ISIS Kalah di Suriah, Waspadai Penyebaran Ideologinya di Indonesia
Merdeka.com - Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah kalah. Meski begitu ideologi khilafah dan kekerasan yang selama ini diusung organisasi tersebut tetap harus diwaspadai.
Apalagi, ideologi itu sudah banyak menyebar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Belum lagi para mantan anggota ISIS akan kembali ke negara asalnya.
"Mereka memasukkan gagasan khilafah yang didesain seperti itu dengan tujuan mengacak-acak Indonesia," ujar Wakil Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Ali M. Abdillah dalam keterangannya, Selasa (2/4).
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada November 2018 mengungkapkan sekitar 700 WNI tergabung menjadi pejuang ISIS. Sementara, berdasarkan data intelijen, ISIS memiliki sebanyak 31.500 pejuang asing, termasuk dari Indonesia.
Meski ISIS telah kalah di Suriah, lanjut Ali, ideologi mereka yang sudah terlanjur menyebar harus diwaspadai. Artinya, masyarakat awam yang menjadi sasaran penyebaran ideologi itu perlu kita pagari.
Terlebih di era media sosial (medsos) ini, ia menjelaskan bahwa counter yang baik adalah dengan mengimbangi gerakan dan langkah kelompok radikal dengan menetralisir isu-isu yang dilempar di medsos dan langsung direspons secara argumentatif.
"Kalau mereka menggunakan dasar Alquran dan hadits, maka kita juga harus melakukan itu. Kalau argumentasi sejarah, maka kita juga harus bisa menyampaikan itu. Kalau hanya argumentasi rasional, maka kita juga harus bisa memainkan argumentasi rasional itu," jelasnya.
Menurutnya, kelompok mayoritas seperti Nahdlatul Ulama (NU), lembaga formal, nonformal dan organisasi kemasyarakatan harus bersama melakukan langkah strategis dalam dalam meng-counter gagasan khilafah. "Dari pusat sampai daerah, NU konsisten dengan perjuangan ini, termasuk badan otonomi dan lembaga-lembaga di bawahnya," ungkap Ali.
Upaya lainnya, terang Ali, harus ada tindakan tegas kepada orang atau pihak yang terbukti mengusung khilafah di Indonesia seperti HTI yang telah dilarang oleh pemerintah. Artinya harus ada kerjasama dari pihak keamanan ketika ada gagasan atau ajaran yang tidak relevan agar dilakukan tindakan preventif.
Jebolan S3 UIN Syarif Hidayatullah ini mengungkapkan, sinergi dengan pihak keamanan sangat penting. Menurutnya, harus dilakukan semacam road show ke daerah-daerah untuk memberikan pencerahan kepada generasi muda, baik mahasiswa dan masyarakat umum.
"Mereka harus diberikan 'senjata' untuk meng-counter di medsos berupa tulisan, meme, video pendek. Ini sangat bagus sekali. Setelah pikiran mereka kita isi dengan basic spiritual, lalu kemampuan teknik untuk meng-counter di medsos juga dilatih dengan teknik-teknik teknologi terbaru," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Islam Raih Penghargaan dari Imam Besar Rusia Setelah Selamatkan 100 Orang dari Serangan Penembakan: Ini Cara Orang Tua Mendidik Saya
Penembakan massal di gedung konser tersebut menewaskan lebih dari 100 orang.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Karyawan KAI Pendukung ISIS: Aktif Sebarkan Konten Propaganda Terorisme
Kasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaPernah Ikut Baiat ISIS, Tiga Napi Teroris di Makassar Bersumpah Setia NKRI
Tiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF
Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaBegini Potret Naskah Proklamasi Berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949, Pemberontakan Bersejarah Pasca Kemerdekaan
Naskah proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949 menjadi saksi bisu pemberontakan pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni Lima Napi Lapas Salemba Kasus Terorisme yang Ikrar Janji Setia kepada NKRI
Turut hadir pula Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Tonny Nainggolan.
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaUlama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud
Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca Selengkapnya