus Deras
Peristiwa itu bermula saat korban pulang sekolah berjalan kaki seorang diri di kawasan Sematang Borang, Palembang,
Baca Selengkapnya11 Kali Beraksi, Pembobol Spesialis Sekolah Dasar Diciduk
Modusnya masuk dengan merusak pintu dengan mencongkel jendela ruangan.
Baca SelengkapnyaIbunya Sudah Meninggal, Siswi SD ini Rawat Adiknya Hingga Sekolah pun Sambil Menggendongnya
Kisah siswi SD yang merawat adiknya usai ibunya meninggal begitu menyentuh hati. Dia bahkan sampai membawanya ke sekolah.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka
Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca Selengkapnya